Romansa Dan Kriminal ( Romance And Crime )

Suara musik dengan lantunan lagu selamat ulang tahun terdengar merdu dari suara beberapa orang biduan yang di undang dalam acara ulang tahun Stefani.

Lilin berbentuk angka 20 menandakan usia sang putri kesayangan Angelia sukma septia genap 20 tahun. Rasa gembira terpancar dari rona wajah Angelia melihat putrinya yang cantik jelita. Para undangan bertepuk tangan dan secara bersama sama melantunkan lagu selamat ulang tahun dengan penuh semangat.

Acara begitu sangat meriah. Berbagai permainan untuk semua kalangan, baik dari mulai anak anak sampai orang dewasa tersaji disana. Beberapa orang terlihat bersorak dan bergembira setelah mendapatkan hadiah lucky draw yang unik dan menarik.

Beberapa tamu undangan mencoba menghibur dengan melantunkan lagu lagu kesayangan mereka, di iringi dengan alunan suara musik yang telah disiapkan sebagai hiburan.

Johan berjalan ke sudut ruangan aula, dia mengambil secangkir kopi disana.

"Bang Johan?.

"Sapa seorang wanita dari arah sampingnya.

Johan menatap ke arah suara yang menyapanya.

"Kamu hanya sendiri, Rina.

"Tanya Johan kepada wanita yang menyapanya.

"Andri masih kecil, bang Johan, mana mungkin ku ajak ke sini.

"Jawab Rina.

"Maksudku, kenapa kamu gak ajak ibu?.

"Tanya Johan lagi.

"Sudah ku ajak, bang, tapi ibu lebih memilih dirumah bersama Andri.

"Jawab Rina.

"Bagaimana dengan pekerjaan barumu, Rin?.

"Tanya Johan.

"Baik baik saja, bang Johan, semua yang ada ditempat kerjaku sangat familiar, mereka sangat baik, begitu juga dengan pak Alfredo dan ibu Rachel, mereka begitu peduli sama bawahan.

"Aku sangat beruntung, bisa bekerja disana.

"Jawab Rina menjelaskan suasana kerja di Pt, Permata tekstil.

"Kamu beruntung, Rina, bisa bekerja disana.

"Tante Angelia terkenal sangat loyalitas sama setiap karyawannya.

"Kamu akan rasakan nanti, Rina.

"Jawab Johan yang mengenal sifat dan karakter owner dari perusahaan tempat Rina bekerja.

Seorang wanita menghampiri mereka berdua.

"Maaf, inspektur Johan, aku mengganggu obrolan kalian sebentar.

"Sapa si wanita yang ternyata adalah Rachel.

"Ibu Rachel rupanya.

"Oh ya, bang Johan, apakah kamu sudah kenal dengan manajer saya di kantor?.

"Ibu Rachel inilah yang kumaksud tadi, bang Johan.

"Kata Rina memperkenalkan atasannya kepada Johan.

"Senang melihat anda, inspektur Johan.

"Selama ini, saya hanya dengar namamu.

"Namamu sangat populer di kalangan karyawan di perusahaan, khususnya kalangan senior.

"Bahkan banyak gosip yang beredar di kantor tentang anda, inspektur Johan.

"Kata Rachel.

"Memang gosip yang bagaimana, ibu Rachel?.

"Kenapa aku belum mendengar?.

"Tanya Rina penasaran.

"Wajar kalau kamu belum mengetahuinya, Rin.

"Kamu masih baru.

"Jawab Rachel.

"Aku jadi penasaran sekali, kasih tau dong?.

"Kata Rina.

"Kamu mau tau, Rina, oke!, kamu dengarkan baik baik ya?.

"Gosipnya begini.

"Inspektur Johan digosipkan sebagai calon menantu Nyonya Angelia sukma septia.

"Kata Rachel menjelaskan kepada Rina.

Johan tersentak mendengar kata kata Rachel.

"Mbak Rachel, gosip itu sangat aneh, dari mana arahnya?.

"Seperti main tebak tebakan saja.

"Setefani itu adalah teman adikku, Ayu, sejak masih sma.

"Kabar pertemanan mereka, Aku baru saja tau tadi sebelum sampai kesini dari si Ayu adikku..

"Berita yang aneh kan?.

"Kata Johan yang menjadi semakin bingung.

"Kalau memang iya, gak apa apa, bang Johan.

"Kamu lihat, bang Johan, wanita itu.

"Kata Rina sambil menatap ke arah Setefani.

"Memang kenapa, Rina.

"Tanya Johan.

"Dia sangat cantik, bang Johan, seperti bidadari yang ada di bumi ini.

"Kamu sangat beruntung, jika nantinya semua gosip itu jadi nyata, bang.

"Jawab Rina.

"Rina?, jangan ngomong masalah itu lagi ya?.

"Kata Johan yang menganggap semua itu hanya omong kosong.

"Rina..

"Sekarang giliran kita perwakilan dari karyawan Pt, Permata tekstil dipanggil ke atas panggung.

"Kami tinggal dulu ya, inspektur Johan, nanti kita sambung gosipnya.

"Kata Rachel.

Kemudian kedua wanita itu bergabung bersama teman teman kerja yang lain naik keatas panggung hiburan yang telah disediakan oleh panitia acara.

Johan menatap penampilan mereka sambil berdiri dengan begitu santai.

"Bang Johan!!.

"Sapaan wanita itu membuat Johan terkejut.

"Ayu!, ini bukan dirumah!.

"Tegur Johan yang merasa kesal melihat adiknya Ayu menyapanya tiba tiba dan membuatnya kaget.

"Kaget ya!, maaf deh.

"Bang Johan, temanku ini, yang namanya Setefani, dia ingin ngobrol denganmu.

"Dia mau ucapkan terima kasih padamu, bang?.

"Lima tahun yang lalu, dia nggak sempat mengatakannya.

"Kata Ayu.

Johan memandang Setefani. Tatapan mereka bertemu. Setefani merasakan jantungnya berdetak menatap mata Johan. Tatapan itu mengingatkannya kembali kejadian lima tahun yang lalu.

"Selamat ulang tahun, Setefani.

"Kamu terlihat sangat cantik, sama dengan lima tahun yang lalu.

"Kata Johan memuji Setefani.

"Terima kasih, Inspektur Johan.

"Jawab Setefanii.

"Bagaimana kamu, Setefani?.

"Hari ini adalah hari ulang tahunmu, sahabatku?.

"Kamu gak usah panggil inspektur segala gitu.

"Kalau nanti di kantor polisi baru kamu panggil inspektur Johan.

"Panggil dong dengan sebutan yang lain.

"Kalian ngobrol aja berdua dulu ya, aku mau lihat ibu.

"Kata Ayu.

Kemudian Ayu meninggalkan Setefani berdua dengan kakaknya Johan.

"Oh ya, Setefani.

"Awalnya aku tidak menduga kalau kamu adalah yang dimaksud oleh adikku Ayu.

"Dia berkali kali menyebut namamu kepadaku.

"Kata Johan mengingat perkataan adiknya Ayu tentang sahabatnya Setefani.

"Memangnya, apa yang telah dikatakan Ayu kepada anda, Inspektur Johan?.

"Tanya Setefani.

"Dia sangat memujimu, dia bilang temannya yang paling cantik di kampus ingin berkenalan denganku.

"Dia juga bilang bahwa temannya yang bernama Setefani sudah mengenalku sejak lama.

"Kata Johan.

"Dan pasti anda mengatakan, nama Setefani itu sangat pasaran?.

"Bahkan anda juga mengatakan, bahwa janda tukang cendol di perempatan jalan juga bernama stefani.

"Sela Stefani.

Johan menatap wajah cantik yang ada dihadapannya. Dalam hatinya mengakui akan pesona wanita yang membalas tatapannya dengan senyum manis dan mampu membuat jantung Johan berdebar.

"Stefani...

"Sapanya kembali.

"Kamu sangat cantik, siapapun pasti kagum dengan pesonamu yang begitu menawan.

"Kecantikanmu, Stefani, bagaikan bidadari nyata yang selalu menjadi khayalan pria manapun.

"Sama denganku, Stefani, pria manapun tak bisa berdalih untuk memuja pesonamu.

"Bagaimana aku bisa membandingkan aura pesona dirimu dengan janda penjual cendol yang kamu katakan tadi??.

"Bagaikan bumi dengan langit, wahai sang bidadari.

"Kata kata Johan membuat Stefani sangat bahagia. Laki laki ini adalah pria yang sejak lama mengisi ruang dan waktu yang ada dalam hatinya. Walaupun pertemuannya dengan Johan terjadi dalam lima tahun yang lalu, ketika dia masih remaja.

Namun bayangan wajah sang pangeran selalu terngiang dalam mimpinya. Akankah harapan itu akan jadi kenyataan?.

Banyak pria tampan yang telah hadir dalam kehidupan Stefani, tapi semua berlalu. Tidak ada satupun dari mereka yang dapat menghapus lukisan wajah Johan dalam hati dan pikiran Stefani.

Alunan suara lagu melankolis melantun begitu merdu dari seorang vokalis wanita. Suara indah dari sang biduan mampu menghipnotis para undangan untuk berdansa.

Stefani menggandeng tangan Johan mengajaknya berdansa, alunan suara musik terdengar mengiringi lagu merdu. Semua tamu larut dengan suasana romantis pada malam itu.