《Terdapat ****** ******》
Harap bijak dalam membaca.....
William dan Nozela merupakan sahabat sejak mereka masih kecil. Karena suatu kejadian tak disengaja membuat keduanya menjalani kisah yang tak semsestinya. Seiring berjalannya waktu, mulai tumbuh benih-benih cinta antara keduanya.
William yang memang sudah memiliki kekasih terpaksa dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Akankah dia mempertahakan kekasihnya atau memilih Nozela??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
"Lari smooky."
Anjing beagle berwarna putih bintik coklat hitam itu berlari mengikuti perintah Nozela.
"Lucu banget sih, makin pengen aja gue punya anjing." Ucap Thalia.
Pagi ini mereka joging bersama di alun-alun dekat komplek perumahan Nozela. Semula Nozela mengajak Leon juga, namun karena kekasihnya itu memiliki urusan lain jadi hanya mereka berdua saja yang joging.
Nozela dan Thalia sedang duduk di pinggiran lapangan, banyak orang berlalu lalang yang memanfaatkan weekend ini untuk berolahraga. Mereka cukup lelah karena sudah mengitari lapangan dua putaran.
"Tha." Panggil Nozela.
"Hem." Thalia menoleh ke arah sahabatnya yang duduk di sampingnya.
"Lo nggak punya seseorang yang lo suka gitu? Selama ini lo nggak pernah cerita ke gue."
Thalia menegakkan duduknya, jari telunjuknya berada di dagunya seolah tengah berpikir. Tak lama kemudian Thalia mengangguk.
"Seriusan? Siapa?" Tanya Nozela terkejut.
"Ya ada lah Jel, tapi cowok itu suka cewek lain." Jawab Thalia santai.
Nozela memegang pundak sahabatnya. "Tapi cowok itu tau nggak kalo lo suka sama dia?"
Thalia hanya mengedikkan bahunya. "I don't know. Mungkin enggak."
"Lo nggak ada effort pasti. Harusnya lo kejar dia kalo lo suka."
"Tck, nggak semudah itu Jel."
"Atau nggak gini aja, gue bantuin lo buat deket sama dia. Gimana?"
"Eh tapi, ngomong-ngomong cowok yang lo suka satu kampus sama kita nggak? Atau, gue kenal nggak sama cowok itu? Gue pengen tahu, kaya apa tipe cowok sahabat gue ini." Sambung Nozela dengan raut wajah penasaran.
Thalia berdehem pelan, matanya melirik ke kiri dan kanan. Dia bingung harus menjawab apa, tapi tidak mungkin juga dia jujur pada sahabatnya tentang siapa cowok yang di sukainya.
"Hayo, ngaku." Goda Nozela sambil menunjuk Thalia.
"E-em, lo nggak kenal dia. Dia dari kampus lain, lebih tepatnya temen tetangga kost gue." Jawab Thalia.
Nozela mendengus pelan. "Terus dari mana lo tahu kalo dia udah punya cewek?"
"Ya, gue sering nanya-nanya ke temen kost gue dan dia bilang kalo udah punya cewek."
Nozela mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. "Terus, lo mulai suka sama dia kapan? kalian pernah sering ketemu sebelumnya?"
"Astaga, Ojel banyak tanya banget sih. Gue harus jawab apa lagi coba." Batin Thalia.
"Ya waktu dia sering jemput temen gue Jel. Lo tau cinta pandangan pertama nggak sih?"
Nozela menatap Thalia dengan tatapan menggoda, jari telunjuknya menusuk-nusuk pipi Thalia dengan gemas.
"Cie, cinta pandangan pertama."
"Tck, Ojel. Tangan lo kotor ya." Protes Thalia.
Nozela tertawa melihat wajah kusut sahabatnya. "Iya ya sorry."
Thalia menatap lurus ke depan dimana smooky tengah berlarian di lapangan yang luas itu. Perlahan dia tersenyum tipis mengingat kebohongannya barusan pada Nozela. Rasa bersalah mulai menyerang hatinya.
"Maafin gue karena udah bohong sama lo Jel." Batin Thalia.
"Tha, lihat deh."
Thalia menoleh saat Nozela menyodorkan ponselnya, dia melihat postingan seseorang bernama Meri yang mengupload foto di feed instagramnya foto Leon tengah berpose dengan seorang cewek.
"Temen satu profesinya kali." Ucap Thalia.
Nozela mengangguk. "Hiks, hatiku sakit." Ucapnya dramatis.
Tuing!
"Ihh Tha, kok pala gue ditonyor sih?" Protes Nozela sambil memegangi kepalanya.
"Lo ngedrama banget, risiko punya cowok sampingan keja jadi model ya gitu Jel. Harus siap mental dan hati." Ucap Thalia sambil menggerak-gerakkan kedua tangannya.
"Tapi gue kesel aja lihatnya, kenapa juga kak Meri ngepost yang beginian? Kenapa nggak Leon sendiri aja? Kan hati kecil gue sakit."
Thalia memutar bola matanya malas. "Sumpah, lebay lo lama-lama."
Kruyukk...
Thalia menoleh ke Nozela yang tengah meringis kecil sambil memegangi perutnya.
"Cemburu bikin laper ternyata." Sindir Thalia.
"Cari makan yuk, habis itu pulang." Ajak Nozela.
Thalia mengangguk. "Yuk, gue juga mau beres-beres kost."
"Smooky smooky, come here baby." Teriak Nozela.
Anjing beagle itu menggonggong sambil berlari mendekati Nozela dan Thalia. Nozela segera memasang kembali rantai pada leher anjingnya lalu mereka berjalan untuk mencari sarapan.
Thalia mengajak Nozela untuk membeli bubur serta teh hangat yang ada di sekitar sana. Mereka duduk di kursi yang tersedia sambil menunggu pesanan mereka.
Tak lama pesanan mereka datang, mereka segera memakan bubur sambil sesekali mengobrol. Setelah selesai makan dan membayarnya, Nozela pergi ke parkiran untuk mengambil mobilnya.
Dia membawa mobilnya menghampiri Thalia yang menunggunya di pinggir jalan bersama anjingnya. Setelah memasukkan smooky ke dalam kandang, dia segera mengantarkan Thalia pulang.
"Habis ini lo mau ngapain Jel?" Tanya Thalia.
"Nggak tahu Tha. Bosen gue di rumah, mau main sama Leon tapi dia kerja nggak tahu sampai jam berapa." Jawab Nozela sambil fokus melihat jalanan.
"Kayanya habis ini gue mau balik tidur lagi aja deh." Sambung Nozela.
"Enak banget lo." Ucap Thalia.
"Lo nggak pulang buat nengok mama lo Tha?"
"Naggung Jel, besok sekalian liburan semester aja. Duit gue cuma cukup buat pulang pergi doang." Jawab Thalia.
Nozela mengagguk, dia kagum dengan sahabatnya yang rela merantau ke Jakarta untuk kuliah. Dan hebatnya lagi, sahabatnya ini mendapat beasiswa hingga lulus sarjana nanti. Diantara kesibukannya kuliah, Thalia juga mengajar les anak-anak sekitar kost untuk tambahan uang jajannya.
Hidup sebagai seorang anak yatim tak menyurutkan semangat Thalia untuk mengejar cita-citanya. Nozela pernah sekali pergi ke kampung Thalia yang berada di Surabaya. Rumahnya tak besar dan tak kecil, mamanya bekerja di pabrik tekstil dengan pangkat yang lumayan tinggi.
Beberapa menit kemudian mobil Nozela berhenti di depan pagar kost Thalia.
"Makasih ya Jel udah nganterin." Ucap Thalia.
"Iya. Gue langsung pulang ya Tha, smooky lupa gue bawain makannya."
Thalia mengangguk. "Hati-hati."
Setelah Thalia keluar dari mobilnya, Nozela melajukan kembali mobilnya meninggalkan kost Thalia. Dia melihat-lihat ke arah jalanan yang ramai.
"Luna free nggak ya? Gue ajakin nonton mau nggak ya?" Gumam Nozela.
Dia menambah kecepatan laju mobilnya agar cepat sampai di rumahnya. Setelah memarkirkan mobilnya di carport, Nozela keluar lalu mengambil kandang smooky. Dia membawa smooky ke kadangnya lalu memberinya makan.
"Sehat-sehat ya smooky, mommy Ojel mau mandi dulu."
Nozela segera masuk ke dalam rumah, terdengar suara tawa dari mama dan papanya di ruang tengah.
"Wih, pasangan suami istri ini sungguh romantis." Ucap Nozela.
Kedua orang tuanya menoleh. "Baru pulang?" Tanya Andito.
Nozela mengangguk. "Iya, nganterin Thalia dulu tadi."
"Mandi sana. Bau banget sampai ke sini." Ucap Tiara.
Nozela berlalu begitu saja meninggalkan kedua orang tuanya, sampai di kamar dia duduk di sofa lalu memainkan ponselnya. Dia mencari nomor Aluna lalu mengirimnya pesan.
Ting!
Aluna : free kak, mau jam berapa?
Nozela tersenyum, dia lekas membalas pesan dari Aluna.
Me : kakak jemput jam sepuluh, cari gih mau nonton film apa. Gue ngikut.
Aluna : oke kak Ojel.
Nozela beralih pada room chatnya dengan Leon, terakhir kali mereka saling mengirim pesan adalah tadi pagi.
"Masa gue chat duluan sih?" Gumam Nozela.
Nozela masih menatap layar ponselnya, sampai pukul delapan namun Leon belum mengirim pesan lagi dan itu membuat Nozela kesal. Apa lagi saat melihat sesi pemotretan Leon dengan gadis tadi, semakin tinggi saja tingkat kekesalan Nozela.
"Ish, tau ah. Gue mau mandi."
Nozela meletakkan ponselnya di sofa lalu masuk ke kamar mandi.
Ting!
Ponsel Nozela berdenting saat sang empunya sudah masuk ke kamar mandi. Sekitar dua puluh menit kemudian, Nozela keluar dari kamar mandi dengan bathrobenya dan handuk di kepalanya. Dia kemudian masuk ke walk-in closet untuk berganti pakaian.
Nozela mengambil kaos crop top dan hot pants, kemudian dia keluar sambil membawa hairdryer.
"Hape gue." Gumamnya.
Nozela mengambil ponselnya yang tergeletak di sofa, dia mengerutkan kening saat William mengirimnya pesan sebuah foto. Dia duduk di meja rias sambil menatap layar ponselnya, Nozela membelakan mata saat melihat kiriman foto dari William.
"Oh shit, William salah kirim apa gimana?" Pekiknya sambil menutup mulutnya.