Kisah pilu yang dijalani oleh gadis yatim piatu dihari pernikahananya sendiri.
Suami yang tega menyewakan dirinya pada lelaki diluaran sana yang belum tentu ia kenal.
Tapi siapa sangka, ia justru dipertemukan oleh salah satu CEO terbesar di Asia yang telah menyewa dirinya.
bagaimanakah kisah kehidupan gadis cantik tersebut?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Gio dan Albert
😭 Please VOTE Karya Mamie 😭
***
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Gio yang berada di sebuah restoran didampingi asistennya Aska kini sedang menunggu salah satu pembisnis yang akan bekerjasama dengan perusahaan nya, siapa lagi jika bukan Albert Kaleo.
Gio yang sedari tadi diam sama sekali tidak berpikir tentang bisnis yang akan dijalaninya bersama perusahaan Albert, Gio justru malah memikirkan bagaimana hubungan Dara dan lelaki yang akan ditemuinya malam ini.
"Boss itu Tuan Albert" Ucap Aska yang menunjukkan dua orang lelaki yang tak lain Albert dan juga Mike asistennya.
Seketika Gio merasa gelisah, ia tidak tau bagaimana harus bersikap pada Albert nanti.
Aska berdiri untuk menyambut Albert dan Mike seperti yang biasa mereka lakukan.
Gio yang melihat asistennya berdiri pun tersadar bahwa mereka harus menyambut kedua pria itu.
Albert dan Mike menghampiri meja mereka, kedua pria itu menyapa Gio dan juga Aska terlebih dahulu.
"Selamat malam, maaf membuat kalian menunggu" Ucap Albert dengan senyum yang selalu terpancar dibibirnya.
Aska melirik boss nya yang sedari diam saja, biasanya Gio membalas sapaan dari rekan bisnis nya tapi kali ini tidak. Aska pun berinisiatif duluan.
"Tidak apa apa Tuan kami juga baru sampai beberapa menit yang lalu, silahkan duduk"
Mereka pun duduk saling berhadap hadapan.
Aska melirik boss nya yang masih tidak mengeluarkan suara, Gio nampak tidak bersemangat dengan kedatangan pemilik perusahaan AK Group tersebut, padahal seharusnya Gio menyambut mereka dengan suka cita karna ini adalah kesempatan besar bagi perusahaan mereka.
"Boss apa kita pesan makanan dulu?" Bisik Aska di telinga bossnya.
Gio hanya mengangguk menanggapi ucapan Aska, ia masih tak mengeluarkan suara.
Aska berdehem mengusir rasa canggung yang ada.
"Ehm... Tuan-Tuan bagaimana jika kita pesan makanan terlebih dahulu?"
"Boleh juga" Jawab Albert.
Aska pun memanggil salah satu pelayanan untuk memesan makanan.
Setelah itu pelayan pun kembali setelah mereka menyebutkan makanan yang mereka pesan.
Albert yang melihat Gio membisu sedari tadi hanya tersenyum kecut, ia tahu jika Gio sebenarnya tidak ingin bertemu dengan dirinya, entah lelaki itu malu atau hanya sekedar malas.
"Sembari menunggu pesanan lebih baik kita mendiskusikan bisnis yang akan kita rencanakan" Ujar Albert yang memulai pada inti pembicara.
Mereka pun berbincang mengenai bisnis yang telah direncanakan, disini Aska yang lebih banyak menjelaskan tentang rencana yang ia sudah buat dengan boss nya tersebut, sedangkan Gio hanya menimpali sesekali.
Albert juga banyak menyumbang ide untuk kerjasama mereka.
Gio bahkan dibuat sedikit kagum dengan ide ide yang dikeluarkan Albert, tidak salah jika pemilik perusahaan ternama itu memiliki ide-ide cemerlang, mengingat dirinya mempunyai banyak perusahaan di Asia.
Kadang Gio terlihat tidak fokus pada pembicaraan yang sedang mereka langsungkan.
"Bagaimana menurutmu boss?" Tanya Aska pada Gio yang berada disebelahnya.
Gio diam, ia nampak sedang melamun dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Boss" Aska menepuk bahu atasannya tersebut karna tidak mendapat sahutan dari Gio.
Gio tersadar saat Aska menepuk pundaknya.
"Hah? A-ada apa?" Sahut Gio dengan terbata bata.
Aska menghela nafas berat, ternyata sedari tadi Gio tidak mendengarkan apa yang ia katakan, Aska pun menjelaskan kembali yang ia ucapkan sebelumnya.
Gio nampak memperhatikan kali ini, ia tidak banyak bicara, Gio hanya setuju setuju saja dengan apa yang telah mereka rencanakan.
Pembicaraan mereka terjeda saat pelayan membawakan makanan yang telah mereka pesan.
Setelah selesai makan mereka pun melajutkan perbincangan yang sempat terjeda itu sampai waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
"Mungkin itu saja yang bisa kita sampaikan, kita lanjutkan saja dipertemuan selanjutnya. Bagaimana? " Kata Aska yang menyudahi pembicaraan mereka.
"Baiklah, kalian boleh keluar terlebih dahulu. Aku ingin berbicara sebentar dengan Gio" Ucap Albert pada Mike dan juga Aska.
Kedua Asisten mereka pun keluar dari restoran tersebut meninggalkan Gio dan juga Albert disana.
Albert berdehem sebelum berbicara.
"Ehm... Apa kabar Gio?" Tanya Albert dengan senyum miring dibibirnya.
Gio menatap tidak suka pada Albert.
"Tidak usah basa basi, katakan apa yang ingin kau bicarakan! "
Albert tertawa melihat ekspresi Gio yang terlihat sinis padanya.
"Jangan terlalu terburu buru seperti itu, kita berbincang bincang sebentar saja. Bukankah kita rekan bisnis sekarang?"
"Sepertinya itu tidak perlu, lagipula ini sudah malam. Sebaiknya kita pulang" Ucap Gio dengan ekspresi datar kali ini.
"Kenapa? Apa kekasihmu sedang menunggu kepulanganmu?" Tanya Albert dengan wajah yang dibuat se polos mungkin.
"Itu bukan urusanmu!" jawab Gio dengan ketus.
"Hahaha.... Baiklah baiklah, santai bro. Apakah kau tidak ingin mengetahui bagaimana istrimu saat ini?"
"Ah aku lupa, tidak mungkin kau ingin mengetahui kabar istrimu. Dia kan tidak penting bagimu"
"Baiklah jika kau memang tidak bisa, aku juga akan pulang kalau begitu karna istrimu pasti sedang menungguku" Albert tersenyum mengejek pada Gio, lalu tak lama ia berdiri dan pergi meninggalkan Gio yang terlihat emosi mendengar perkataan Albert.
Apalagi kalimat terakhir yang Albert katakan benar-benar membuatnya naik darah. Entah kenapa ia merasa begitu terpancing dengan ucapan Albert, bukankah memang itu kesepakatan dari awal saat dirinya menyewakan Dara? Lalu kenapa sekarang dirinya begitu emosi?
bahkan kini Gio menggeram frustasi membayangkan Albert menjamah tubuh sempurna Dara yang ia sendiri pun belum pernah menyentuh tubuh istrinya.
Cukup lama Gio terdiam disana menetralisir emosinya sampai akhirnya ia pun bangkit dan pulang dari restoran tersebut.