Zakia Arabelle Lawrance harus menelan kenyataan pahit saat mendapati suami yang selama ini ia anggap setia ternyata tak lebih dari seorang bajingan.
Setelah perceraian dengan suaminya, dirinya harus memulai kembali hidupnya. Menata kembali masa depannya. Tekadnya bulat untuk membuat siapa saja yang menghina dirinya malu dan tunduk dibawah kakinya.
Namun, ditengah jalan cinta kembali hadir mengusik ketenangan batinnya. Bukan hanya satu namun beberapa pria sekaligus terlibat dengannya. Namun, pada siapakah Zakia menentukan pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Gabby, ku kira gadis bule dari mana" Ucap Zakia menggoda Gabby.
"Kau ini tak berubah, selalu saja menggoda ku" Zakia hanya nyengir mendengar ucapan Gabby.
Dia adalah Gabby Gibson, putri bungsu keluarga Gibson. Pengusaha ternama asal Eropa. Keluarga ini mendadak menjadi sorotan saat satu keluarga memutuskan untuk menjadi mualaf. Jika soal bisnis memang sudah gak diragukan lagi, namun dunia bisnis memang benar-benar dikejutkan dengan berita ini. Apalagi saat melihat penampilan Gabby Gibson yang berbeda. Jika dulu Gabby kerap kali berpakaian seksi yang memamerkan lekuk tubuh indahnya. Kini, Gabby berpenampilan layaknya muslimah lainnya. Gaun tertutup yang tak menampilkan lekuk tubuh indahnya. Dibalut hijab yang menutup kepalanya dengan manis. Jika dibandingkan, Gabby Gibson lebih terlihat anggun saat memakai pakaian yang sekarang.
"Za, kau tidak menyapa Daddy? " Ujar Glien Gibson.
"Ah, assalamualaikum Daddy G" Balas Zakia sambil menyalami pria paruh baya tersebut.
Banyak mata yang menatap tak percaya pada sosok Zakia, bahkan Arya pun dibuat tercengang saat putri bungsunya mengenal pengusaha kaya asal Eropa ini. Sedangkan beberapa mata wanita muda menatap iri pada Zakia. Mereka telah mendekati Gabby sejak tadi, dengan dalih pertemanan mereka ingin dekat dengan Gabby. Namun, Gabby tak bergeming sedikitpun, membuat mereka kesal lalu dengan perlahan meninggalkannya.
"Wa'alaikumussalam" Jawab Glien dengan senyum khasnya. Senyum yang jarang sekali ditunjukkan.
Bahkan beberapa orang di sana kaget saat melihat sosok Glien yang terkenal dingin dalam dunia bisnis itu tersenyum pada Zakia. Yang lebih mencengangkan lagi adalah panggilan Zakia pada Glien.
Daddy G, adalah panggilan khusus Zakia pada Glien. Awalnya Zakia sangat canggung saat harus memanggilnya dengan sebutan uncle. Bahkan lidahnya belibet setiap kali berbicara, alhasil Glien meminta Zakia memanggil daddy sama seperti anak-anaknya memanggil dirinya.
Gabby adalah teman kuliah Zakia. Gabby yang begitu penasaran dengan apa yang selalu Zakia lakukan membuatnya memberanikan diri untuk bertanya. Ditambah dengan cara berpakaian Zakia yang berbeda dengan lainnya membuat daya tarik sendiri untuk Gabby. Diam-diam Gabby mulai belajar dari Zakia. Gabby mulai merubah cara berpenampilannya. Dia yang biasa memakai pakaian seksi perlahan berubah menjadi tertutup. Hingga hatinya terpaut dengan agama yang Zakia anut. Dengan didampingi oleh Zakia, Gabby memberanikan diri mengutarakan keinginannya. Siapa yang akan menyangka jika Glien akan menyetujui dengan mudah. Bahkan Glien juga mengikuti Gabby untuk menganut agama yang sama.
Ternyata selama ini, Gabby selalu diikuti oleh pengawal milik Glien yang berjaga di jarak aman. Sehingga semua kegiatan yang Gabby lakukan akan Glien ketahui. Gabby yang keras kepala bisa tunduk di tangan seorang Zakia. Gabby yang tak bisa diatur bisa patuh pada setiap ucapan Zakia. Hal itu saja membuat Glien tercengang awalnya. Namun, melihat perubahan positif yang dialami oleh Gabby membuat Glien puas dan mencari Zakia. Mengutarakan maksudnya untuk membimbing Gabby ke jalan yang lebih baik. Dengan rendah hati Zakia mengatakan jika dirinya juga tengah belajar. Dia tak bisa membimbing Gabby, namun jika ingin belajar bersama maka akan dirinya dampingi.
"Bagaimana kabar mu, nak? " Tanya Glien sambil menatap Zakia bahkan mengabaikan beberapa pebisnis yang sejak tadi menemaninya mengobrol.
"Alhamdulillah baik Dad. Daddy sendiri apa kabar? "
"Seperti yang kamu lihat, Daddy akan selalu baik. Karena salah satu putri Daddy sangat cerewet jika Daddy sakit" Zakia hanya bisa nyengir, dia jadi ingat saat Glien jatuh sakit dan dirinya mengomel tanpa henti. Bahkan Rebecca, istri Glien hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Zakia.
"Teruslah sehat Dad, ingat Gabby belum wisuda" Zakia dan Gabby memang saling mengejek jika didepan Glien. Hal ini yang membuat Glien dan istrinya tak sungkan untuk menjadikan Zakia bagian dari keluarganya. Selain ramah dan sopan, Zakia mampu membuat orang-orang di sekitarnya nyaman berada di dekatnya. Bahkan jika bersamanya dia dan Gabby akan berubah menjadi anak kecil yang saling mengadu pada ayahnya.
"Daddy" Rengek Gabby pada Glien, Glien hanya terkekeh menanggapinya.
"Benar kata Za, Gabby. Cepatlah lulus nak, selama ini kamu terlalu bersantai"
"Iya Dad, aku sedang mengejar ketertinggalan ku di kampus"
"Daddy senang mendengarnya"
"Daddy dan Gabby menginap di mana? " Tanya Zakia pada mereka berdua. Bahkan mereka bertiga tak sadar jika sedang menjadi pusat perhatian para tamu.
"Kami masih menginap di hotel, Za. Selain menghadiri acara ini, Daddy juga ada pertemuan bisnis disini" Jelas Gabby membuat Zakia menganggukkan kepalanya paham.
"Setelah pertemuan bisnis kita akan langsung pulang, Za. Kamu tahu sendiri jika Mommy tak bisa ditinggal terlalu lama" Tambah Glien.
"Bukankah biasanya juga Mommy yang sering menemani Daddy, kenapa sekarang malah Gabby yang ikut? " Tanya Zakia penasaran. Pasalnya selama mereka berteman Gabby seakan tak peduli pada bisnis orang tuanya. Namun, Zakia tahu jika sebenarnya dibalik sikap acuh tak acuhnya Gabby selalu mengawasi bisnis orang tuanya. Terbukti ketika Glien mengatakan akan menandatangani kontrak kerja dengan suatu perusahaan, maka Gabby akan meminta Zakia untuk mencari tahu informasi detail tentang partner kerjasamanya. Dengan kemampuan Zakia di bidang IT hal itu mudah dilakukan.
"Jadwal operasi Mommy cukup padat, dan itu sudah dijadwalkan dari jauh-jauh hari" Rebecca adalah seorang dokter spesialis bedah di salah satu rumah sakit ternama di Eropa sana. "Aku juga ingin belajar dari sekarang, Za. Karena aku tak mengikuti jejak Mommy, maka aku yang harus meneruskan bisnis ini" Tambah Gabby.
"Aku yakin kamu bisa, asalkan kamu berusaha dengan keras. Jangan lupa doanya juga dikencengin agar jalan yang akan kamu lalui dipermudah"
"Iya Za. Aku akan ingat kata-kata mu" Ucap Gabby dengan binar mata yang memancarkan semangat. Entahlah Gabby begitu menyukai pribadi Zakia. Sejak mengenal Zakia, Gabby lebih sering berkeluh kesah pada Zakia daripada kepada orang tuanya. Ketika bercerita dengan Zakia, Gabby merasa seolah-olah Zakia mencharger semangat baru untuk dirinya.
"Kau akan menetap disini atau kembali lagi, nak? " Tanya Glien pada Zakia.
"Entahlah Dad, mungkin aku akan menetap disini, tapi sesekali mungkin akan ke luar negeri. Sekedar mengunjungi Daddy dan Mommy" Jawab Zakia.
"Sebenarnya Daddy lebih suka kamu tinggal bersama kami, tapi Daddy sadar kamu juga memiliki orang tua, dan Daddy tak boleh egois. Sesekali hubungi Mommy Za. Dia bahkan meneror Gabby karena tak mendengar kabar mu"
"Maaf Dad, akhir-akhir ini aku disibukkan dengan persiapan acara ini. Jadi aku juga jarang memegang ponsel ku. Nanti akan aku hubungi Mommy"
"Oh iya Za. Kirim alamat rumahmu pada ku, teman-teman menitipkan sesuatu untuk mu. Barangnya tertinggal di hotel"
"Kenapa repot-repot segala"
"Kamu tahu sendiri bagaimana mereka jika sudah berpisah dengan mu. Seperti anak ayam kehilangan induknya"
"Daddy dan Gabby kapan akan kembali? " Setelah merespon dengan menggelengkan kepalanya, kini Zakia kembali bertanya.
"Belum tahu, ada apa Za? " Tanya Gabby.
"Tak ada apapun, hanya aku akan menitipkan sesuatu juga untuk mereka" Jawab Zakia dengan senyum hangatnya.
"Mereka doang, kita gak dapat? " Tanya Gabby dengan cemberut.
"Gaun terbaru dipadu dengan batik sudah aku siapkan untuk Gabby" Mata Gabby langsung berbinar. Sudah lama sekali dirinya ingin memakai baju yang menampilkan corak khas Indonesia ini.
"Kau serius Za? " Zakia mengangguk mantap. Dia memang sengaja meminta salah satu desainer di perusahaannya untuk merancang kan gaun yang dia khususkan untuk Gabby.
"Mungkin tinggal finishing, besok aku akan lihat. Jika memang sudah akan aku paket kan langsung ke tempat mu"
"Maaf menyela Tuan Gibson, anda mengenal putri saya? " Tanya Arya yang sejak tadi bingung melihat interaksi Zakia dengan anak dan Gibson itu sendiri.