Api di Bumi Majapahit adalah buku ke dua dari Trilogi Naga api....Dianjurkan membaca Pedang Naga Api sebagai buku pembuka sebelum membaca Api di Bumi Majapahit agar semua misteri tersambung..
Seribu tahun setelah pertempuran pendekar langit merah dengan pendekar terkuat pengguna Naga api dan bertepatan dengan berdirinya Kerajaan Majapahit, sebuah perguruan silat misterius bernama Tengkorak merah muncul kedunia persilatan dan kembali membuat kekacauan.
Mereka mencari kitab ilmu kanuragan tanpa tanding yang pernah dimiliki oleh Sabrang Damar, Pendekar terkuat pengguna Naga api yang menghancurkan Pendekar langit merah. Ilmu kanuragan yang mampu mengendalikan energi Banaspati itu bernama Kitab Api Abadi.
Disaat yang bersamaan seorang pemuda yang sangat membenci ilmu kanuragan karena masa lalu kelamnya justru menjadi harapan baru dunia persilatan untuk menghancurkan kekejaman Perguruan tengkorak merah yang memiliki ilmu kanuragan tinggi.
Pertemuan pemuda itu dengan seorang gadis dari perguruan aliran putih merubah segalanya.
Apakah pemuda itu akan terseret kedalam pusaran dunia persilatan atau justru dia tetap memilih menjauhi Ilmu kanuragan yang sangat dibencinya?
Semua perjalanan hidup pemuda itu di kemas dalam novel berlatar belakang kerajaan terbesar nusantara Majapahit.
Update Setiap Hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ricky Wicaksono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembah Tanpa Cahaya
Arya bergerak bagaikan angin yang dapat dirasakan namun tak mampu dilihat. Setiap gerakannya benar benar sangat cepat dan mematikan. Arya menghabisi setiap musuh yang masuk dalam jangkauan pedangnya.
Beberapa pendekar tengkorak merah yang beruntung berada agak jauh darinya mencoba melarikan diri namun tiba tiba tubuhnya terhisap oleh sesuatu dan berakhir dicengkraman Arya.
Arya mengayunkan pedangnya saat beberapa pendekar melayang mendekatinya. Semua pendekar berakhir dengan ciri yang sama, kepalanya terpisah dari tubuhnya.
Arkadewi bahkan sampai menutup mulutnya dengan kedua tangannya melihat kekejaman Arya. Dia tidak habis pikir pemuda bodoh yang selalu dipukulnya bisa bertindak sekejam itu.
Arya menghentikan gerakannya saat berhasil membunuh pendekar terakhir yang mengepungnya.
Dia menoleh kearah Rajendra dan tersenyum dingin.
"Ada apa dengan wajahmu? bukankah kau tadi begitu percaya diri?" ucap Arya pelan.
Semua yang mendengar suara Arya tersentak kaget termasuk Arkadewi karena kini suara pemuda itu berubah. Suaranya kini terdengar berat dan menakutkan.
"Dia dirasuki sesuatu?" gumam Rajendra dalam hati.
Saat Rajendra sedang berfikir cara menghadapi Arya tiba tiba tubuh pemuda itu menghilang dan muncul dihadapannya.
Rajendra melompat menjauh namun Arya tak membiarkannya, dia terus bergerak mendekati Rajendra dan menekannya.
"Pertarungan berat sebelah" gumam Batara pelan. Sebagai seorang mantan pendekar dia sudah mengerti jika Rajendra hanya menunggu waktu sebelum dihabisi. Kekuatan dan kecepatannya jauh dibawah Arya namun yang membuat Batara bingung adalah gerakan Arya yang seolah sudah mengetahui kemana Rajendra akan bergerak.
"Dia membaca semua gerakanku?" Rajendra terus berusaha menyerang namun semakin dia menyerang, Arya justru semakin menggila.
Batara memejamkan matanya saat melihat Arya merubah gerakannya, dia merasa inilh akhir hidup Rajendra.
"Dia?" Rajendra mencoba mengeluarkan jurus pedang andalannya namun dia sangat terkejut ketika Arya merubah gerakannya. Dia bagaikan pendekar yang sudah sarat pengalaman bertarung yang dapat merubah jurus pedang kapanpun dia inginkan.
"Pedang pemusnah raga" Arya melepaskan aura untuk menekan gerakan Rajendra sebelum berputar kesamping sambil menebaskan pedang keleher Rajendra.
Semburan darah merah membasahi tubuh Arya yang masih memutar sedikit pedangnya sebelum membelah tubuh Rajendra menjadi dua.
Arkadewi menutup matanya tak sanggup melihat pertarungan dihadapannya, nafasnya tersenggal menandakan ketakutan yang sangat.
Saat Arkadewi sedang mengatur nafasnya, tiba tiba Arya bergerak kearah Batara dan prajurit Majapahit lainnya.
"Sial, apa yang dipikrikan sibodoh itu" tanpa pikir panjang lagi Arkadewi melompat menghadang.
"Cukup Arya" Arkadewi menarik pedangnya dan menghadang didepan Arya. Air matanya mengalir melihat teman seperjalanannya itu berubah menjadi iblis pembunuh. Arkadewi merasa bersalah karena dialah yang menyebabkan Arya terlibat masalah ini.
"Kumohon hentikan semuanya sekarang, kita kembali ke Bintang langit".
Arya tampak memperhatikan wajah Arjadewi sesaat sebelum tiba tiba melepaskan aura besarnya dan mengayunkan pedangnya.
Mendapat serangan tiba tiba membuat Arkadewi tidak siap, kepalanya hampir melayang andai Batara tak muncul dan menahan serangan Arya.
"Dia seperti dikuasai sesuatu nona, mundurlah" ucap Batara sambil terus menahan serangan Arya.
Gerakan Arya tiba tiba terhenti saat kobaran api menyelimuti tubuhnya. Naga api mencoba memasang kembali segel yang dilepaskan Sabrang beberapa waktu lalu namun tidak berhasil, tekanan energi Eyang wesi membuatnya tak bisa bergerak.
"Hei apa yang kau lakukan pak tua?" teriak Naga api pada Eyang Wesi.
"Bukan aku yang melakukannya, dia mengendalikan kekuatanku" ucap Eyang wesi.
"Sudah kuduga, anak ini belum siap" umpat Naga api sambil terus berusaha merasuki Arya.
Arya terlihat tersenyum sesaat sebelum menarik hampir seluruh energi Eyang wesi. Ketika tekanan Naga api terlepas, dia kembali bergerak menyerang Batara dan Arkadewi.
"Hei bodoh sadarlah" teriak Arkadewi.
Perbedaan kekuatan yang cukup jauh membuat Arkadewi dan Batara terpojok dengan cepat. Beberapa pasukan elit Majapahit yang mencoba membantu berakhir dengan kepala terpenggal.
Arya mencengram lengan Batara ketika berada dalam jangkauannya, Dia melempar tubuh Batara keudara sebelum mengarahkan pedangnya keatas. Saat Batara merasa bahwa sekarang adalah akhir hidupnya, sesosok bayangan wanita menyambar tubuhnya dan melemparkan kebelakang.
Wanita itu terlihat merapal sebuah jurus sebelum bergerak mendekati Arya.
Wanita itu melempar selendang yang melilit tubuhnya sambil bergerak kesisi kiri.
"Ajian Mahesa sukma" Wanita itu mengalirkan tenaga dalamnya ke selendang miliknya sebelum melilit kedua tangan Arya. Saat Arya berusaha melepaskan diri dia bergerak cepat mendekati Arya dan menempelkan telapak tangannya ketubuh Arya.
Sinar putih terlihat menyelimuti tubuh Arya sebelum tiba tiba gerakannya terhenti.
Wanita itu menghela nafas panjang sambil memusatkan tenaga dalam di tangan kanannya.
"Siapa yang begitu bodoh melepaskan segel Sabdo palon ditubuh anak ini" Wanita itu menunju perut Arya sekuat tenaga.
Detik berikutnya tubuh Arya roboh ketanah dan tak sadarkan diri.
Setelah wanita itu mengatur nafasnya beberapa saat, dia menoleh kearah Batara dan Arkadewi.
"Pergilah, aku akan mengurus pemuda ini" ucap Wanita itu pelan.
"Apa maksud bibi mengurusnya? aku tidak akan membiarkan bibi membawanya" Arkadewi menghunuskan pedangnya berusaha mencegah wanita itu membawa Arya.
"Apa kau bicara padaku? jauhkan pedang tak berguna itu dari pandanganku jika berbicara, itulah tatakrama dunia persilatan" Wanita itu mengarahkan tangannya kearah Arkadewi dan beberapa saat kemudian pedang itu terlepas dari genggaman Arkadewi.
"Maaf bi tapi aku tak akan membiarkan bibi membawanya" ucap Arkadewi berkeras.
"Kau tak akan membiarkanku? apa kau tidak mengukur kemampuanmu?" ucap Wanita itu sinis.
"Aku tau ilmu kanuragan bibi jauh diatasku namun aku tetap tidak akan membiarkannya".
"Lancang sekali ucapanmu, jika aku tak memandang leluhurmu sudah kubunuh kau". bentak wanita itu.
Namun tak lama wanita itu terdiam saat melihat Arkadewi mematung sambil menangis, dia melihat tekad Arkadewi untuk menyelamatkan nyawa Arya walau bukan tandingannya.
"Jika kau berfikir aku akan membunuhnya maka buang pikiran bodohmu itu, sesuatu dalam tubuhnya tak akan membiarkanku membunuh anak ini. Aku akan tetap membawa anak ini karena dia bisa berubah menjadi iblis jika tidak ditangani dengan tepat". Wanita itu terlihat menghitung sesuatu dengan tangannya. " Lima purnama lagi, temui aku di lembah tanpa cahaya".
"Lembah tanpa cahaya?" Arkadewi mengernyitkan dahinya.
Wanita itu tidak menjawab pertanyaan Arkadewi, dia menggotong tubuh Arya dan bersiap pergi.
"Wanita beracun itu akan memberitahumu letak Lembah tanpa cahaya. Aku tak sabar melihat reaksinya saat dia mendengar aku membawa keturunannya" Wanita itu tertawa licik sebelum melesat dan menghilang di kegelapan malam.
"Arya" gumamnya dalam hati.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Bagi yang ingin mendukung Author bisa mengunjungi
https://\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*.com/ Rickypakec
hapus spasi didepan huruf R
Terima kasih.....
info nya bang gimana , kalau misalnya Masih dijual chat via noveltoon ya udah saya follow