NovelToon NovelToon
MADU YANG KU NAFKAHI

MADU YANG KU NAFKAHI

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Suami Tak Berguna / Selingkuh / Romansa
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Mursyidah Awaliyah adalah seorang TKW yang sudah lima tahun bekerja di luar negeri dan memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Tanpa dia tahu ternyata suaminya menikah lagi diam-diam dengan mantan kekasihnya di masa sekolah. Suami Mursyidah membawa istri mudanya itu tinggal di rumah yang dibangun dari uang gaji Mursyidah dan bahkan semua biaya hidup suaminya dan juga istrinya itu dari gaji Mursyidah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEMAS

Mursyidah ingin menoleh saat Kinasih membisikinya jika ada seorang pria yang memperhatikannya sejak tadi, tapi kepalanya ditahan oleh Kinasih.

"Jangan dulu berbalik, dia masih melihat ke sini," bisik Kinasih lagi lalu mengurai pelukannya. Wanita itu menyusut airmata yang masih keluar dan mengalir di pipinya.

Mursyidah menegakkan duduknya dan melirik perlahan ke arah yang disebutkan oleh Kinasih. Di sana di meja yang lain, tidak jauh dari tempat mereka duduk ada empat orang-tiga orang pria dan satu orang wanita-sedang bercakap-cakap sambil menikmati makanan.

Dilihat dari pakaian mereka yang sangat formal Mursyidah menduga mereka adalah orang kantoran yang mungkin saja sedang membicarakan bisnis atau pekerjaan mereka.

Mata Mursyidah memicing mengamati lelaki yang hanya terlihat dari samping tersebut. Menurut Kinasih lelaki itu beberapa kali melirik ke kursi mereka.

"Dia?" ucap bibir Mursyidah pelan. Wanita itu cepat-cepat memalingkan wajahnya saat melihat gerakan pria itu yang akan menoleh. Mungkin pria itu merasa seseorang memperhatikannya. Mursyidah mengalihkan pandangannya ke tempat lain, seketika raut wajahnya berubah cemas. Ada rasa khawatir melanda dirinya, takut jika dia akan ketahuan. Mursyidah reflek menunduk dan memutar posisi duduknya.

Gunadi dan keluarganya baru saja masuk ke dalam sebuah restoran yang menyajikan makanan Nusantara yang ada dalam mall yang mereka kunjungi. Tempat itu sangat ramai oleh pengunjung hingga dia dan keluarganya belum mendapatkan tempat duduk. Pria itu berdiri di dekat pintu masuk mengamati sekitar mencari meja yang sudah kosong.

"Kenapa nggak di sana aja sih mas!?" gerutu Astuti sembari menunjuk restoran cepat saji yang ada di depan mereka. Dinding restoran itu terbuat dari kaca bening hingga mereka bisa melihat langsung pengunjung yang ada dalam restoran tersebut.

"Iya. Ibu kan juga mau merasakan makan di restoran itu, ibu ingin makan pred ciken." Rukmini ikut menimpali.

Gunadi menghela napas kesal. Sejak tadi istri dan juga ibunya tidak berhenti mengomel. Ada saja yang jadi gerutuan kedua wanita tersebut. Yang waktu belanja mereka terlalu singkat lah, mereka tidak bisa memilih pakaian yang mereka inginkan lah, tidak bisa melihat perabotan rumah yang mereka carilah. Pokoknya ada saja Omelan mereka yang membuat telinga Gunadi panas.

"Udah di sini saja banyak pilihannya, di sana cuma ada kentang sama ayam goreng saja kok," bantah Gunadi. Pria itu menoleh sebentar ke restoran cepat saji. Matanya membeliak seketika, tidak percaya saat melihat Kinasih yang berpakaian lusuh sedang duduk dan menyuapi seorang anak kecil.

Bagaimana mungkin Kinasih bisa ada di tempat seperti ini? Dengan siapa dia? Gunadi memperhatikan Kinasih dan wanita yang duduk di dekat Kinasih. Wanita yang membelakangi Gunadi itu tampak berpakaian bersih. Mungkinkah itu majikan Kinasih? Apakah wanita itu sekarang sudah bekerja? Gunadi menduga-duga sendiri.

"Gun, itu ada meja yang sudah kosong. Ayo ke sana!"

Samirah menarik lengan kaos yang dipakai Gunadi hingga lelaki itu menoleh dan jadi bergeser dari posisinya berdiri. Meskipun tidak suka, Rukmini dan Astuti sudah lebih dulu menuju meja tersebut. Kaki mereka terasa sudah pegal karena berdiri terlalu lama.

Di restoran cepat saji....

"Asih, di restoran yang di depan ada mas Gun sama istri, ibu dan kakaknya. Aku nggak mau mereka sampai melihat aku," ucap Mursyidah sambil mengawasi pintu restoran nusantara yang ada di depan mereka. Sudah tidak ada Gunadi dan keluarganya di sana. Pasti mereka sudah masuk, tapi hati Mursyidah tetap saja merasa cemas. Takut jika salah satu dari keempat orang itu melihatnya.

"Aku mau ke toilet sebentar, kamu teruskan saja makannya. Jangan khawatir semuanya sudah aku bayar.Habis dari toilet aku nggak ke sini lagi, aku tunggu kamu di pintu keluar ya! Kamu tau kan? Kalau nggak tau kamu tanya sekuriti aja!"

Mursyidah berdiri dan mengambil kantong besar yang berisi belanjaan mereka.

"Kantongnya biar aku yang bawa, kamu kan repot sama anakmu. Kamu nggak apa-apa kan aku tinggal sendiri?" Mursyidah sedikit khawatir melihat raut cemas Kinasih. Sahabatnya itu memang sangat jarang ke kota dan mungkin belum pernah mengunjungi mall ini, pastilah ada sedikit rasa takut.

"Kamu bisa kan ya. Aku tunggu di pintu keluar."

Mursyidah menepuk pundak Kinasih. Sahabatnya itu mengangguk pelan. Ragu.

Di tempat lain....

Semua keluarga Gunadi sudah duduk mengelilingi meja kosong. Pria itu masih berdiri ragu.

"Dek, pesan saja makanan buat kamu dan ibu juga mbak Mirah. Aku mau ada perlu dulu sebentar!"

"Memang kamu ada perlu apa mas?" Astuti menahan tangan Gunadi.

"Sebentar... ada teman lamaku di sana. Nanti aku balik lagi."

Gunadi melepaskan tangannya yang dicekal oleh Astuti, lalu cepat-cepat meninggalkan meja itu menuju pintu keluar restoran. Saat keluar dari restoran Gunadi

Melihat bayangan seorang wanita yang melintas di depannya. Gunadi merasa pernah melihat wanita itu. Persis seperti tadi dari arah samping. Gunadi berdiri terpaku, diam mencoba mengingat-ingat.

"Mbak Ussy,"desisnya dengan senyum tersungging.

Gunadi sangat yakin jika wanita yang dia lihat itu adalah mbak Ussy kakak angkat Aini. Ini adalah kesempatannya untuk mendekati wanita kaya tersebut. Persetan dengan suaminya. Bukankah saat ini wanita itu sedang berjalan sendiri.

Gunadi mengikuti Mursyidah yang berjalan menuju toilet. Dalam hati lelaki itu bersenandung senang karena akan mendapatkan mangsa seorang wanita kaya plus cantik.

Astuti yang merasa curiga pada suaminya, tidak lama kemudian berdiri dari duduknya. Dia menitipkan anaknya pada Rukmini si ibu mertua. Dia berniat mengikuti suaminya itu

"Bu titip Celia ya, aku kebelet mau buang air kecil."

Astuti menyerahkan anaknya itu pada mertuanya lalu berjalan keluar.

Samirah diam-diam mengikuti iparnya tersebut.

Sebelumnya dia mengode ibunya untuk tidak bersuara.

Astuti sampai di depan pintu, matanya langsung melihat ke dalam restoran cepat saji karena tadi dia sempat melihat suaminya itu terkejut saat melihat ke dalam restoran tersebut. Entah siapa yang dilihat oleh suaminya itu. Firasat Astuti mengatakan jika suaminya itu melihat seorang wanita.

Seorang wanita muda dengan pakaian lusuh keluar dari restoran yang sedang diawasi oleh Astuti. Meskipun dekil dan pakaiannya lusuh, tapi wanita itu masih terlihat manis. Astuti mengamati wanita muda itu.

"Hebat juga dia, bisa makan di restoran mahal kayak begini," ujar Astuti dalam hati.

"Kinasih!"

Kinasih yang berjalan terburu-buru dan sedikit ketakutan terpaku di tempatnya. Kakinya berat seolah tidak dapat melangkah. Tertegun melihat kehadiran Samirah. Astuti menoleh ke belakangnya dan terkejut saat tahu kakaknya yang meneriakkan nama Kinasih.

"Asih, kok kamu bisa ada di sini?" tanya Samirah sambil berjalan mendekati Kinasih yang masih terpaku di tempatnya. Astuti mencibir saat tahu jika wanita dekil tersebut adalah teman Samirah.

"Kamu memang cocok berteman dengan orang seperti itu," ejeknya dalam hati.

"Kamu ikut siapa ke sini?" Samirah tidak yakin Kinasih tahu tempat ini dan bisa sendiri datang ke sini.

"Eh oh itu mbak, aku tadi diajak majikanku," bohong Kinasih. Tidak mungkin jika dia mengatakan diajak teman. Samirah sangat tahu jika Kinasih tidak punya teman kecuali Mursyidah.

"Oh jadi sekarang kamu kerja di kota?" Kinasih hanya mengangguk.

"Lalu ini anak siapa? Nggak mungkin anak majikan kamu." Samirah mengamati batita perempuan dalam gendongan Kinasih. Astuti ikut mengamati Kinasih dan anak dalam gendongan wanita tersebut.

"Anakku mbak," sahut Kinasih pelan dan ragu. Ada sedikit ketakutan dan cemas pada dirinya. Kinasih berharap cepat lepas dari hadapan Samirah dan perempuan satunya lagi yang Kinasih yakini adalah istri Gunadi.

"Anakmu?" tanya Samirah ragu. Mengapa dia begitu mirip... Ah sudahlah! Samirah berusaha menepis pikirannya.

"Mbak aku duluan ya, nggak enak sama majikanku kelamaan nunggu," ucap Kinasih beralasan. Kinasih cepat-cepat berjalan menjauh meninggalkan Samirah dan Astuti yang berdiri termangu di depan pintu restoran.

1
Siti Zaid
Author..terima kasih selalu update ceritanya berkali2...cerita makin menarik..kakak tunggu terus sambungan cerita nya...🤭
Hasri Ani: heheee makasi kembali sudah mampir... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Malangnya mursyidah bersuamikan Gunadi..sepatutnya dia merasa bimbang dan risau akan keselamatan mursyidah..malah harta warisan yg difikirkan😠benar2 benalu siGunadi
Ma Em
Gunadi bkn nya sedih mendengar kabar bahwa Mursydah kecelakaan dan meninggal eh malah senang karena akan dapat warisan , tdk taunya Mursydah nya msh sehat segar bugar tambah cantik lagi pasti Amar akan menyesal .
CB-1
semakin menarik ceritanya..makasih author cantik sehat slalu biar makin banyak update nya
Hasri Ani: aamiin.. semoga suka dengan cerita nya😁😁
total 1 replies
CB-1
penasaran apa yg di sembunyikan kinasih
Siti Zaid
Author..terima kasih sudah update berkali2..terbaiklah👍👍👍
Hasri Ani: makasih kembali sudah mampir say... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Betapa tidak tahu malu Astuti..sudah rampas suami mursyidah..malah duit hasil titik peluh mursyidah pun dia nak juga..dasar benalu...😠
N Wage
semangat Thor...kutunggu lanjutannya.
N Wage
TOP👍👍👍👍♥️♥️♥️
aku suka cerita halu yg realitis.
N Wage
dan cahaya adalah anak Gunadi yg gak diakui oleh Gunadi.
N Wage
apakah Kinasih pernah selingkuh sama Gunadi?
Ma Em
Bagus Mursydah kamu jgn tertipu lagi sama suamimu yg mokondo itu Mursydah cuma di porotin duitnya doang untuk kasih menyenangkan istri mudanya juga keluarganya , balas semua perbuatan Gunadi yg sdh membohongimu Mursydah buat si Gunadi menyesal .
Hasri Ani: sabar saaayyy sabaaar🤭🤭🤭
total 1 replies
Siti Zaid
Geram banget pada Gunadi..bohong terus ya hidupnya sekarang..takut ketahuan...sayang semua kelakuan busuknya sudah diketahui sama mursyidah...
Siti Zaid
Terima kasih author selalu update ceritanya...👍👍👍penasaran apakah ada rahsia yg disembunyikan kinasih..
Siti Zaid
Nyaris ketahuan sama Gunadi..kalau ketahuan bisa2 nya gagal rancangan mursyidah...
Ma Em
Sudah tdk sabar Thor Mursydah bertemu dgn Gunadi setelah melihat Mursydah cantik pasti Gunadi kaget , tapi Mursydah tetap hrs cerai sama Gunadi biar Mursydah berjodoh dgn ayah temannya Amar 😄😄
Hasri Ani: 🤣🤣🤣ketika jodoh diatur netizen🤣🤣🤣.. hehehe makasi sudah mampir semoga tetap suka ceritanya..
total 1 replies
Siti Zaid
Author ditunggu lanjutannya ya..nak lihat bagaimana mursyidah membalas sakit hatinya pada suami dan juga madunya😠
Hasri Ani: makasi say sudah mampir.. sehat selalu
total 1 replies
Siti Zaid
Terima kasih author sudah update beberapa episode lagi👍👍👍
Siti Zaid
Mursyidah..perempuan yg dikhinati itu harus kuat dan tabah..bangunlah dan balas semua perbuatan suami mertua dan madu mu itu...biar mereka menyesal kerana telah mengkhanati kamu😠
Siti Zaid
Cerita yg menarik..author anda hebat kerana bisa bikin cerita bisa bikin hati panas bila membacanya..terbaik👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!