NovelToon NovelToon
Suamiku Berubah

Suamiku Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / CEO Amnesia / Diam-Diam Cinta / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: nula_w99p

Clarisa Duncan hidup sendirian setelah keluarganya hancur, ayahnya bunuh diri
sementara ibunya tak sadarkan diri.

Setelah empat tahun ia tersiksa, teman lamanya. Benjamin Hilton membantunya namun ia mengajukan sebuah syarat. Clarissa harus menjadi istri, istri kontrak Benjamin.

Waktu berlalu hingga tiba pengakhiran kontrak pernikahan tersebut tetapi suaminya, Benjamin malah kecelakaan yang menyebabkan dirinya kehilangan ingatannya.

Clarissa harus bertahan, ia berpura-pura menjadi istri sungguhan agar kondisi Benjamin tak memburuk.

Tetapi perasaannya malah semakin tumbuh besar, ia harus memilih antara cinta atau menyerah untuk balas budi jasa suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nula_w99p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Ketukan pintu terdengar, Clarissa menarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu sebelum membuka pintu rumah nya.

''Di mana Ben?'' Benar saja dia datang kemari, Morgan Hilton memasuki ruangan setelah Clarissa membuka pintunya.

''Dia sedang mandi, Ayah apa saya boleh berbicara dengan mu?'' Clarissa memberanikan dirinya untuk menjadi lebih tegas, ia harus benar-benar meminta Ayah mertuanya agar memberi suaminya waktu lebih banyak untuk beristirahat.

Sepengetahuan Clarissa, saat Ben mandi itu akan memerlukan waktu yang terbilang tidak sedikit jadi dirinya masih mempunyai kesempatan untuk berbicara panjang lebar.

Morgan duduk di kursi, menyilangkan kaki dengan tangan melipat di depan. Menunjukan sikap sombong yang selalu ia bawa, sudah menjadi kebiasaan dirinya begitu.

''Bicaralah, tidak ada yang melarang mu.'' Sang ayah mertua dengan santai menjawab, sikapnya ini sedikit membuat Clarissa kesal karena mirip dengan Benjamin yang dulu.

Clarissa duduk dan mencoba untuk tetap tenang, ''saya ingin meminta Anda untuk membiarkan Ben beristirahat lebih lama. Saya tahu perusahaan sedang tidak berjalan mulus tetapi kondisi Ben juga belum sembuh total, saya sudah mengatakannya bahwa Dokter meminta agar Ben tidak mengerjakan sesuatu yang sulit dan membuatnya harus menggunakan otaknya.''

''Clarissa kau pikir tahu semua hal tentang Ben? Kau percaya dengan dia?'' Morgan bertanya dengan nada serius, menurutnya ia yang paling tahu semua tentang Anak semata wayangnya.

''Kalau dia hilang ingatan seharusnya kau memanfaatkan dirinya, misalnya membuat pernikahan kalian menjadi nyata dan kau tak perlu bercerai dengan Anak ku.''

''Apa?'' Clarissa tertegun mendengar ucapan Ayah mertuanya, bagaimana bisa dia mengetahui kebenaran soal pernikahan dirinya. Tidak mungkin Ben memberitahunya, dia pasti sudah menaruh orangnya di sekitar atau di dekat Ben.

''Kau pikir aku tidak tahu hubungan kalian hanyalah sebatas kontrak!'' Morgan sedikit menaikan nada suara.

''Clarissa jangan menahan Ben untuk bekerja, aku tahu apa yang terbaik untuk putraku. Aku memberimu kesempatan untukmu menjadi menantuku tapi tidak menoleransi perbuatan mu ini.''

Morgan menghela nafas kesal, ''kau punya kesempatan Clarissa. Kau bisa menjadi istri sungguhan, kau bisa memperpanjang waktu pernikahan kalian. Mau kuberi saran? Hamil, mengandung anak dari putraku. Saat mungkin dia sudah punya ingatannya kembali, kau tidak perlu bercerai dengannya. Mudah kan? Jangan menyia-nyiakan kesempatan bagus ini.'' Ayah mertuanya kembali berbicara dan tentu ucapannya ini selalu membuat Clarissa merasa tercengang. Bagaimana bisa dengan entengnya mengatakan hal tersebut.

Sebenarnya memang benar perkataannya tidak salah tapi tidak benar juga, Clarissa sudah memikirkan itu dan menurutnya ide seperti mengandung anak dari suami kontrak nya sangat tidak baik.

Ada banyak resiko yang mungkin akan mendatangi kehidupan Clarissa nantinya, ia juga tak mau menjadi orang jahat yang tak tahu malu. Menjebak lelaki untuk mempertahankannya, walau itu suami kontrak nya sendiri.

''Terima kasih sarannya Ayah tetapi saya tak akan melakukannya. Saya hanya akan merawat Ben sampai ia pulih dan saat ingatan dirinya sudah kembali, saya tidak akan memaksa Ben untuk mempertahankan pernikahan kontrak ini. Semua keputusan tersebut memang sudah ada di tangan Ben sendiri.''

''Hah kau benar-benar tak bisa di ajak berkompromi, sudah ada kesempatan emas di depan mata dan kau mengabaikannya. Kau yakin bisa menjalani hidup di luar sana? Setelah bercerai dengan Anak ku?'' Pertanyaan menusuk dari pria paruh baya ini selalu saja membuat emosi.

Clarissa harus selalu sabar dan tenang menghadapi jelmaan dari suaminya yang dulu, ia tak boleh terbawa suasana maupun emosi.

''Saya bisa, sebelum bertemu Benjamin kembali. Saya bisa menjalani hidup,'' Clarissa mencoba menjawab walau pun sebenarnya ia mulai sedikit gemetaran.

''Kau pikir aku tidak tahu kehidupanmu waktu itu? Tinggal di rumah kecil, pekerjaan banyak tapi upah yang di berikan tidak sebanyak waktu yang kau usahakan. Kau makan tak teratur, masih banyak lagi hal memalukan yang kau alami itu. Aku hanya ingin sedikit membalas budi pada Ayahmu, aku tidak akan keberatan bila kau mengandung anak dari putraku. Kau jalani hidup dengan baik dengannya walau dia tidak mencintaimu. Hidup butuh uang, memang begitu kenyataannya nak. Jangan mempersulit hidupmu lagi, aku sungguh tak keberatan mempunyai menantu sepertimu sampai detik ini.''

Clarissa terdiam, ia tak menjawab. Tak ada lagi kata yang cocok untuk menjawab semua perkataannya. Sepertinya ia harus diam sampai saat Ben selesai dengan kegiatannya.

''Apa lagi yang ingin kau katakan?'' Morgan tak ingin menghentikan pembicaraan tersebut, ia adalah orang yang tak suka bila lawan bicara nya tak menjawab ucapannya.

''Tidak ada, aku hanya ingin Ayah mengundurkan waktu untuk Ben bekerja. Itu saja tapi aku tahu Ayah tidak akan mengabulkannya.'' Clarissa kembali mengungkit niat dirinya yang sebenarnya. Entah harus berapa kali ia harus mengatakan ini.

Morgan menghela nafas panjang, ia juga tak mau memaksa atau meminta anak nya tetapi ini keadaan mendesak. Dia sungguh tak berpikir dengan tiadanya Benjamin di kantor akan membuat suasana perusahaan menjadi ricuh.

Baru kali ini ia menyadari kinerja putra semata wayangnya ini sangat bagus, tidak diragukan lagi keputusannya menjadikan Ben sebagai pewarisnya. Bahkan saat dirinya tidak ada di kantor tidak seperti ini, ia menjadi sedikit ragu para karyawan menganggap dirinya sebagai pemimpin perusahaannya sendiri.

''Aku akan berbicara langsung dengan putraku, mengapa dia lama sekali. Sudah lima menit berlalu,'' Morgan mengernyit heran sambil memandang jam di tangannya.

Mandi memang kegiatan yang membuat sebagian orang merasa malas melakukannya dan ada beberapa orang yang menyukai kegiatan ini. Benjamin salah satunya yang sangat menyukai kegiatan itu, ia bisa menghabiskan satu jam di kamar mandi. Entah bagian mana dari kegiatan membersihkan tubuh itu yang membutuhkan waktu begitu banyak.

''Saya akan melihat nya dulu,'' Clarissa beranjak dari kursi dan menaiki tangga. ''Ben, Benjamin aku masuk yak!'' Ia mengetuk pintu kamar milik Ben sebelum membuka pintu.

''Ahh...'' Clarissa menutup pintu segera, Ben di sana. Ia mengenakan handuk yang terbalut hanya di bagian perus sampai bawah. ''Maaf-'' Clarissa tanpa sadar mengatakannya, aduh mengapa mengatakan itu. Bagaimana kalau Ben curiga dan kepalanya sakit, ia malah bertingkah seperti baru melihat tubuh Ben. Walau memang benar begitu.

''Maaf mengagetkan mu,'' Clarissa kembali melanjutkan ucapan mu. ''Kamu pakai baju dulu lalu kita turun ke bawah, Ayah mu sudah menunggu. Dan jangan lupa-''

Ben menarik tangan Clarissa hingga masuk ke kamarnya. ''Jangan tunggu di sana, duduk lah dulu di sana.'' Ben membawa istrinya ke ranjang di kamar itu.

''Aku mendengar suara ketukan pintu dan suara samar jadi langsung berhenti mandi dan kemari, tak di sangka kamu yang melakukannya. Dan kenapa kamu kaget? Kamu tidar suka dengan tubuhku. Memang tidak berotot, katanya perempuan lebih suka laki-laki yang punya otot perut. Tapi tangan ku besar, kamu lebih suka yang mana? Aku akan lebih rajin berolahraga lagi.'' Perkataan Ben sungguh tak terduga, sebenarnya apa yang ada di pikiran laki-laki ini.

To be continue...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!