A story about Bumi Perkasa
Sekelumit kisah si duda ganteng.
Diusia ke 24 th sudah resmi menikahi wanita yang ia cintai. Setahun kemudian dia dikaruniai anak laki-laki.
Empat belas tahun usia pernikahan yang berusaha Bumi pertahankan berakhir pada perpisahan.
Menjadi duda tak lantas membuat Bumi menjadi seorang pecinta wanita. Justru Bumi semakin terlarut akan penyesalan, susah move on dari sang mantan istri yang masih sangat dia cintai.
Hingga berakhirlah masa duda yang disandangnya selama kurun waktu enam tahun, semua berkat kehadiran Alisha.
Mantan Tenaga Kerja Wanita yang dulu pernah menjadi seorang babysitter anak salah satu orang kepercayaan Bumi.
Karena suatu sebab, Bumi harus menikahi Alisha, perempuan muda yang setara usia dengan anak lelaki nya.
Perbedaan usia yang cukup mencolok.
Bumi Perkasa yang sudah berusia 44 th menginjak 45 tahun. Sementara Alisha yang baru genap berusia 20th.
Bagaimana kisah Bumi dalam menghadapi perjalanan rumah tangga nya bersama Alisha dengan semua perbedaan yang ada. Bahkan jarak usia mereka pun hampir 25 tahun.
Ikuti kisah seru petualangan Bumi dan Alisha.
~~~~~~~
Happy reading.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heni Heni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Restu Danu
Alisha memandang sekeliling ruang pribadi Bumi. Ini kali pertama
Alisha masuk ke dalam ruangan ini. Selama sebulan lebih bekerja di hotel milik
Bumi, Alisha hanya bertugas membersihkan kamar milik tamu hotel ini. Bahkan
Alisha juga baru tahu jika di lantai teratas hotel ada tempat tinggal Bumi yang
semewah ini.
Terdengar bel pintu di depan, Alisha sudah berniat ingin membuka
nya. Tapi dicegah oleh Bumi.
" biar aku saja yang buka. Kamu duduk saja . Mungkin itu
sarapan kita yang datang." ucap Bumi sambil berjalan menuju pintu.
Sesaat setelah masuk ke dalam ruang pribadinya tadi, Bumi memang
menelepon bagian Restaurant dan meminta untuk diantarkan sarapan ke ruangan
nya.
Bumi kembali ke dalam dengan nampan berisi makanan. Diletak kan
nampan tersebut di atas meja yang ada di hadapan sofa yang diduduki Alisha.
Lalu Bumi menjatuhkan dirinya di atas sofa tepat di samping
tubuh Alisha. Ini pertama kali nya Alisha duduk berdekatan dengan Bumi, bahkan
lengan mereka nyaris saling menempel. Alisha beringsut sedikit menjauhkan diri
dari Bumi. Aura yang menguar dari diri seorang Bumi Perkasa membuat Alisha
gugup.
" ayo makanlah Sha."
" tapi saya sudah makan Tuan."
" tak baik menolak ajakan suami. Apalagi hanya sekedar
menemani sarapan."
Ucapan Bumi membungkam mulut Alisha. Dengan ragu Alisha menerima
piring yang diaodorkan Bumi. Untung saja bukan makanan berat. Hanya omlet dan
sosis panggang. Masih muat di perut Alisha yang kecil, karena tadi saat di
rumah Alisha sudah sarapan dengan makanan berat.
Mereka sarapan dalam diam. Alisha lebih memilih menikmati
sarapan nya. Dan Bumi juga tidak ingin terlalu memaksakan Alisha untuk lebih
dekat dengan nya. Bagaimanapun juga Alisha juga butuh waktu untuk menyesuaikan
diri.
" Tuan. Saya sudah selesai. Bolehkah saya mulai
bekerja."
Bumi mendongak menatap Alisha, senyum teesungging di bibirnya.
Lalu lelaki itu mengangguk menyetujui permintaan istri nya.
" Terimakasih sudah menemani ku sarapan."
" Sama-sama Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu. "
Alisha bergegas bangkit dan berlalu keluar dari dalam ruangan
Bumi. Selepas dia berhasil keluar dari ruangan tersebut, Alisha bernafas lega.
Berada berdua di dalam ruangan hanya dengan seorang Bumi Perkasa membuat
kinerja jantungnya harus bekerja Extra. Padahal sebelum ini, Alisha merasa
baik-baik saja meskipun dia harus berdua bersama bos nya yang telah berganti
status menjadi suami nya itu. Tapi sekarang, hanya melihat Bumi saja Alisha
sudah gugup luar biasa.
" Perasaan apa ini. Kenapa tiap kali bertemu atau bahkan
berdua dengan Tuan Bumi aku sealalu segugup ini." gumam Alisha seorang
diri.
********
Seusai sarapan yang bagi Bumi mampu memberikan energi positif
yang luar biasa, membuat Bumi semakin bersemangat menjalani hari nya. Padahal
hanya sarapan dengan ditemani Alisha, tapi sanggup membuat Bumi selalu saja
tersenyum sepanjang hari. Terbayang wajah canggung Alisha, bagaimana Alisha
yang gugup tiap kali melihat atau berdekatan dengan nya. Itu semua terekam
jelas di ingatan Bumi.
" Astaga Bumi, apa yang kamu fikirkan. Bahkan Alisha itu
lebih pantas jadi anakmu. Tak pantas rasanya jika kamu menaruh hati secepat ini
pada gadis yang masih sangat muda." begitulah kira-kira pemikiran yang
terlintas di benak Bumi.
Dengan kesal Bumi meraup wajahnya. Dia berpikir sekali lagi.
Mungkin saja dia hanya terbawa suasana karena pernikahan yang telah dia lakukan
dengan Alisha kemarin. Atau bisa jadi ini hanya perasaan iba karena Bumi
mengetahui secara pasti bagaimana kondisi Alisha dan keluarga nya. Dan Bumi
yakin ini bukan lah cinta. Dia tidak sedang jatuh cinta dengan Alisha.
Melainkan hanya perasaan sesaat karena terlalu terbawa suasana. Bumi tetap
berusaha menyangkal perasaan yang dia miliki untuk Alisha.
Malam ini Bumi kembali melajukan mobil nya pulang ke rumah. Bukan
pulang ke hotel. Seharian Bumi disibukan dengan pembangunan resort nya yang
baru. Bumi teringat bagaimana saat makan siang tadi, dia sempat berkirim pesan
dengan putra nya, Danuarta. Bumi mengatakan pada Danu jika dia telah menemukan
mama baru untuk Danu. Dan Bumi bersyukur karena Danu tidak keberatan jika Bumi
menikah lagi. Sekalipun itu dengan perempuan muda yang pantas menjadi anak nya.
Masih terngiang di telinga Bumi, saat Danu yang langsung
menelepon nya dan mengatakan, " daddy tau tidak, apapun pilihan
Daddy, aku akan menerimanya. Asalkan daddy bahagia, akupun ikut bahagia. Aku
sayang daddy."
Kata-kata Danu yang sukses meneteskan air mata Bumi. Anak nya
yang sekarang sudah lebih dewasa. Mampu berpikir bijak. Dan yang paling membuat
Bumi terharu hanya satu. Yang Danu bilang dia mencintai nya.
" Danu, daddy juga sangat menyayangi mu. " gumam Bumi.