NovelToon NovelToon
Bahu Bakoh

Bahu Bakoh

Status: tamat
Genre:Duda / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Penyelamat / Tamat
Popularitas:4.3M
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Sebuah cerita perjuangan hidup seorang ayah yang tinggal berdua dengan putrinya. Meski datang berbagai cobaan, selalu kekurangan, dan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup, tapi keduanya saling menguatkan.

Mereka berusaha bangkit dari keadaan yang tidak baik-baik saja. Ejekan dan gunjingan kerap kali mereka dapatkan.

Apakah mereka bisa bertahan dengan semua ujian? Atau menyerah adalah kata terakhir yang akan diucapkan?
Temukan jawabannya di sini.

❤️ POKOKNYA JANGAN PLAGIAT GAESS, DOSA! MEMBAJAK KARYA ORANG LAIN ITU KRIMINAL LHO! SESUATU YANG DICIPTAKAN SENDIRI DAN DISUKAI ORANG MESKI BEBERAPA BIJI KEDELAI YANG MEMFAVORITKAN, ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA KARYA JUTAAN FOLLOWER TAPI HASIL JIPLAKAN!❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Bumbu Asin

Ayu memasukkan nasi yang sudah dia taburi bumbu gurih asin ke dalam tas. Bapaknya tadi pagi tak sempat membuat lauk apapun untuknya. Saat di sekolah nanti, dia bermaksud membeli gorengan untuk teman makan nasi.

"Bahasa Indonesia, PAI, Matematika, beratnya tas Ayu. Bukunya manja deh enggak mau jalan sendiri ke sekolah." Ayu berceloteh ria menggendong tas yang berisi buku-buku pelajaran serta bekal sekolahnya.

"Ayu.. Ini, nanti buat beli nasi sama lauk di kantin sekolah ya. Maaf bapak tadi bangun udah lewat adzan subuh Yu.. Jadi bapak enggak sempet masak." Teguh menyerahkan uang tujuh ribu rupiah pada Ayu.

Ayu menatapnya saja. Belum berniat mengambil uang itu dari tangan bapaknya.

"Kenapa Yu?" Tanya Teguh.

"Banyak banget pak. Kan Ayu udah bawa nasi, udah Ayu kasih bumbu asin juga.. Nanti tinggal beli tempe aja di bulek Juju." Ayu mengambil dua lembar uang dua ribuan. Sisanya Ayu taruh di meja.

"Itu nasi, bapak masaknya kemarin Yu, jangan di bawa lagi. Bisa sakit perut kamu nanti. Dan.. Bumbu asin itu apa? Garem?" Tanyanya setelah merapikan dasi Ayu yang sedikit miring.

Ayu berlari menuju dapur. Dia memperlihatkan bungkus bekas bumbu asin yang dia maksud. Tertulis masa_ko rasa ayam di sana. Senyum Ayu saat membacakan merk bumbu asin rasa ayam membuat hati Teguh ngilu.

"Yu... Ini bukan bumbu asin nduk, nasinya ditinggal aja ya. Nanti di depan bapak beliin nasi bungkus buat kamu." Teguh mengusap kepala Ayu pelan.

"Asin kok pak. Enak. Kalau bapak belum pulang kerja juga biasanya Ayu makan pake ini sama kecap." Sambil menaruh kembali bungkus kaldu ayam instan di meja.

"Ayo pak. Nanti kesiangan." Lanjut bocah itu berjalan lebih dulu keluar rumah.

'Saat anak lain suka memilih menu makanan, hanya dengan kecap dan kaldu bubuk instan saja kamu bisa tersenyum seperti itu Yu, Alhamdulillah ya Allah.. Meski dalam keterbatasan hamba, Engkau memberikan amanah seorang anak yang luar biasa.. Yang bisa membuat hamba kuat menerima takdirMu.'

Ayu tiba di sekolah setelah sebelumnya bapaknya membelikan Ayu sebungkus nasi yang dipisah antara lauk dan juga sayur.

"Kok bapak enggak bungkus nasi juga?" Tanya Ayu saat bapaknya akan meninggalkan area sekolah.

"Bapak nanti makan di kerjaan aja Yu." Ayu seperti berpikir.

"Bapak makan roti di tempat kerja?" Tanya bocah itu lagi.

"Enggak Yu, bapak makan nasi. Kenapa? Ayu mau roti?" Ayu mengangguk lalu menggeleng cepat.

"Iya.. Nanti bapak beliin roti ya. Sini salim dulu, bapak kerja ya Yu.. Kamu sekolah yang pinter." Teguh mengerti maksud pertanyaan Ayu. Anaknya itu mungkin lagi kepengen makan roti. Apalagi saat melihat respon anggukan cepat tadi.

"Semangat ya pak!!" Seru Ayu yang diacungi jempol oleh Teguh.

______

Teguh memarkir sepeda di deretan motor yang berbaris rapi di depan toko tempatnya bekerja. Tak ada rasa canggung atau malu saat mensejajarkan sepedanya dengan kendaraan lain, karena memang itulah alat transportasi yang dia punya.

"Mas Teguh..." Ervin menghampiri Teguh yang baru sampai.

"Iya. Kemarin gimana Vin?" Mereka berjalan beriringan masuk tempat kerja.

"Nah itu mas.. Ituuu.. Mas, aku kena tipu. Yang ngaku Mulyani itu cuma mau makan kue gratis, dia sengaja ngasih alamat sama nama almarhumah Mulyani biar orang-orang kayak kita yang dipesenin paket ketakutan dan ninggalin barang ke dia."

Teguh tercengang. Dia menyimak apa yang dituturkan Ervin si malang yang kena tipu mbak-mbak kemarin.

"Terus gimana Vin?"

"Aah mas Teguh ini gimana gimana mulu, ya aku ganti rugi lah mas. Ganti kue yang dicaplok si mbak tak berakhlaq itu. Nyampe sini abis aku diomelin budhe Efa. Sakiiiiiit mas sakiiiiiit.." Ervin memegang dadanya seraya menunjukkan muka termelas yang dia bisa.

"Ya Allah.. Maaf ya Vin.. Berapa harga kuenya? Mahal pasti ya?" Teguh merasa tak enak hati karena harusnya itu adalah tanggung jawabnya sebagai pengantar paket, malah Ervin yang kena imbasnya.

"Mahaaaal mas mahaaaal.. Sedih aku mas.. Jatah buat beli kuota sebulan sama beli daleman baru lenyap ditelan mbak minus akhlak itu! Tapi, tenang mas.. Aku udah sumpahin dia mencret setaon biar tau rasa! Kok getiiiing aku...." (Kok benciii aku)

Niatnya mau prihatin malah Teguh ngakak dibuatnya. Ervin termasuk orang yang bisa naikin mood siapapun disekitarnya kecuali budhe Efa. Kedua lelaki beda usia itu melihat budhe Efa turun dari tangga dengan muka jutek level lima ratus. Menatap tajam ke arah Teguh. Teguh tahu, dia pasti kena semprot setelah ini. Dia menyiapkan mental dan hatinya, tak lupa telinga juga untuk mendengarkan rentetan ocehan budhe Efa kepadanya.

"Teguh! Sini kamu!!" Benar saja, baru beradu pandang beberapa detik nama Teguh sudah dipanggil dengan gaharnya oleh budhe Efa.

"Mas.. Maaf aku enggak bisa nemenin. Kemarin aku juga udah dapet yang kayak gitu, masih ngilu rasanya mas.. Aku ke belakang dulu ya. Ini. Siapa tahu butuh! Yang kuat ya.." Ucap Ervin menyerahkan kapas yang dibulatkan dua biji kepada Teguh.

'Ini maksudnya apa?' Pikir Teguh melihat sekilas benda di tangannya lalu dia genggam kembali saat dia menghampiri budhe Efa yang duduk di kursi menunggu dirinya.

"Teguuuuuuuh!!!" Teriak budhe Efa karena merasa Teguh sangat lamban belum juga beranjak dari tempatnya.

'Pake mas pakeeeee' Ucap Ervin tanpa suara di ambang pintu pantry.

"Iya bu.. Maaf, lain kali saya akan lebih hati-hati. Lebih teliti, lebih fokus sama kerjaan.." Teguh memulai permintaan maafnya.

"Kamu udah tahu kesalahan apa yang bikin aku kesel sama kamu?" Budhe Efa memainkan bolpoin di tangannya.

"Iya bu. Saya lalai dalam mengerjakan tugas dari bu Efa."

"Panggil aku budhe! Budheeee apa itu bu bu bu.. Aku bukan ibumu! Dan ini!!! Kerja di sini harus punya alat komunikasi, kamu ini hidup di jaman apa nyampe hape aja enggak punya!" Tangan budhe menaruh sebuah ponsel merk Samsul di atas meja.

Teguh tak percaya, meski galak dan terkesan garang.. budhe Efa ternyata baik dan peduli kepadanya.

"Maaf budhe, tapi.. tapi saya belum gajian. Saya juga tidak punya uang untuk membayar hape itu.. Maaf.." Teguh tahu diri akan kemampuannya.

"Siapa juga yang nyuruh kamu bayar? Aku juga tahu kalau kamu belum bayaran! Ini mbak Gendis yang ngasih ke kamu! Buat cara pakenya tanya Ervin sana! Udah sana, aku mau ngelist daftar customer yang pesen daring, jangan di sini terus! Pusing aku lihat kamu!!" Panjang lebar budhe Efa menjelaskan pada Teguh tentang ponsel pemberian mbak Gendis.

Ucapan syukur tak henti-hentinya dilantunkan Teguh. Baru kerja seminggu lebih dia sudah diperlakukan layaknya keluarga di sini.

"Kok gitu mas." Ervin cemberut.

"Gitu gimana Vin?" Tanya Teguh setelah mempelajari secara singkat cara mengirim serta membalas pesan lewat aplikasi yang ada di ponsel itu.

"Ya.. Aku salah kirim barang kena omel abis-abisan. Lha mas Teguh juga salah kok malah dapet hape. Terasa tak adil." Ervin manyun.

Teguh hanya menepuk ringan pundak Ervin sebagai tanda solidaritas.

1
Imas Tuti
Theko pak buka Teko nama Mas nya 🤣🤣
Imas Tuti
Hayu bangun Sak....kesian Mamah mu....
Imas Tuti
main main cenah....... tolol siah 🤬🤬
Imas Tuti
Halah....gak akan mungkin menyesal orang kaya gitu mah, malah mungkin mereka ga tau ada kata menyesal di dunia ini.....bukan kenakalan remaja lagi itu mah namanya udah biadab...klo bisa mah langsung matiin wae lah orang orang kaya gitu mah buat apa ada di dunia juga merugikan 🤬🤬
Imas Tuti
setiap orang tuh beda nasib nya mbak shopiah walaupun sama sama udah kerja keras udah berusaha......
Imas Tuti
Sakti 🥺🥺
Imas Tuti
ada kok di dunia nyata juga yg kaya gini.....emang dia punya niatan buat jadiin anak kecil kacung nya....ntah di sengaja atau tidak niat di hati nya emang mau merusak generasi anak kecil....miris emang 🥺🥺
Imas Tuti
udah mah ribut gelo deuih eta c Mbah untung teu sedeng ge 😂😂
Imas Tuti
kok mbak Sopiah gitu.....katanya udah berdamai sama keadaan.....
Imas Tuti
ya Alloh....... tiap ada part sakti pokonya nyesek Weh 🥺🥺
Imas Tuti
padahal kisah nya sakti baru berapa bab yah....tapi kok udah nyesek aja.....lagi makan lho ini aku......malah mewek 😭😭😭😂😂
Imas Tuti
Alhamdulillah mbak Sopiah kamu hebat....
Imas Tuti
jangan menyalahkan Mas Teguh mbak Sopiah.,.....karna Mas Wibi meninggal sudah ada dalam sekenario nya Kaka author....jadi klo kamu mau menyalah kan,salahkan aja Kaka author nya 😁✌️
Imas Tuti
Mas Wibi 🥺🥺
Imas Tuti
bener banget..... sekarang mah hidup jangan banyak di pikirin tapi di jalani saja.....cape klo di pikirin terus mah....
Imas Tuti
teu dimana mana Aya Weh nya jelema nu kieu 😂😂😂
Imas Tuti
langsung ke dia aku pun bayangannya 😂😂
Imas Tuti
Vino 😍😍
Imas Tuti
aku bantu jawab yah Ver biar kamu gak penasaran terus.....jawaban bapak teguh " Alhamdulillah sudah "
Imas Tuti
sayang budhe Efa banyak banyak 😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!