Berfokus pada Kaunnie si remaja penyendiri yang hanya tinggal bersama adik dan sang mama, kehidupannya yang terkesan membosankan dan begitu-begitu saja membuat perasaan muak remaja itu tercipta, membuatnya lagi dan lagi harus melakukan rutinitas nyeleneh hanya untuk terbebas dari perasaan bosan tersebut.
tepat jam 00.00, remaja dengan raut datar andalannya itu keluar dan bersiap untuk melakukan kegiatan yang telah rutin ia lakukan, beriringan dengan suara hembusan angin dan kelompok belalang yang saling sahut-sahutanlah ia mulai mengambil langkah, Kaunnie sama sekali tidak menyadari akan hal buruk apa yang selanjutnya terjadi dan yang menunggunya setelah malam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BI BAB 15 - Kehebohan Starla.
Singkat waktu, kami pun tiba didepan kawasan rumah, eh, RUMAH Starla. Setelah membayar taxi, aku segera memberi arahan kepada tuan muda tidak berduit yang planga-plongo di belakangku.
...(( komentator L : pas tau dia kere Kaunnie jadi agak judes gitu ya😊🙏 ))...
"Cari siapa ya, dek?" Ujar satpam penjaga dari balik gerbang yang tinggi menjulang.
"Aku cari Starla pak, aku Kaunnie, temannya Starla." Santaiku pada penjaga berwajah lumayan galak tersebut.
"Owwhh dek kaunnie!! Tunggu sebentar dek, bapak bukain gerbangnya." Satpam itu menyahut dengan nada amat antusias. Wajah agak garangnya tadi telah hilang entah kemana, heum.. Mereka pasti mengenalku karena Starla, ya? Aku tidak ambil pusing. Aku segera membawa tuan muda tak berduit masuk ketika gerbang itu dibuka.
Kami berjalan masuk menyusuri halaman rumah Starla yang luas. Terdapat dua air mancur mini dengan patung bebek juga beberapa patung singa yang aku yakini sangat mahal harganya. Kalau aku minta satu patungnya terus dijual buat renovasi kamar cukup nggak, ya? Lebih dari cukup keknya..
Kami terus berjalan masuk dipandu oleh maid yang bertugas, maid itu menghantarkan kami langsung ke kamar Starla karena tadi Starla sendiri yang memintanya.
Ngomong-ngomong di taxi tadi aku sudah menghubungi Starla untuk memberitahu gadis itu bahwa malam ini aku akan berkunjung ke rumahnya.
Rumah, eh, RUMAH Starla sangat luas dan megah, meski sepertinya tak semegah RUMAH si tuan muda di belakangku ini namun yeah.. tetap saja aku di buat menganga disepanjang aku menuju tempat dimana Starla berada.
...(( komentator Z : kenapa harus huruf besar gitu coba?! ))...
"Kamu sahabat sejatinya nona muda, ya?" Maid berujar anggun. Bahkan maid disini saja bisa se berkelas ini namun kenapa Starla yang notabenenya adalah nona besar itu malah terlihat agak jauh dari kata berkelas? Bahkan ketimbang sebagai nona muda dari keluarga yang terpandang, kurasa Starla lebih cocok menjadi bos preman. Ups, itu hanya opiniku saja, ya!
"Ah-ah-ah-a, iya. Aku temennya Starla." Sahutku seadanya.
Kami bertiga terus melanjutkan perjalanan, disepanjang perjalanan tidak jarang para maid juga pekerja lainnya yang berpapasan dengan kami melayangkan pertanyaan seperti..
"Kamu Kaunnie ya?"
"Kamu sahabat sejatinya nona muda?"
"Wkieuewjjwu ya kamu?"
Dan lain sebagainya. Entah sepanjang dan seheboh apa Starla bercerita tentang diriku pada banyaknya pekerja-pekerjanya yang berada disini sehingga reaksi mereka bisa dibilang.. sedikit lebay? Ah, tidak tahu lah.
Setelah sampai dilantai teratas, kami lanjut berjalan sampai tiba didepan sebuah ruangan yang agak terlalu luas menurutku.
"Kalau gitu saya permisi dulu, yaa!" sopan sang maid sebelum pamit undur diri.
Aku terdiam sebentar sembari memandangi betapa luasnya ruangan yang sepertinya adalah kamar milik Starla didepanku.
'buset! Ini berapa kali lipat kamar aku?!'
Aku maju beberapa langkah berniat ingin mengetuk ringan namun belum sempat tanganku menyentuh pintu, suara gedebak-gedebuk dari dalam kamar sudah lebih dulu menyapa. Biar ku tebak, itu pasti sang pemilik kamar. "HUALOOOOOOOOO!!" Nahkan. Siapa lagi kalau bukan Starla dengan suara cemprengnya.
Starla menyambar tubuhku, dengan mata penuh binar ia melompat-lompat seperti anak kecil. Sesenang itu Starla? "Gue seneng banget bangett bangettt!" Oh, sesenang itu ternyata.
Wajah girang gadis di depanku tiba-tiba terhenti lalu mendatar dalam hitungan detik. Pasti netra Starla sudah menangkap pria tinggi besar di belakangku ini.
"Siape lo?!" Starla berujar SANGAT jutek. Ia melayangkan tatapan menusuk pada pria di belakangku. Hadeh, dasar Starla! Aku menepuk jidat gadis itu seperti biasa.
Pletak!
"Awh! Adoh, sakit tawu!" Starla mengaduh sembari melayangkan tatapan protes kepadaku. Kedua tangan Starla bergerak mengusap-usap jidatnya, ah.. jitakanku memang yang terdahsyat. "Siapa die, Kau? Lo punya suger daddy?"
Aku memutar bola mata. Kebiasaan nih anak, tidak bisakah prasangka Starla lebih baik sedikit? Om kek, kerabat jauh kek, atau apalah! Kenapa harus papa gula coba? Huh.
Aku menarik tangan Starla untuk masuk ke kamarnya dulu, mataku juga memberi kode kepada Tuan muda Clop untuk mengikuti kami.
"Apasih?! Ah, jelasin dulu gakkk!?"
Tanpa menghiraukan pekikan Starla, aku tetap menggiring gadis yang memberontak bak cacing kepanasan itu ke sofa yang terletak tepat di tengah-tengah kamar yang luar biasa megah ini. Ku dudukkan Starla disana, lalu aku berniat untuk langsung menjelaskan apa maksud kedatanganku kesini.
"Gini, Star.." aku menarik nafas dalam ketika Starla masih menatap tajam Tuan muda Clop. Mulut gadis itu komat-kamit yang bisa aku dengar bahwa Starla sedang mengeluarkan umpatan dari sana. Dasar Starla! Aku ingin marah namun saat ini aku sedang membutuhkan bantuan gadis tersebut.
Huuhhh~
Haaahhhh~
Aku menarik nafas lalu membuangnya.
Oke. Untuk saat ini akan ku telan kekesalan ini mentah-mentah, sembari menghirup dan membuang nafas guna menenangkan diri, aku mulai membuka mulut untuk memulai pembicaraan. "Starla, aku butuh dua kam-"
"Iya-iya itu mah gampang! Jelasin dulu nih om-om tuh sapenye eluu?!!" Starla menyambar jutek. Kampret! Aku tuh nggak suka di sela kalau lagi ngomong tauu?!! Huh. Sabar disayang pacar. Tapi karena belum punya, maka akan ku ganti saja menjadi Sabar disayang mama dan adik.
...(( komentator Z : masih kecil gak boleh pacaran, BTW! INI UDAH KALI KEBERAPA ELU BILANG DISAYANG PACAR DISAYANG PACARR?!! ))...
...(( komentator D : set Kaje! Sans dikit ngape, orang itu udah Kaunnie ganti🖕🙄🖕 ))...
"Yang di belakang aku ini namanya Udin garonggong, dia sepupu jauh mama aku. Karena rumah aku kecil, jadi aku bawa dia kesini dulu soalnya ini udah kemaleman buat nyari kosan, om aku ini ada urusan di kota kita, kamu mau kan? Pinjemin beberapa kamar disini buat kita?" aku berbohong dengan sangat lancar. Tentu saja, aku juaranya berbohong.
...(( komentator L : kenapa harus Udin garonggong sih Ferrrr! 😭😭 ))...
...(( komentator D : wkwk! Males milih nama gua jir pas nulisnye, jadi yaa.. yang ada dikepala gua ae ))...
Kutatap Starla yang sedang melayangkan pandangan penuh selidik pada kami berdua. Sepertinya si kampret ini tidak percaya tapi dia tidak punya alasan untuk tidak percaya.
Hadeh!
Aku memarkirkan bokongku ke sofa yang ternyata jauh lebih empuk daripada tempat tidurku dirumah.
Starla mencondongkan tubuhnya kepadaku, aku mendekat dan langsung saja Starla mengarahkan mulutnya tepat disamping telingaku. Gadis itu berbisik, "yakin lo dia sepepu jauh mama lo? Kok ganteng?"
'Loh.. HEHHH?!!' batinku shock.
Apa-apaan kalimat Starla itu?! Apa ia baru saja menghina Gen keluargaku?!! Ingin marah rasanya, namun nanti saja, tahan dulu marahnya.
Aku berusaha mengukir senyum. "Iya, dia om aku. Jadi boleh, kan?" Ujarku dengan mata penuh harap. Aku melirik Tuan muda Clop yang menampilkan raut datar, hoho~ melihat wajah datarnya secara nyata begini asyik juga.
"Boleh," ujar Starla yang langsung membuat batinku bersorak senang. Yuhu! Aku jadi ga perlu keluar duit buat nyewa hotel nichhh~ ehehe.
•
•
'cuihh!!'
Wajahku sudah semasam lemon. Ini sudah pukul 00.00 namun gadis yang sedang memelukku erat ini belum tidur-tidur juga.
...(( komentator D : mampua! ))...
...(( komentator W : pu pu pu puaa!!(・∀・)!! ))...
Huh! Ya, tadi Starla memperbolehkan Tuan muda Clop bermalam dengan syarat bahwa aku harus menjadi teman tidur gadis tersebut. Merepotkan, namun apa boleh buat.
Ngomong-ngomong, Tuan muda Clop sudah berada di kamar tamu. Aku juga menyuruh pria tinggi besar itu untuk bebersih badan sebelum aku ke tempatnya untuk melanjutkan obrolan serius kami yang sempat tertunda.
Aku terdiam cukup lama menunggu si kampret ini menutup mata cukup lama sampai akhirnya Starla tertidur juga. Huh! Pelan tapi pasti, aku mulai meluncur keluar dari pelukan Starla yang erat. Karena aku siluman belut, aku jadi dengan mudah bisa keluar dari dekapan Starla yang tidak bisa dikatakan tidak erat itu.
Aku mulai merajut langkah untuk keluar dari kamar Starla yang luasnya entah berapa kali lipat kamarku. Sebelum keluar, aku sempat mengganti bajuku, kuambil saja baju piyama abu-abu milik si kampret yang sedang ngorok diatas tempat tidur.
'pinjem bentar, Star!'
Ku tutup pintu kamar Starla lalu aku mulai berjalan menyusuri rumah Starla yang masih sangat asing menurutku. Tentu saja asing, aku belum pernah kesini.
Starla memang sangat-sangat-sangat-sangat-sangat sering mengajakku untuk bermalam dirumahnya namun ajakannya selalu saja ku tolak.
Sudah pernah kubilang, kan? Aku belagu.
"Permisi, boleh anter aku ketempat Sebastian nggak?" ujarku kepada beberapa maid yang kutemui, maid itu dengan ramah mengiyakan lalu mulai menuntunku.
Sungguh profesional.
Btw, maid orang kaya itu emang kerja 24 jam kah?
"Sebastian itu cowo cakep yang kamu bawa tadi?" Ujar maid membuka obrolan yang ku balas dengan anggukan.
Heumm... Cakep ya? Aku akan melihat wajah tuan muda clop yang katanya 'cakep' itu nanti.
Aku sudah bersama Tuan muda Clop sejak tadi sore namun aku belum sama sekali memperhatikan wajah itu dengan teliti. Alasan pertama karena aku malas mendongkak, dan alasan kedua karena netra yang selalu menyorot ku sendu itu.
Maid pamit undur diri ketika aku sudah berada tepat didepan pintu yang ku yakini pasti ada Tuan muda Clop didalamnya. Aku mengangkat tangan untuk mengetuk pintu.
tok tok tokk..
...(( komentator D : do you want a build the snow man? ))...
...(( komentator S : c'on let's go we playy~ AHAHAHAHAHAHAA!! Lucu lucu lucu lucuu, gemes bangettt! astagaa.. ))...
...(( komentator X : jangan bucin disini, bngst. ))...
Aku mudur selangkah ketika langkah kaki dari dalam kamar mulai terdengar mendekat. Pintu terbuka, menampilkan dada bidang Tuan muda Clop yang tidak dilapisi kain barang sehelai pun.
Nih orang gak punya baju kah? Oh iya, dia emang gak punya baju kan ya? Kalau begitu, besok pagi aku bakal minjem baju cowo sama Starla.
"Silahkan." Tuan muda clop menyingkir, ia mempersilahkanku masuk.
"Permisi," ujarku sebelum memasuki kamar tamu yang tentu saja lebih luas dari kamarku dirumah. Hadeh, aku merajut langkah menuju tempat tidur lalu menjatuhkan bokongku disana.
"Ayo kita sambung obrolan kita tadi sore," ujarku seraya mengambil bantal untuk dipeluk. Kuamati Tuan muda Clop yang hanya menggunakan handuk yang melilit pinggang itu berjalan kearah lemari.
'emang ada isinya?'
Aku terus mengamati gerak-gerik Tuan muda Clop yang mulai dengan enteng mengangkat tangan untuk membuka lemari.
'eehh? Wuidih!!'
Mataku sedikit membola ketika aku melihat banyak sekali pakaiannya didalam lemari sana.
...(( komentator D : kesenjangan sosial jir😂😂 ))...
...(( komentator L : ya pasti adalah, lemari kalau gak ada isinya ya buat apa, Kau.. astaga.. ))...
Ternyata dikamar tamu rumah, eh, RUMAH Starla juga menyediakan baju ya? Aku bertepuk tangan dua kali lalu mulai mendatarkan wajah lagi.
Legenda iblis melawan iblis? Heumm... Aku belum pernah mendengar itu. Bukankah harusnya sesama iblis itu berteman? Entahlah.
Pergerakan di sebelahku menarik kembali kesadaranku, kutatap Tuan muda Clop yang sudah berpakaian santai duduk di sampingku. Rambut pria itu basah, sepertinya habis mandi.
Kesempatan! Aku curi-curi pandang pada pria disampingku, katanya Tuan muda Clop ini cakep kan? Let's see, aku terkekeh lalu mulai memandang lamat wajah pria yang sedang terdiam itu.
Oh.
Bener ternyata.
Nih orang cakep juga. Aku manggut-manggut lalu kembali fokus pada apa tujuanku kemari.
Ku nantikan Tuan muda Clop yang ingin membuka mulut namun tidak jadi. Kenapa sih? Ragu cerita kah? Aku terus bungkam, kubiarkan Tuan muda Clop menyusun kalimat yang akan keluar.
"Em.." sontak aku menatap sepenuhnya pada pria disampingku. Tuan muda Clop terlihat sedang menggaruk tengkuknya yang sepertinya tidak berketombe, tapi kenapa dia garuk ya? Nyamuk, kah? Mana mungkin.
"Sebelum mulai ke pembahasan utama.. saya boleh tahu nama kamu dulu nggak? Saya juga akan memperkenalkan diri. Kita sama-sama saling memperkenalkan diri karena sepertinya kedepannya kita akan sering bertemu." Ujaran Tuan muda Clop yang kuberi anggukan dua kali.
Benar, setidaknya kami harus saling tahu nama masing-masing dulu. Ee.. walaupun aku sudah tahu sih, aku kan beberapa hari yang lalu nge-stalking pria disampingku ini, ehehe!
Aku membenarkan posisi duduk. "Oke, nama aku Kaunnie," ujarku sembari mengulurkan tangan.
Tuan muda Clop mengangguk lalu mulai menjabat tanganku. "Saya Ipan Sebastian Clop, kamu bisa panggil saya Sebastian. Salam kenal, si kecil Kaunnie.." Sahutnya dengan suara berat.
Oke, karena perkenalan singkat telah selesai maka kami mulai masuk ke topik utama. Aku meremas bantal busa di pelukanku dengan telinga yang fokus mendengarkan apa yang akan Sebastian sampaikan.
Sebastian menarik nafas dalam sebelum mulai membuka perbincangan panjang kami malam ini..