Kota X adalah kota tanpa tuhan, tanpa hukum, tanpa belas kasihan. Di jalanan yang penuh mayat, narkoba, prostitusi, dan pengkhianatan, hanya satu hal yang menentukan hidup dan mati: kekuasaan.
Di antara puluhan geng yang saling memangsa, berdirilah satu nama yang ditakuti semua orang—
Reno, pemimpin The Red Serpent, geng paling brutal dan paling berpengaruh di seluruh Kota X. Dengan kecerdasan, kekejaman, dan masa lalu kelam yang terus menghantuinya, Reno menguasai kota melalui darah dan api.
Namun kekuasaan sebesar itu mengundang musuh baru.
Muncul Rafael, pemimpin muda Silver Fang yang ambisius, licik, dan haus kekuasaan. Ia menantang Reno secara terbuka, memulai perang besar yang menyeret seluruh kota ke jurang kehancuran.
Di tengah perang geng, Reno harus menghadapi:
Pengkhianat dari dalam kelompoknya sendiri
Politisi korup yang ingin memanfaatkan kekacauan
Hubungan terlarang dengan Vira, wanita dari masa lalunya yang tersembunyi
Konspirasi besar yang lebih gelap dari dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boy Permana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran
Sosok tinggi di hadapan Reno melangkah keluar dari bayangan.
Di tangannya memegang sebuah tongkat bisbol aluminium berwarna putih.
Cobra memutar tongkat itu perlahan.
sudah lama tidak berjumpa Bos Reno… aku kembali untuk menghancurkan mu.”
Reno menatap tajam. “Kau memilih mengangkat senjata untuk Alpha, seharusnya memang kau bukan hanya sekedar ku usir dari kota”
kata reno datar. “
Cobra mendengus, lalu berlari ke arah Reno dan mengayunkan tongkat bisbolnya.
WHUUSSS!!!
Serangan itu cepat, diarahkan ke kepala.
Reno menghindari serangan itu, Angin dari ayunan tongkat besi itu menyentuh pipinya.
Tongkat menghantam tiang besi di belakangnya.
KRAAANGG!!
Getarannya keras.
Cobra langsung berputar, ayunan kedua mengarah ke rusuk.
Reno menahan dengan lengan, tapi tetap terdorong beberapa langkah ke belakang.
Tubuhnya menghantam meja tua hingga roboh.
Cobra tersenyum puas.”
Ia menyerang lagi.
Ayunan bertubi-tubi menghujani Reno.
tapi Reno berhasil menghindari setiap serangan cobra.
Ia mengamati ritme dan membaca gerakan Cobra.
menunggu cobra membuat kesalahan,
Dan saat Cobra mengayun terlalu lebar, Reno menerobos masuk lebih dekat.
DUAGH!!
Pukulan Reno menghantam dada Cobra, Tapi Cobra langsung membalas serangan itu menghantamkan ujung tongkat ke bahu Reno.
BRUUK!!
Reno terjatuh, lututnya menyentuh lantai lalu.
Cobra mengangkat tongkat tinggi-tinggi. “MATI KAU—!”
Lalu Reno bangkit dan menangkap tongkat itu dengan dua tangan.
Logam beradu dengan genggaman.
Otot lengan Reno menegang. Dengan satu hentakan, ia menarik tongkat itu, lalu meninju wajah cobra dan memutar tangan nya.
KRETAKK!!
Cobra menjerit dan tongkat terlepas.
lalu lutut Reno menghantam perut cobra di lanjutkan pukulan keras ke arah rahang.
Cobra terpelanting, menghantam lantai.
Reno melangkah mendekat, mengambil tongkat bisbol itu.
Cobra mencoba bangkit.
Reno langsung mengayunkan tongkat itu ke kaki cobra.
PRAAANG!!
Cobra menjerit lalu Reno menghantamkan tongkat itu sekali lagi ke arah tangan cobra.
KRAKK!!
Reno melempar tongkat itu ke lantai.
“aku tidak akan membunuh mu malam ini tapi aku akan membuat mu tidak bisa menggunakan tangan dan kaki mu lagi,” katanya dingin.
lalu Reno lanjut menghantam kan tongkat itu ke arah kaki dan tangan cobra.
Cobra menjerit kesakitan, tak mampu bangkit.
Tiba-tiba pintu terbuka.
Tomo dan Damar masuk dengan napas berat.
“Bos,” kata Tomo. “Semua Black Hound di sini sudah kami habisi tapi ada beberapa yang berhasil kabur.
Reno berbalik. “ baik lah Kita pulang. aku juga sudah selesai memberi pelajaran kepada orang yang tidak tahu terimakasih,"
cobra setelah ini aku tidak mau lagi melihat mu berada di kota X, jika aku melihat mu lagi akan ku pastikan kau mati," ucap Reno dengan datar.
lalu Reno damar dan Tomo meninggalkan tempat itu dan pulang ke arah markas.
sementara itu di sisih lain kota Iwan bertemu dengan sigma.
Hujan turun semakin deras saat ratusan anggota Black Hound memenuhi jalan utama distrik timur.
Deru mesin motor bercampur teriakan liar.
Di seberang, Divisi 1 dan Divisi 10 berdiri dalam formasi siap tempur.
Iwan berada di depan. Matanya tajam, napasnya tenang.
Kala berdiri di sayap kanan, memegang erat belati nya.
Sigma melangkah ke depan pasukannya. “Habisi mereka semua.”
Teriakan menggema.
pertempuran terjadi dalam sekejap.
Divisi 1 menyambut serangan mereka,
Iwan bergerak di tengah pasukan.
Ia menjatuhkan satu lawan dengan tinjunya, menendang yang lain ke aspal, lalu membanting dua orang sekaligus.
“MAJU! KALAHKAN SEMUA MUSUH!” teriaknya.
Di sisi lain, Divisi 10 bertarung lebih kejam.
Kala menusuk kaki musuh, lalu mematahkan leher yang lain dengan gerakan cepat.
“GAJAR TERUS!” teriak Kala sambil tertawa
Black Hound memang unggul jumlah, tapi yang mereka lawan adalah divisi petarung yang dipimpin Iwan dan divisi 10 yang terkenal sangat kejam terhadap lawan.
Saat itulah Sigma masuk ke medan pertempuran.
Ia menembus barisan dan menghajar satu per satu anggota Red Serpent.
hingga berhadapan langsung dengan Iwan.
“Sudah lama tidak berjumpa, Kapten divisi 1.”
kalau berani kita bertarung tangan kosong," dulu saat aku masih di red serpent aku sangat penasaran dengan mu, siapa yang terbaik di antara kita," ucap sigma
Iwan melepaskan tongkat besinya, menjatuhkannya ke tanah. “baiklah akan ku ladeni kau dengan tangan kosong,”
Sigma tersenyum, lalu melempar senjatanya.
Mereka saling menerjang.
sigma langsung menghantam dada Iwan. Iwan membalas dengan hook ke rahang.
Keduanya terhuyung, tapi bangkit lagi dengan cepat.
Pukulan, tendangan, kuncian semua saling di arahkan dan saling jual beli pukulan, pertarungan mereka brutal dan nyaris seimbang.
Sigma menjatuhkan Iwan dengan sapuan kaki. Iwan bangkit, lalu sigma melompat dan mengarahkan tinju nya ke arah Iwan.
Iwan menahan pukulan Sigma, lalu membalas dengan serangkaian pukulan cepat ke tubuh sigma dan diakhiri tinju keras ke wajah.
membuat dia jatuh menghantam aspal.
Ia mencoba bangkit.
Tapi Iwan bergerak cepat dan menendang kepala sigma dengan sangat keras.
DUAAAK!!
Sigma roboh, tak bergerak.
Melihat kapten mereka tumbang, pasukan Black Hound kacau.
Sebagian lari.
Sebagian mencoba menyalakan motor untuk melarikan diri.
Kala mendekat ke arah sigma dan mengangkat belatinya. “biar aku yang melakukan nya walaupun kau yang terbaik dalam pertarungan tapi aku tau kau tidak pernah tega membunuh musuh mu.
Iwan berdiri di tengah hujan dan berkata," ya tolong selesai kan, dengan terbunuhnya sigma maka alpha akan kehilangan salah satu orang terbaik nya.