Queensa, seorang gadis yang menjadi dingin karena terlalu banyak tersakiti. Dan Sasa, seorang gadis antik dan penakut yang sudah menjadi bahan bully sejak pertama kali masuk ke sekolahnya.
Dilihat dari segi manapun, tidak ada yang akan menyangka, jika kedua sosok itu adalah orang yang sama.
Berawal dari benci, dia menyadari jika perbedaab antara cinta dan benci hanya setipis kertas tisu. Dia jatuh cinta pada pria yang membullynya.
Lalu akankah kisah cinta mereka berjalan mulus, atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosemarry_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queensa "23"
...Seperti biasa ya bestie......
...Tinggalkan like, komen, vote dan juga masukkan ke favorit! Jangan lupa🤭😘...
...***** Happy Reading Bestie *****...
Tapi dia tak ingin mengikuti jejak Aliando, karena yang dia inginkan adalah hidup bebas dan tenang, bukan meninggalkan dunia ini dengan tenang.
Karena setidaknya, dia masih memiliki teman-teman yang selalu ada untuknya saat dia merasa sendiri.
Sebisa mungkin Varo mencoba untuk memejamkan matanya, tapi karena kamar miliknya itu tidak kedap suara, membuat kedua matanya sama sekali tak bisa terpejam dan membawanya berkelana ke alam mimpi.
"Sial!" Varo pun berdiri dan menyambar Hoodie serta sling bag miliknya.
Lebih baik dia pergi dari rumah itu daripada harus mendengarkan pertengkaran orang tuanya yang membuat dia sangat muak.
Dia memilih untuk jalan-jalan ke mall terdekat, anggap saja sebagai pengalihan rasa sesak di dadanya.
"Varo, mau kemana kamu!" seru sang ayah melihat Varo yang sudah akan pergi lagi, padahal dia baru pulang beberapa jam yang lalu, "Alvaro Graham!" serunya lagi karena Varo mengacuhkannya.
Namun Varo tetap sama sekali tak berniat menghentikan langkahnya, ataupun menjawab pertanyaan sang ayah karena menurutnya itu hal yang tidak perlu.
Untuk apa juga dia bertanya, sedangkan dia sama sekali tak pernah perduli dengan apa yang Varo rasakan, meskipun dia mengatakan alasan dia tidak betah berada di rumah itu.
Mobil sport berwarna merah itu pun melaju dengan kecepatan tinggi menuju sebuah mall ternama, yang letaknya tak terlalu jauh dari rumahnya.
Di sisi lain, Queen dan Selena kini sudah berada di parkiran sekolah mereka. Mereka pun berpisah dan menaiki kendaraan masing-masing.
Queen dengan scooter antiknya dan Selena yang sudah di tunggu oleh supir pribadinya, dengan mobil Maybach warna hitam yang begitu mencolok.
"Aduh pak Bambang, Lena kan udah bilang jangan pakai mobil ini. Pakai yang biasa-biasa aja, liat tuh kita jadi artis dadakan." Selena tampak mengerucutkan bibirnya, dan masuk ke dalam mobilnya.
"Maaf non, mobil yang non Lena mau lagi di servis. Tuan takut kalau mobilnya mogok pas saya jemput non Lena."
Selena menghela nafas panjang mendengar ucapan pak Bambang, supir pribadi yang sudah lama bekerja untuk keluarganya itu.
Queen yang masih nangkring cantik di atas motornya, tepat di sebelah mobil Selena pun tertawa geli melihat bibir Selena yang manyun seperti ikan lohan.
"Ternyata dia emang beneran nggak sombong, dan bukan pura-pura," batin Queen yang salut dengan sikap Selena itu.
"Ya udah Sa, gue duluan ya. Nanti gue telfon lo." Selena melambaikan tangan saat mobil itu mulai melaju meninggalkan sekolah itu.
Namun baru saja Queensa akan menghidupkan motornya, suara dering yang berasal dari benda pipih nan canggih miliknya, membuatnya urung.
Dia merogoh ponsel yang ada di saku bajunya dan menekan tombol hijau itu, hingga suara yang sangat dia kenal pun terdengar.
Queen menghela nafas saat kakak kesayangannya itu mengomel tanpa henti dari seberang telepon, dan membuat telinganya terasa berdengung.
...*******...
...Jangan lupa like, komen, vote dan sumbangkan sedikit poin kalian ya guys.🙈...
...Dukungan kalian adalah hal terindah yang selalu membuatku bahagia.🤣...
...Novel yang satu ini novel ringan ya guys, jadi maklumin aja kalau alurnya memang agak lambat....
...Kalau kalian nyari yang konfliknya berat seberat beban hidup author, kalian salah tempat.🙊...
semangat Thor
Ry Benci Pakpol Mampir