NovelToon NovelToon
Bahagia Untuk Kanaya

Bahagia Untuk Kanaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Kisah seorang gadis bernama Kanaya, yang baru mengetahui jika dirinya bukanlah anak kandung di keluarga nya saat umurnya yang ke- 13 tahun, kehadiran Aria-- sang anak kandung telah memporak-porandakan segalanya yang ia anggap rumah. Bisakah ia mendapatkan kebahagiaannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUK- 25 : Perubahan sikap Areksa

"Non! jangan lupa bekalnya! " suara mbak Ratmi, pagi-pagi sudah menggema di lorong yang bersambungan langsung dengan meja makan. Teriakannya itu sontak membuat satu keluarga yang sedang menikmati sarapan di meja makan sana dengan canda tawa seketika menoleh.

Javier mendengus dingin. "Pagi- pagi udah bikin sakit telinga aja! " tangannya terlipat di depan dada, sudah selesai dengan sepiring nasi goreng di depan nya.

Yang lain tidak bereaksi apa- apa, kecuali tuan Abiyasa yang menggeleng pelan. Kecerian di meja makan sana yang sempat terhenti karena keripuhannya sontak membuat mbak Ratmi merasa sungkan dan tak enak, ia berkali-kali membungkukkan badannya dan meminta maaf apalagi ketika mendapatkan tatapan intimidasi dari orang-orang yang jelas tak suka dengan Kanaya.

"Maaf tuan, nyonya! saya sungguh minta maaf! " Ratmi membungkuk tulus.

Nyonya tania mendesah pelan. "Lain kali, ingat posisi mu di sini. Ini bukan rumah mu sendiri. "

Pernyataan nyonya tania di dukung anak keduanya yang langsung mengangguk. "Karena kedatangan 'dia' otak pembantu disini jadi ikut tercemar dan semena- semena, " sambung Rayyan, kata 'dia' tentu saja di tunjukkan untuk Kanaya.

Kanaya yang memang sempat terburu- buru tadi, lalu kembali dan segera menyentuh pundak Ratmi. "mbak, mana kotak bekal ku. "

Hal tersebut membuat Ratmi yang sejak tadi masih membungkuk lantas menoleh, dan memberikan kotak bekal berwarna biru itu kepada sang majikan. "Eh iya, ini non. "

Kanaya tersenyum lembut menerima kotak bekal itu, "terimakasih ya mba. " Lalu kepada keluarganya yang berada di depan sana, tatapan itu berubah dingin.

"Mbak Ratmi tidak salah, jangan salahkan dia karena kecerobohan ku, " ucapnya, membela wanita yang sudah sangat tulus padanya selama ini adalah salah satu upaya Kanaya dalam membalas jasa- jasa mbak Ratmi selama ini padanya, walaupun mungkin itu tak cukup.

Reaksi Rayyan, Javier, dan jendra? tentu mereka hanya mendengus dingin dan berdecih lirih. Adapun yang lain Kanaya tak bisa melihat jelas reaksi mereka pun tidak ingin tahu lebih.

Namun ketika ia hendak berbalik setelah menaruh kotak bekal itu ke dalam tasnya, seseorang yang berada di meja makan itu berdiri, Kanaya awalnya tak ingin menoleh, namun suara berat itu menarik atensinya.

"Biar abang antar kamu ke sekolah ya. "

Itu Areksa, suaranya menggema, tenang namun tegas, tatapannya terfokus pada Kanaya seolah tidak peduli dengan tatapan kaget seluruh orang di meja makan.

Kanaya refleks menoleh, mata bulatnya membesar untuk sekilas, tampak tak yakin benar dengan apa yang baru saja di dengarnya. Apakah Areksa ada salah makan hari ini? hingga menurut Kanaya sikap laki-laki itu agak aneh saat ini.

Seketika suasana meja makan tampak di selimuti keheningan yang beku, sendok dan garpu berhenti, tatapan beralih ke satu arah.

Aria, yang sejak tadi duduk manis di samping nyonya Tania, seketika tubuh nya menegang. Senyum lembut yang tadi ia pamerkan di depan keluarga perlahan meredup. Wajahnya seakan tak percaya.

"Eh, kak Reksa... " suara Aria akhirnya terdengar, begitu manis namun getar halus di baliknya sulit di sembunyikan. "Bukannya kak Reksa sudah janji sama aku, mau antar aku ke sekolah pagi ini? "

Dia sengaja mengatakan itu karena tahu pagi ini Areksa menggunakan mobil sport Lamborghini huracan nya yang hanya ada dua kursi.

Tak akan Aria biarkan Kanaya mendapatkan kesempatan untuk merasakan perhatian dari keluarga ini.

Tidak akan!

Ia tahu begitu mengatakan itu, Areksa tidak akan mungkin menolaknya. Dalam hati ia tersenyum puas.

Namun Areksa menatap adiknya itu, alisnya terangkat pelan. "Janji? seinget kakak, tidak ada janji seperti itu, Aria. "

Apa? Aria sontak mendelik kaget, namun buru- buru mengatur ekspresi nya.

Apa- apaan ini? kenapa kakaknya berbicara seperti itu? apa baru saja dia mendapatkan penolakan?

Wajah Aria sontak memanas, ia dengan cepat tersenyum, mencoba menyelamatkan diri. "Eh .... iya sih bukan janji, lebih kebiasaan. biasanya kan kak Reksa sering anterin aku. " ia menoleh pada ibunya, mencari dukungan. "iya kan ma? "

Nyonya tania yang sejak tadi memperhatikan situasi hanya tersenyum tipis, tidak mengkonfirmasi. Justru membuat makin gelisah.

Areksa melanjutkan dengan tenang, memotong suasana.

“Kalau biasanya abang antar kamu, itu bukan berarti harus selalu. Lagi pula, Rayyan bisa antar kamu kan? Sudah sering juga, kalau nggak salah.”

Aria tercekat. Matanya melirik kesana-kemari, otaknya berusaha mencari celah. "Nggak bisa. Gue nggak boleh kalah. Kalau Kak Reksa benar-benar anterin Kanaya… semua orang bakal lihat. Gue bisa kehilangan spotlight gue!"

Ia meraih lengan Areksa dengan ekspresi dibuat-buat. “Kak… tapi aku tuh udah rapi dari tadi karena kepikiran Kak Reksa bakal anter aku. Masa iya aku harus bareng kak Rayyan? Kan… nggak biasa.”

Areksa menunduk, menatap tangan adiknya yang menempel di lengannya. Wajahnya datar, terlihat sekali dia agak terganggu. Perlahan ia melepaskan pegangan itu.

“Aria, jangan drama pagi-pagi. Kamu biasanya juga bareng Rayyan dan Javier. Udah, nggak usah dibesar-besarin.”

Aria tersenyum kaku, wajahnya mulai panas menahan malu. Yang lain tampak diam tak bisa apa- apa untuk membantu Aria, Jendra dan Javier yang selalu menjadi garda terdepan pun kali ini memilih mengunci mulut.

Aria masih belum menyerah. Ia mengganti strategi dengan nada lembut, seolah ingin terdengar sangat pengertian.

“Yaudah deh, kalau gitu aku bareng kak Rayyan aja. Kak Reksa kan pasti ada urusan penting di kampus, ya. Jadi nggak apa-apa kok kalau Kak Reksa nggak bisa anter aku. Jangan maksain diri cuma karena ada orang lain…”

Ucapan itu jelas mengandung sindiran. “Orang lain” yang dimaksud tak lain adalah Kanaya.

Kanaya menegang, tapi sebelum ia sempat membalas, Areksa sudah bicara duluan.

“Aria.” Suaranya tenang, tapi tajam. “Abang sendiri yang mutusin siapa yang mau abang anter. Kamu nggak perlu ngatur.”

Aria terdiam. Senyumnya retak, seperti topeng yang dipaksa bertahan. Pipinya merona merah, bukan karena malu manis, tapi karena amarah yang ditahan mati-matian.

Sementara itu, Nyonya Tania yang duduk anggun hanya mendesah kecil, enggan ikut campur. Tuan Abiyasa pun memilih fokus pada koran di tangannya, pura-pura tidak peduli.

“Yasudah. Naya, ayo kita berangkat,” ucap Areksa tenang, mengambil kunci mobil dan ponsel nya.

Kanaya tertegun, lalu mengangguk cepat. “I-ya, Bang.”

Aria hanya bisa duduk kaku, menatap punggung Kanaya yang berjalan menjauh bersama Ratmi. Senyum tipis Kanaya yang sempat menoleh ke arah Mbak Ratmi terasa seperti duri di mata Aria.

"Tidak… gue nggak bisa biarin ini. Gue nggak boleh kalah dari dia…" Tangannya terkepal di bawah meja.

Kali ini ia tidak bisa menyembunyikan kekesalannya lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara Areksa, pagi ini memang dia terasa begitu berbeda, bahkan membukakan Kanaya pintu mobil dan memasangkan sabuk untuk adiknya itu.

Perhatian yang cukup manis namun sungguh membuat Kanaya terkejut dan bingung. Ada apa dengan laki-laki ini?

Di perjalanan mereka hanya di isi dengan alunan instrumen lembut dari yang seolah membangkitkan semangat pagi ini.

Areksa sesekali menatap Kanaya dari kaca mobil hingga akhirnya mereka sampai ke sekolah Kanaya, tindakan manis Areksa tidak cukup sampai di situ.

Ia membukakan sabuk pengaman untuk Kanaya dan mengacak-acak rambut gadis berkulit putih susu itu sebelum Kanaya benar-benar keluar dari mobil.

"Hati-hati, belajar yang benar ya. Nanti pulangnya abang jemput. "

Kanaya benar-benar tak mengerti, ada alasan apa di balik sikap lembut kakaknya ini?

*****

1
Keyraaleyababy Keyraaleya
lanjut dong thoor bagus ceritanya
Aiyaa writer
Keren
Dancingpoem
❤❤❤❤❤
nonoyy
astaga keluar dari mulut singa, masuk ke mulut buaya sunguh malang nasibmu naya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!