NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Duka

Takdir Di Balik Duka

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / CEO / One Night Stand / Janda / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta / Menikah Karena Anak
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy Ghina

“Silakan pergi dari mansion ini jika itu keputusanmu, tapi jangan membawa Aqila.” ~ Wira Hadinata Brawijaya.

***

Chaca Ayunda, usia 21 tahun, baru saja selesai masa iddahnya di mana suaminya meninggal dunia karena kecelakaan. Kini, ia dihadapi dengan permintaan mertuanya untuk menikah dengan Wira Hadinata Brawijaya, usia 35 tahun, kakak iparnya yang sudah lama menikah dengan ancaman Aqila—anaknya yang baru menginjak usia dua tahun akan diambil hak asuhnya oleh keluarga Brawijaya, jika Chaca menolak menjadi istri kedua Wira.

“Chaca, tolong menikahlah dengan suamiku, aku ikhlas kamu maduku. Dan ... berikanlah satu anak kandung dari suamiku untuk kami. Kamu tahukan kalau rahimku bermasalah. Sudah tujuh tahun kami menikah, tapi aku tak kunjung hamil,” pinta Adelia, istri Wira.

Duka belum usai Chaca rasakan, tapi Chaca dihadapi lagi dengan kenyataan baru, kalau anaknya adalah ....



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Kegelisahan Wira

Chaca bergegas meninggalkan meja tersebut, tanpa tersenyum ramah atau menyapa suaminya tersebut. Begitu juga dengan Wira yang masih mencerna perubahan istri keduanya serta keberadaannya yang bisa keluar dari mansion orang tuanya. Ia kecewa, ia merasa marah karena telah dibohongi oleh ajudan yang selama ini bertugas mengawasi kegiatan Chaca selama ia tidak mengunjunginya.

“Keterlaluan!” batin Wira geram, lantas ia berdiri ingin menyusuli istri keduanya, hanya saja keinginannya terpaksa ia urungkan.

Wira tampak gelisah. Ada sesuatu yang mengusik pikirannya setelah melihat Chaca dalam tampilan yang jauh berbeda dari biasanya. Wanita yang selama ini ia kenal sederhana, selalu menundukkan kepala, kini tampak lebih percaya diri. Bahkan, ia bisa melihat ada sinar kebahagiaan di mata Chaca yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Hans menepuk bahunya, menyadarkannya dari lamunan. "Bro, kamu kenapa? Kayak orang habis lihat mantan nikah aja," goda Hans sembari tertawa kecil.

Wira hanya tersenyum tipis, tetapi pikirannya masih tertuju pada Chaca. Ia merasa seperti baru menyadari sesuatu yang selama ini ia abaikan.

Sementara itu, di sisi lain ruangan, Chaca menarik napas panjang setelah berhasil menjauh dari meja Wira. Ia berusaha menenangkan dirinya. "Kenapa harus bertemu dengannya di sini?" batinnya.

Rayya yang melihat raut wajah Chaca langsung mendekatinya. "Cha, kamu kenapa?" tanya Rayya lembut.

Chaca tersenyum samar. "Enggak, Mbak. Cuma enggak nyangka aja bakal ketemu seseorang di sini."

Rayya melirik sekilas ke arah meja Wira dan menangkap ekspresi pria itu yang tampak tak senang. Rayya sudah bisa menebak. "Dia suamimu, kan?" tanya Rayya pelan.

Chaca terkejut, tetapi tidak bisa menyangkal, lagi pula ia juga sudah banyak bercerita mengenai pernikahan bersama Ezzar lalu lanjut ke Wira. "Iya, Mbak," jawab Chaca lirih.

Rayya tersenyum penuh arti. "Kamu sudah mulai berubah, Cha. Mbak bangga melihatmu seperti ini. Pertahankan.”

Chaca menatap Rayya penuh tanya.

"Kamu mulai berdiri di atas kakimu sendiri, dan itu bagus," lanjut Rayya. "Lihat wajah suamimu tadi? Dia terkejut, bahkan mungkin kesal. Itu artinya, selama ini dia tidak pernah benar-benar melihat siapa kamu sebenarnya."

Chaca terdiam, mencerna kata-kata Rayya. Apakah benar Wira tidak pernah benar-benar melihatnya? Atau mungkin ... Wira hanya tidak peduli?

“Mbak Rayya, kenapa dia bisa ada di sini?” Chaca akhirnya menanyakannya.

“Dia, sahabat suami Mbak. Mereka sahabat dari jaman sekolah SMU.”

Chaca semakin terkesiap.

Sementara itu, di meja undangan, Wira mencoba fokus pada percakapan Hans dan teman-teman lainnya, tetapi matanya sesekali melirik ke arah Chaca. Ada perasaan tak nyaman yang menghantuinya.

Untuk pertama kalinya, ia merasa ... takut kehilangan Chaca. Apalagi di depan matanya sendiri banyak mata lelaki memandang Chaca.

***

Hans kembali menepuk pundaknya, membuyarkan lamunannya. “Hei, Wira. Kamu kenapa lagi? Kok wajahmu tiba-tiba tegang begitu?” tanyanya sambil duduk kembali di kursinya.

Wira menggelengkan kepala, mencoba mengendalikan emosinya. “Nggak apa-apa. Aku cuma kepikiran sesuatu.”

Hans mengangkat alisnya. “Masalah kerjaan?”

Wira menghela napas. “Bisa dibilang begitu.”

Namun, matanya masih terus mencari sosok Chaca di antara para tamu undangan. Ia ingin tahu lebih banyak tentang kehidupannya di luar mansion. Kenapa Rayya merekrutnya? Kenapa dia terlihat begitu dekat dengan Nathan?

Di sisi lain, Chaca kembali ke tempatnya bekerja, mencoba mengabaikan tatapan Wira yang tadi menusuk tajam ke arahnya. Jantungnya masih berdebar tak karuan. Ia tahu cepat atau lambat Wira akan mencari dirinya untuk meminta penjelasan. Tapi kali ini, ia tidak akan menjelaskan apa pun. Ia sudah lelah menjadi seseorang yang hanya bisa menerima tanpa diberi kesempatan untuk menentukan jalannya sendiri.

Sementara itu, Rayya yang memperhatikan dari kejauhan, menyunggingkan senyum penuh arti. Ia sudah menduga bahwa Wira akan terkejut melihat perubahan Chaca. Rayya memang sengaja melibatkan Chaca ke acara ini, agar dunia Wira terguncang dan menyadari bahwa Chaca bukan lagi wanita yang bisa diperlakukan semaunya.

Acara berjalan lancar, tetapi Wira tidak bisa lagi menikmati suasana. Ia terus mencari cara agar bisa berbicara empat mata dengan Chaca. Hingga akhirnya, kesempatan itu datang.

Saat Chaca berjalan menuju luar restoran untuk menerima telepon, Wira langsung berdiri dan menyusulnya.

“Chaca,” panggilnya tegas.

Langkah Chaca terhenti, ia memejamkan matanya sejenak sebelum berbalik menghadap Wira. “Ada apa, Pak Wira?” tanya Chaca dengan suara datar.

Wira menatapnya lekat-lekat. “Jelaskan kenapa kamu ada di sini. Sejak kapan kamu bekerja di perusahaan Hans? Kenapa saya tidak tahu soal ini?”

Chaca tersenyum tipis. “Apakah saya perlu melapor pada Anda, Pak Wira? Bukankah kita sudah punya kesepakatan? Saya hanya istri di atas kertas. Jadi, kehidupan saya di luar mansion tidak ada hubungannya dengan Anda.”

Mata Wira terbelalak. “Jangan bicara seperti itu, Chaca. Kamu tetap istri saya, dan saya berhak tahu apa yang terjadi dalam hidupmu! Dan, kamu telah lancang keluar dari mansion tanpa seizin saya!”

Chaca menghela napas panjang. “Jika Pak Wira benar-benar peduli, seharusnya sejak awal tidak meninggalkan saya begitu saja di mansion, setelah kita menikah. Seharusnya pun Pak Wira tidak memperlakukan saya seperti alat semata. Saya lelah, Pak. Saya ingin hidup seperti wanita normal lainnya. Dan tidak terpenjara di mansion!”

Wira terdiam, tidak menyangka Chaca akan berbicara setegas itu. Wanita di depannya bukan lagi Chaca yang dulu. Ia benar-benar telah berubah.

Sebelum Wira sempat berkata-kata lagi, Chaca melangkah mendekatinya, lalu berbisik pelan, “Jangan khawatir, Pak. Saya tidak akan merepotkanmu. Seperti yang pernah kita sepakati, setelah saya menjalankan tugas saya, saya akan pergi. Jadi, anggap saja saya sedang mempersiapkan jalan untuk itu.”

Kemudian, tanpa menunggu reaksi dari Wira, Chaca berbalik dan pergi, meninggalkan pria itu berdiri dengan hati yang semakin bergejolak.

Wira mengepalkan tangannya, hatinya tidak rela. Ada perasaan aneh yang menyelubungi dadanya, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya terhadap Chaca. Ia tidak ingin kehilangan wanita itu. Tapi ... apakah ia sudah terlambat untuk menyadari perasaannya sendiri?

Bersambung ... ✍️

1
mei
makasih thor atas karyanya 👍👍👍👍👍
Cb c
Aqila anaknya Wira
Juan Sastra
pernikahan ini sebenarnya hanya alibi saja ada maksud tersirat di balik itu semua
Juan Sastra
hah,,mau inseminasi tadi aja hampir di garap,, nafsuan suami lo jika dekat dekat sama chacha makanya ngebet banget pengen nikahin
Juan Sastra
si munafik terhebat..
Juan Sastra
so pasti jika tidak ngapain maksa
Juan Sastra
benar benar keluarga tak ber ahklaq,, di mana nuraninya,, di sini chachansudah sangat benar dan mempunyai pemikiran bijaksana dan dewasa tapi justru di hadapkan sama keluarga spices
ren_iren
gimana gk senyum2 lawong wira bapake aqila🤣
Juan Sastra
ho ho hoo ternyata memang bejad dan mamahnya pun kayaknya minim ahklaq
ren_iren
kayakx malam itu pak wira deh yang inainuin si chaca....
Juan Sastra
syukur tuh mati bersama sama plus dengan dosanya biar sama sama masuk neraka,, heran deh istri masih muda tetap aja selingkuh ,,
hadeeeh thorr karya mu baru baca udah esmosi akuh
Juan Sastra
21 thn udah punya anak usia hampir 2 thn,, bearti abis sma langsung nikah banter setahun setelahnya
Rita Mahyuni
akhirnya chacha punya suport sistem permanen...kakak kandung....tambah semangat jalanin hidup
Marmi Febriani
lucu banget
Rita Nurleni
Luar biasa
Rita Nurleni
Kecewa
Rita Mahyuni
fix yg perkosa chaca wira dikamar ezzar
Qori Hasan
Luar biasa
Rismawati Damhoeri
kok pakai gunting lagi sih, nggak ada idenya yaa?
Rismawati Damhoeri
sisakanlah sedikit, kasihan keluarga Adelia....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!