NovelToon NovelToon
Iblis Penyerap Darah S2

Iblis Penyerap Darah S2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Misteri / Balas Dendam / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Agen one

Lanjutan dari novel Iblis penyerap darah, untuk baca season 2 gak wajib baca season 1,tapi kalau mau baca itu lebih bagus.

​Kaisar Mo Tian adalah tirani hidup. Dikenal sebagai Iblis Darah Abadi, ia memimpin Kekaisaran dengan tangan besi dan kegilaan yang disengaja. Bagi Mo Tian, kesetiaan adalah segalanya; pengkhianatan dibalas dengan pembantaian brutal—seperti yang dialami para pemberontak Sekte Tinju Api, yang dihancurkan tanpa sisa olehnya dan Liu Bai, sang Tangan Kanan yang setia namun penuh kepedulian.

​Di mata rakyatnya, Mo Tian adalah monster yang mendamaikan dunia melalui terror. Namun, di balik dominasinya yang kejam, bersembunyi luka lama dan kilasan ingatan misterius tentang seseorang Seorang wanita cantik misterius yang mampu memicu kegelisahan tak terkendali.

​Siapakah dia? Apakah dia adalah kunci untuk menenangkan Iblis Darah, atau justru pedang bermata dua yang akan menghancurkan Takhta Abadi yang telah ia bangun?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Pembataian sepihak

​Jenderal Hui mengangguk mengerti, air mata penyesalan dan harapan bercampur di mata tunggalnya. "B-baik, Tuan!" Dia dan pasukan Kekaisaran yang tersisa mundur lebih jauh ke belakang, langkah mereka cepat dan penuh kelegaan, memberikan ruang yang cukup luas untuk Liu Bai bergerak bebas.

​Liu Bai menatap ke seluruh penjuru hamparan tanah luas yang penuh akan mayat, ekspresinya datar dan dingin, tak beriak, seolah melihat pemandangan biasa. Ia berjongkok sejenak, jari telunjuknya menyentuh urat nadi seorang prajurit Kekaisaran yang sudah tak bernyawa di dekatnya, mengecek denyut nadi terakhir yang sia-sia.

​"Liu Bai! Akhirnya kau datang juga, Hahaha! Aku sudah bosan bertarung dengan lawan yang lemah." Jenderal Coi justru tertawa renyah, tawa yang penuh kesombongan dan kegembiraan bertemu lawan sepadan. Ia merasa senang karena dapat bertemu dengan tangan kanan Kaisar yang legendaris itu.

​Liu Bai menghiraukannya sepenuhnya, seolah Jenderal Coi adalah sesuatu yang tidak penting atau tidak terlihat, sebuah debu yang mengganggu. Liu Bai kemudian bangkit dan membelakangi Jenderal Coi, sebuah penghinaan mutlak yang tak termaafkan di medan perang, sikap yang merendahkan hingga ke akar spiritual.

​Diperlakukan seperti itu oleh Liu Bai, Jenderal Coi menjadi sangat murka, urat di kepala dan lehernya menegang, menggertakkan gigi, dan wajahnya memerah karena malu dan murka yang membakar.

​"Berani sekali kau meremehkanku, bajingan! Akan Ku cabik-cabik kau sampai terbagi dua bagian, sialan!" Jenderal Coi menguatkan energi kekuatannya. Energi oranye pekat, panas dan agresif, berkumpul di sekitarnya, membuat atmosfer menjadi berat dan mencekik, seolah mendidih.

​Namun, aura mengancam itu tidak berarti apa-apa bagi Liu Bai dan keenam Rin. Mereka tetap tenang dan santai, raut wajah mereka sedingin es, seolah sedang menghadapi seekor anjing gemuk yang menggonggong tak berarti.

​"Tugas untuk kalian: bunuh semua prajurit musuh tanpa sisa! Jangan biarkan mereka hidup, bahkan kalaupun mereka berlari ke dalam jurang tanpa ujung pun, kalian harus tetap membunuh mereka." Liu Bai memberikan tugas kepada keenam Rin, suaranya pelan namun penuh perintah absolut yang mutlak.

​Rin 2 (Laki-laki) mengeluarkan energi darah yang sama seperti Kaisar—sebuah qi yang gelap, agresif, dan berbau besi—karena mereka memang diciptakan dengan setengah kekuatan Qi Iblis Darah Abadi Kaisar. Energi darah itu membentuk sebuah rantai panjang dengan sebuah bola duri mematikan di depannya.

​"Tenang saja, Kak, serahkan saja urusan membasmi para serangga hina ini kepada kami! Ayo, Rin!" Keenam Rin mengeluarkan energi merah pekat secara bersamaan, aura pembunuh mereka murni dan tanpa celah. Senjata mereka beragam, berbentuk cairan dan padat, dan dapat terus berganti-ganti sesuai kebutuhan spiritual mereka.

​Mereka kemudian melesat maju ke depan dengan kecepatan yang mengerikan, jauh melampaui kemampuan prajurit biasa, seperti pemburu spiritual yang siap menangkap mangsanya. Prajurit musuh tidak dapat berkutik, mereka melotot terkejut ketika melihat keenam Rin sudah berada di depan mereka dalam sekejap mata.

​Baru saja melotot karena terkejut, kepala atau anggota tubuh mereka sudah terpisah menjadi beberapa bagian. Para Rin melakukan pembunuhan gila itu tanpa ekspresi sama sekali.

​Tidak ada perasaan senang, amarah, atau perasaan lain. Mereka memang sudah seperti mayat hidup yang memiliki pikiran—mesin pembunuh paling sempurna yang efisien dan tak terhentikan, didominasi oleh naluri membunuh.

​Rin 3 memusatkan energi darah di atas lalu menciptakan sebuah rantai yang berjumlah sangat banyak, seperti hujan kawat berduri. Rantai merah dan penuh duri itu melesat dengan sangat cepat dan membelenggu musuhnya dalam sekejap.

​Setelah musuh terbelenggu oleh rantai darah, mereka merasakan sensasi kesakitan luar biasa, tubuh mereka seperti terbakar dari dalam, darah mereka mendidih cepat, dan pada akhirnya dalam sekejap mata mereka mengering dan menyisakan tulang belulang yang terbelenggu saja.

​Prajurit musuh yang melihat kebrutalan Keenam Rin menjadi merinding, ketakutan spiritual murni melanda. Mereka mundur ke belakang, langkah kaki mereka panik. "D-dia monster! T-tidak mungkin kita akan menang!" Mereka mulai pesimis akan kepercayaan mereka sendiri.

​Jenderal Coi yang melihat pembantaian sepihak yang menjijikkan itu berteriak dengan penuh amarah, mencoba mempertahankan moral. "Jangan takut! Mereka hanya tersisa sedikit, kita pasti menang!" Jenderal Coi berniat menyerang keenam Rin yang sedang menari-nari di dalam pertumpahan darah.

​"Lawanmu bukan mereka, tapi Aku!" Liu Bai mengacungkan pedangnya dengan tangan kanannya, bilahnya berkilat hitam pekat, seperti menyerap semua cahaya. Ia terlihat tenang di luar, namun di dalam hatinya Liu Bai penuh akan dendam yang membara karena dua Jenderal terbaiknya sudah gugur. Ia tidak akan terima bawahannya sudah gugur sebanyak ini.

​"Akan Ku buat kau paham bahwa kau telah salah memilih lawan." Liu Bai memutar pedangnya di udara seperti bermain-main—gerakan yang sepele namun mematikan—tapi gerakan itu menciptakan gelombang energi besar yang mampu membelah tanah hanya dengan angin tebasan saja, garis retakan membentang panjang dan dalam ke arah Jenderal Coi.

1
Jack
Ummm, mengerikan😱
Si Hibernasi: /Toasted/
total 1 replies
Pembaca Setia
Semangat teruzzzz💪
Si Hibernasi: /Drowsy/
total 1 replies
Kala Kala
Hmmm/Doubt/
Hana cantik
💣/Toasted/
Kalo Balo
Bunga meluncur Thor👍
Si Hibernasi: bunga matahari
total 1 replies
Bahlil
👍
Roy Roy: 🗣️🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕
total 4 replies
Slime Hijau
💪💪💪💪💪
Slime Hijau
Jozzzzz/Determined/
Budi arie
semangat Thor💪
Si Hibernasi: Zzzzz
total 1 replies
Maul Ana
/Skull/
Nauli Rahman
/NosePick/
Nauli Rahman
/Determined/
Nauli Rahman
Menyesal kemudian/Facepalm/
Kala Kala: /Applaud//Applaud//Applaud//Whimper//Scowl/
total 2 replies
Kereta
Oke siap Thor/Sly/
Si Hibernasi: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
Kereta
/NosePick/
Kereta
/Hunger/
Kereta
/Applaud/
Kereta
🤨
Si Hibernasi: /Tongue/
total 1 replies
Si Hibernasi
damai dulu
Si Hibernasi
Naik jabatan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!