Di kehidupan sebelumnya, Emily begitu membenci Emy yang di adopsi untuk menggantikan dirinya yang hilang di usia 7 tahun, dia melakukan segala hal agar keluarganya kembali menyayanginya dan mengusir Emy.
Namun sayang sekali, tindakan jahatnya justru membuatnya makin di benci oleh keluarganya sampai akhirnya dia meninggal dalam kesakitan dan kesendiriannya..
"Jika saja aku di beri kesempatan untuk mengulang semuanya.. aku pasti akan mengalah.. aku janji.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Malam itu, restoran mewah di pusat kota telah disulap menjadi tempat pertemuan dua keluarga besar.
Lampu gantung kristal bergemerlap, musik gesekan biola mengalun lembut, dan meja panjang berlapis kain putih elegan dipenuhi peralatan makan perak yang berkilau.
Di ujung meja, Tuan Gerson duduk dengan penuh wibawa, ditemani Ethan dan Emy.
Di sisi lain, keluarga besar Hilton hadir, dengan Albert duduk di samping ayahnya, Tuan Sander Hilton seorang pria berusia enam puluhan dengan sorot mata tajam dan aura penguasa.
Emily melangkah masuk terakhir. Gaun malamnya berwarna merah anggun, rambutnya disanggul rapi, dan wajahnya tetap tenang meski ada ribuan pasang mata seolah menilainya, semua kepala menoleh ketika ia tiba.
Albert bangkit, menarik kursi di sampingnya. “Silakan,” ucapnya singkat namun sopan.
Emily duduk, merasakan ketegangan halus di udara, kedua keluarga itu mungkin sedang berpura-pura ramah, tapi dia tahu betul, di balik senyum ada hitung-hitungan besar yang sedang berlangsung.
Percakapan awal berjalan sopan, mereka berbicara tentang cuaca, bisnis internasional, hingga proyek-proyek terbaru.
Pelayan dengan cekatan menyajikan hidangan pembuka, aroma sup truffle dan roti panggang menyebar di udara.
Tuan Sander Hilton membuka pembicaraan serius pertama. “Saya mendengar kabar dari media bahwa pertunangan sudah resmi diumumkan, itu langkah berani.”
Tuan Gerson tersenyum puas. “Tentu saja. Dunia perlu tahu bahwa Hambert dan Hilton kini bersatu. Dengan pengaruh Hilton Grup di luar negeri, dan jaringan kami di dalam negeri, saya yakin masa depan akan semakin kokoh.”
Albert hanya menyesap anggurnya, tidak menanggapi langsung, tatapannya sesekali jatuh ke arah Emily, seolah memastikan gadis itu baik-baik saja di tengah suasana penuh formalitas ini.
Namun Emily hanya menatap piringnya, berusaha menjaga ekspresi, dia merasa seperti pion dalam papan catur besar yang sedang dimainkan oleh dua raja tua.
Ketegangan meningkat ketika Ethan mencoba menunjukkan keunggulannya.
“Hambert Grup sudah lama mendominasi pasar dalam negeri, dengan tambahan dukungan Hilton, kita akan menyingkirkan pesaing, tidak ada yang bisa menandingi kita.”
Emily melirik kakaknya dengan tatapan geli. Ethan selalu bicara seolah dunia adalah miliknya, padahal dia hanya anak yang selalu ingin membuktikan diri di depan ayah.
Namun jawaban Tuan Sander membuat meja sejenak hening.
“Tidak ada yang abadi di dunia bisnis, Tuan Ethan, sekuat apa pun sebuah keluarga, bisa runtuh dalam semalam jika salah langkah.”
Nada suaranya dingin, penuh peringatan. Ethan tersenyum kaku, jelas merasa tertegur.
Albert meletakkan gelasnya dan berkata dengan tenang, “Karena itulah kita harus berhati-hati. Aliansi ini bukan untuk saling menindas pesaing, tapi untuk membangun kekuatan berkelanjutan. Jika kita hanya berfokus menghancurkan orang lain, kita lupa memperkuat diri sendiri.”
Emily menoleh padanya. Untuk pertama kali malam itu, dia merasa ada orang yang berbicara dengan logika, bukan hanya ambisi buta.
Hidangan utama datang, daging panggang dengan saus merah anggur, percakapan berlanjut, tapi kali ini lebih personal.
Salah satu saudara sepupu Albert, seorang wanita bernama Clarissa Hilton, menatap Emily dengan senyum tipis.
“Nona Emily, saya penasaran. Bagaimana rasanya tiba-tiba bertunangan dengan salah satu pria paling berkuasa di dunia bisnis?”
Pertanyaan itu terdengar seperti pujian, tapi ada nada sindiran terselubung.
Emily menatap Clarissa dengan tenang, lalu menjawab, “Rasanya seperti diberi buku kosong, semua orang berharap aku menulis kisah indah di dalamnya, tapi tak seorang pun yang memberi tahu bagaimana akhirnya.”
Meja terdiam beberapa saat, Albert menoleh padanya, lalu tersenyum samar, dia tahu itu jawaban cerdas, jujur, tapi tetap menjaga wibawa.
Clarissa mendengus kecil, lalu menyesap anggurnya. “Jawaban yang menarik.”
Di sisi lain meja, Emy tidak tahan menahan komentar. “Kakak ipar masa depan kami memang punya cara bicara yang.. berbeda. Kadang aku sendiri bingung apakah dia serius atau hanya mencoba tampak pintar.”
Emily menoleh ke arah Emy, matanya dingin. “Aku tidak mencoba tampak pintar. Aku hanya berkata apa adanya. Itu sesuatu yang jarang dilakukan orang di meja ini.”
Ethan segera menyikut adiknya agar diam, tapi kerusakan sudah terjadi. Beberapa orang Hilton tampak terkejut, bahkan Tuan Gerson menyipitkan mata marah.
Namun Albert menahan tawa kecil, dia justru tampak menikmati cara Emily menghadapi tekanan.
Setelah hidangan penutup disajikan, suasana sedikit mengendur, para orang tua sibuk berdiskusi soal proyek, sementara yang muda mulai berbincang lebih santai.
Albert akhirnya berbisik pelan pada Emily, cukup dekat hingga hanya mereka berdua yang mendengar.
“Bagus. Kau tidak membiarkan mereka meremehkanmu.”
Emily meliriknya. “Aku hanya jujur.”
Albert tersenyum. “Dan itulah yang membuatmu berbeda dari semua orang di ruangan ini.”
Emily menahan diri untuk tidak tersenyum balik, tapi ada perasaan hangat yang samar muncul di dadanya.
Namun sebelum makan malam usai, Tuan Sander Hilton mengucapkan sesuatu yang membuat semua orang menegang.
“Pertunangan ini memang langkah besar. Tapi aku ingin kejelasan, apa benar Hambert Grup cukup stabil untuk menjadi mitra Hilton? Aku mendengar kabar ada masalah keuangan yang cukup serius beberapa bulan terakhir.”
Ruangan mendadak hening.
Emily menoleh cepat ke arah ayahnya. Tuan Gerson tetap tersenyum, meski wajahnya sedikit kaku. “Itu hanya rumor. Kami baik-baik saja.”
Tuan Gerson berusaha agar kegugupannya tidak terlihat, pihak Hilton tidak boleh tahu tentang itu meskipun alasan keuangan memang menjadi alasan mengapa mereka menawarkan aliansi pada Hilton Grup.
Tentu saja awalnya Hilton grup sendiri yang bertanya tentang pernikahan bisnis namun belum di respon oleh Hambert grup, jadi ketika di ambang kehancuran, Tuan Gerson menanggap rencana ini memuaskan kedua belah pihak.
Albert menatap ayahnya, jelas tidak setuju dengan cara langsung yang dipakai. Namun Tuan Sander tidak peduli, dia ingin jawaban.
Ethan segera menimpali, "Hambert Grup masih stabil, itu hanya rumor tak berdasar"
Namun Emily tahu, dia memang adalah poin yang di gunakan mereka untuk mempertahankan perusahaan.
"Baguslah, saya juga cukup yakin kerja sama ini bisa membuat perkembangan yang baik untuk kedua perusahaan, benar bukan Albert?," tanya Tuan Sander pada anaknya.
Albert menganggukkan kepala dan mencari topik lain tentang bisnis untuk di bincangkan selanjutnya.
Begitu pertemuan itu selesai, dengan cepat Albert menghampiri Emily dan berkata, "Apa aku boleh mengantar mu pulang?"
Emily yang melihat keluarganya yang sudah pulang dengan mobil mereka jelas mengatakan tawaran Albert, lagi pula dia pulang ke apartementnya, jadi keluarganya memang tidak akan menawarkannya untuk naik bersama mereka, itu karna arahnya berlawanan.
"Silahkan masuk," ucap Albert setelah membuka pintu mobil bagi Emily.
Satu gerakan kecil itu namun membuat Emily tersenyum, Albert memang penuh dengan perhatian, itu juga yang membuat Emily tertarik untuk menikahi pria itu.
"Hei? Kenapa senyam-senyum? Pakai seatbelt mu.."