Bagaimana jadinya jika seorang perempuan yang berpenampilan tidak menarik bisa membuat seorang CEO tampan jatuh cinta? Yang awalnya membenci jadi cinta, seolah ada kekuatan magic yang membutakan matanya. Kemampuan gadis itu sungguh membuat sang pria terpedaya.
"Jadilah kekasihku! Aku akan memberikan apa pun yang kamu mau." Itulah tawaran yang diberikan oleh Juno kepada Aruna Rhea. Gadis yang berpenampilan kampungan, tetapi berhasil membuat Juno mabuk kepayang.
Siapa sangka ada rahasia di balik penampilan Aruna, yang membuat Juno kesulitan mendapatkan cintanya.
#Sequel dari novel 'My Lovely Idiot Husband'
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amih_amy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengungkapkan Perasaan
...***...
"Aruna." Juno menatap intens gadis itu. Ketika yang punya mendongak menatap dirinya.
"Apa?" tanya Aruna ketus. Entah kenapa semenjak Juno mengerjainya semalam. Rasa hormatnya kepada lelaki itu sontak menghilang.
"Aku ... aku mau mengatakan sesuatu." Juno berkata gugup. Lidahnya terasa kelu dan tenggorokannya terasa kering, sehingga menyumbat suaranya yang hendak keluar. Susah sekali ingin mengeluarkan suara.
"Iya, apa?" tanya Aruna tidak sabar. Ia menyimpan sendok dan garpunya lalu menopang dagu menatap Juno.
Menelan ludahnya kelat. Juno lantas berdiri dan pindah ke kursi kosong di samping Aruna. Pandangan Aruna mengikuti gerakan Juno. Perempuan itu nampak heran melihat kelakuan Juno yang begitu aneh.
"Kenapa, si?" tanya Aruna lagi. Apalagi saat kedua tangannya digenggam oleh lelaki itu. "Ini apa-apaan?" tampik Aruna berusaha menghindar. Namun, dengan cekatan Juno berhasil menguasai tangan itu.
"Diem dulu, ah! Kasar banget, si, jadi cewek!" Juno yang awalnya ingin terus bersikap lembut malah terpancing emosi dengan sikap Aruna yang begitu berpegang teguh pada gengsi.
"Nggak usah pegang-pegang bisa, nggak?" Aruna berkata sambil melotot tajam. Membuat Juno sedikit gentar. Ia pun mengembuskan napas kasar.
"Cuma sebentar. Setelah aku selesai bicara, aku lepaskan," tutur Juno. Aruna pun lebih tenang, lantas membiarkan kedua tangannya ditawan oleh lelaki tampan itu.
"Ya, udah, cepet bilang!" tuntut Aruna memaksa, karena dirinya ingin sekali cepat pulang setelah menyelesaikan sarapannya.
Juno menatap kedua netra yang menatapnya heran. Sorot kebingungan terpancar dari sana.
"Aruna ... kamu ... mau jadi pacar aku, nggak?" Juno berkata gugup.
Aruna tertegun sejenak, lalu tertawa miris. "Maaf, ya, Bapak Juno. Aku udah nggak mau jadi pacar pura-pura kamu. Silakan cari cewek lain. Lagipula hutang aku udah lunas, kan?" tolak Aruna santai.
"Bukan jadi pacar pura-pura, tapi pacar sesungguhnya."
"Hah? Apa?" Aruna terkesiap mendengar itu. Kedua matanya melotot sempurna seolah hendak keluar dari tempatnya. Kedua tangannya sekuat tenaga memberontak agar terlepas dari cekalan Juno. "Kamu sakit, ya?" ucapnya lagi sembari menempelkan punggung tangannya di kening lelaki itu.
Juno mendengus. Ia raih kembali tangan Aruna untuk dia genggam. "Aku serius, Aruna. Aku cinta sama kamu. Jadilah kekasihku! Aku pasti akan memberikan apa pun yang kamu mau."
Kedua mata Aruna mengerjap kaku, ia tertegun kembali dalam raut wajah kebingungan yang semakin dalam. Lelaki di depannya ini adalah lelaki luar biasa dengan segala kelebihannya. Mana mungkin dia bisa jatuh cinta kepada perempuan yang berpenampilan cupu sepertinya.
"Tatap mata aku, Aruna! Apa kamu nggak bisa melihat ketulusan cinta aku di sana?" Juno berkata lagi, karena Aruna hanya diam saja.
Aruna menggelengkan kepala. Kedua manik coklatnya menilik tatapan mata sendu milik Juno lalu berkata, "Aku hanya melihat kotoran mata," jawabnya lalu tertawa.
Sontak saja Juno melepaskan tangan Aruna. Ia jadi salah tingkah mencari sesuatu yang bisa memperlihatkan pantulan wajahnya. Ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja makan menjadi sasarannya. Ia pakai ponsel itu untuk berkaca.
"Aku bercanda." Perkataan Aruna selanjutnya membuat Juno mendengkus kesal. Gadis itu terkikik menertawakan kelakuan Juno.
Juno menohok terkejut melihat reaksi Aruna. Kenapa sikap Aruna seperti tidak terkesan sama sekali? Ini adalah kali pertama dirinya mengungkapkan cinta pada seorang perempuan, karena selama ini perempuan-perempuan itu yang selalu mengutarakan perasaannya lebih dulu kepada Juno. Walaupun tidak ada satu pun yang mendapatkan balasan cinta dari lelaki tampan pemilik salah satu perusahaan market place terkenal di Indonesia itu.
"Kamu nggak merasa terkesan sedikit pun, gitu? Aku lagi ngungkapin perasaan aku, loh," cetus Juno menatap Aruna.
"Enggak." Aruna menggelengkan kepalanya.
"Kenapa? Apa aku kurang kaya, kurang baik, atau kurang tampan? Katakan, aku kurang apa?" Juno mencecar Aruna dengan sorot mata mengintimidasi. Ia tidak ingin ditolak sama sekali.
"Justru itu. Kamu terlalu baik buat aku. Terlalu perfect untuk seorang Aruna," seru Aruna
"Apa aku harus jadi orang jahat dulu, biar aku bisa jadi pacar kamu?"
"Bukan gitu juga!"
"Lalu apa? Apa yang bisa aku lakukan supaya kamu mau menerimaku menjadi kekasihmu?"
Aruna menggigit bibir bawahnya. Merasa bingung mau menjawab apa. Jika Aruna mau menjadi kekasih Juno, tentu saja orang tua Juno akan langsung menyuruh lelaki itu untuk menikahinya. Sedangkan untuk saat ini, pernikahan masih menjadi momok yang menakutkan baginya. Pun, perasaan Aruna terhadap Juno tidak ada yang spesial. Tidak ada desiran aneh dalam dadanya ketika berhadapan dengan Juno. Ia masih takut jatuh cinta, karena yang namanya jatuh pasti akan ada yang terluka.
"Kamu nggak perlu melakukan apa-apa, karena aku memang belum mau pacaran," tutur Aruna.
Juno memasang wajah memelas. Sungguh, dia tidak ingin ditolak cintanya. "Jangan gitu, lah, Aruna! Aku izinkan kamu untuk berpikir dulu. Coba pikirkan lagi tentang penawaran aku tadi! Apa pun, apa pun pasti akan aku lakukan buat kamu." Juno tetap memaksa. Dalam kamusnya tidak pernah ada kata gagal. Selama napasnya masih ditanggung badan, ia pasti akan berusaha terus untuk mendapatkannya.
Menghela napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. Aruna melakukan itu untuk menambah kesabaran. Ia mengukur kadar keras kepalanya Juno, sepertinya lebih kukuh daripada batu karang yang setiap hari diterjang ombak lautan. Ia pun berpikir keras untuk menguji kesungguhan cinta lelaki itu.
"Baiklah, tapi aku harus mengujimu dulu. Apakah yang kamu katakan ini sungguh-sungguh. Apakah benar, kamu sangat mencintai aku."
"Lakukan saja! Aku akan siap untuk itu," tukas Juno antusias.
Aruna berpikir sejenak. "Bagaimana kalau kamu memperpanjang kontrak kerjasama dengan perusahaan Suryafood menjadi lima tahun." Tiba-tiba ide itu terlintas di kepalanya. Aruna melakukan itu untuk menjamin kelangsungan perekonomian tempat kerjanya.
"Itu bukan hal yang sulit. Aku setuju." Juno tersenyum lebar. Syarat itu begitu mudah baginya. "Ada lagi?" tantang Juno antusias.
"Ya, kamu juga harus pindah ke rumah orang tua kamu dan tinggal di sana."
"Apa?" Juno tercekat mendengar persyaratan Aruna yang kedua. "Mana bisa! Nanti rumahku siapa yang menempati?" protes Juno.
"Ya udah, kalau nggak bisa. Lupakan saja cinta palsumu sama aku!" Aruna mengedikkan bahunya, lalu meneruskannya kembali sarapannya.
"Kamu minta mobil baru aja, ya!" tawar Juno mengiming-iming Aruna. Aruna menggelengkan kepalanya. Dia bukan cewek matre yang gila akan harta benda.
"Apa salahnya tinggal bersama orang tua kamu lagi? Bukannya mereka orang tua kandung kamu? Terus mereka juga baik dan begitu sayang sama kamu. Waktu itu tante Ara pernah bilang sama aku, kalau kamu jarang pulang ke rumah mereka. Dan sekarang, aku minta kamu untuk tinggal bersama mereka lagi. Biar orang tuamu tidak akan kesulitan jika ingin bertemu dengan anak mereka satu-satunya." Aruna berkata panjang lebar menasihati Juno. Nasihat yang sering kali ia dengar dari orang lain, yaitu Sarla–pembantunya.
"Baiklah, aku akan tinggal di rumah mereka." Setelah menghela napas kasar Juno berkata seperti itu. Akhirnya dia pun setuju.
Senyuman Aruna mengembang sempurna. Sejenak ia menghentikan kegiatan sarapannya, dan menatap wajah Juno lagi. "Bagus. Lakukan secepatnya!" titahnya bersemangat.
...***...
Kira-kira Juno berhasil, nggak, mendapatkan cinta Aruna, ya? Tungguin terus kelanjutannya, Readers.
Dukung terus novel ini, dengan like, favorit, serta gift. Biar tambah semangat kasih komentar juga, ya 🙏
semangat ya author 👍👍👍👍
ditunggu karya selanjutnya 💪💪💪💪
spil pemeran juno nya 😊😊
manusia kaya dena ini banyak di dunia nyata