NovelToon NovelToon
Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Idola sekolah
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Alluna seorang gadis yang ceria, bertubuh kecil imut, memasuki sekolah SMU-nya, tanpa di sadarinya dia menjadi sorotan seluruh sekolah akibat dirinya telah di tolong dengan posisi di peluk oleh KETOS yang sangat populer bahkan di idamkan oleh seluruh wanita di sekolah itu.

KETOS yang dingin dan sulit tersentuh itu, tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, bahkan sampai ada yang menggosipkan jika pria ganteng itu adalah seorang Gay.

Bagaimana tidak ... KETOS yang bernama Alaska itu masih mencintai sahabat kecilnya, dan dalam pikirannya selalu terisi oleh sahabatnya itu yang bernama Alluna.

Namun sayang ... Alluna hilang ingatan di kala Alluna telah pergi dari kota yang sama dengan sahabatnya Alaska.

siapa sangka saat kembalinya Alluna ke kota itu, dua orang tuanya yang telah bertemu kembali yang lama telah bersahabat itu. Membuat keputusan tanpa sepengetahuan anaknya yaitu menjodohkan Alluna dan Alaska secara diam-diam.

Bagaimana kisah cintanya? yu saksikan ceitanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Pria itu tersenyum lalu berkata, "Apakah keningmu terasa sakit?"

"Eh ... maaf Ka," ujar Alluna santun, dia baru menyadari jika dirinya telah terbentur pada dada bidang Alaska.

"Tidak ko, kalau jalan itu ya hati-hati Lun, untung saja tidak terkena tiang itu," ujar Alaska dengan tersenyum.

Alaska telah melihat Alluna dari kejauhan, bahkan dia pun melihat interaksi antara Rendra dengan Alluna, namun entah kenapa Alluna berjalan sendiri dan malah celingak-celinguk seperti mencari seseorang.

Hingga Alluna tidak menyadari jika di depannya itu ada sebuah tiang listrik. Dengan cepat Alaska berlari menuju Alluna, untung saja Alaska tepat waktu hingga kening Alluna terbentur tepat kepada tubuhnya.

Alaska melihat kening Alluna dan mengusapnya lembut, "Masih sakit?" tanya Alaska.

"Emm tidak ko ka, terimakasih ya," ucap Alluna.

Alaska hanya menganggukkan kepalanya, "Sendirian?" tanya Alaska berbasa-basi.

"Berdua sama Rendra," ujar Alluna.

"Berdua?" tanya heran Alaska dengan masih berpura-pura tidak melihat Rendra.

"Sedang mencari sarapan ka, aku lapar," jelas Alluna. Dan membuat Alaska kembali manggut-manggut.

"Kaka sendiri?, sendirian?" tanya Alluna dengan menatap Alaska.

"Nunggu teman," jawab Alaska.

"Oh ...,"

"Ya sudah duduk di sana yuk!," ajak Alaska.

Alluna pun berjalan bersama Alaska ke tempat duduk itu.

Namun Alaska ragu jika kening Alluna sudah membaik, kembali Alaska tanpa izin melihat kening Alluna sehingga menutupi wajah Alluna saat itu.

Rendra yang sedang membawa dua piring, yang awalnya tersenyum namun seketika langkahnya terhenti melihat wanita yang di cintainya itu seakan sedang berciuman dengan seorang lelaki.

Dengan nafas yang memburu penuh rasa cemburu, Rendra berjalan cepat dan menyimpan piring itu lalu menyingkirkan bahu pria yang di depan Alluna dengan kasar.

Membuat Alaska pun terhenyak kaget dan menatap Rendra dengan menahan amarah.

"Kamu ...?" ucap Alaska tengah menahan amarahnya.

"Ngapain Lo macam-macam sama Alluna ha?" teriak Rendra penuh emosi.

"Ren ... tunggu ..., kamu salah paham," jelas Alluna mencoba menengahi.

"Salah paham apa Lun?, aku jelas melihat kalian berbuat tidak senonoh di depan umum? , lelaki baru kamu kenal sudah bersikap seenaknya seperti ini," cecar Rendra masih tidak bisa terima.

Alluna kaget dengan yang di ucapkan Rendra dengan berdiri Alluna pun melayangkan tangannya kepada Rendra, namun dengan secepat kilat kembali Alaska menghalangi lengan Alluna.

"Ini tempat umum, duduklah, jagalah emosi kalian," tutur Alaska.

Alluna dan Rendra pun duduk, dan Alluna meneteskan air matanya, tidak menyangka jika sahabatnya akan berkata seperti itu.

"Ren ... Alluna keningnya sakit, dia tadi berjalan tidak melihat jalan di depannya, aku melihat itu buru-buru menghalangi Alluna agar tidak kena tiang listrik itu, namun ternyata dada bidangku menyakiti Alluna, hingga keningnya itu masih memerah, aku mencoba mengecek itu dan mencoba meniupnya berharap reda akan memar itu, aku tidak menyangka jika apa yang aku lakukan membuatmu salah paham, maaf kami tidak melakukan apa yang kamu tuduhkan," jelas Alaska bijak.

"Aku mau balik," ujar Alluna yang kini sudah tidak mood gara-gara ulah Rendra.

"Lun ... sorry," ujar Rendra dengan menarik lengan Alluna.

"Sini duduk lagi, aku sudah beli nasi yang kamu mau," ujar Rendra kembali berharap kali ini Alluna luluh.

Alluna yang baik hati pun akhirnya mengalah, dia memakan nasi yang sudah di beli Rendra, namun dengan terpaksa dan masih memperlihatkan muka cemberutnya.

Alaska mencoba meninggalkan mereka saat Rauf dan Zyan telah berada di tempat itu.

"Hey ... ayolah ... apa yang terjadi tadi? apa kami tidak salah lihat kalau kamu sekarang sudah jadian sama Alluna? lalu kenapa kau meninggalkan dia di sana dengan Rendra?" cecar Rauf.

"Benar kawan, dan tak sesabar itukah dirimu? hingga nyosor di depan umum pula," timpal Zyan.

Alaska menghentikan langkahnya, dia mengusap kasar mukanya.

"Kalian sudah gila," ujar Alaska meninggalkan teman-temannya.

Zyan dan Rauf saling tatap dan membulatkan kedua bola matanya sambil kompak menunjuk kepada diri mereka masing-masing.

"Alaska tunggu kita, mau ke mana Lo?" ujar Rauf sambil berlari mengejar Alaska, namun Zyan berjalan santai sambil geleng-geleng kepala.

Dan saat mereka berlari, Zyan malah menghentikan seorang wanita.

"Gisel ...," panggil Zyan dengan menyentuh lengan Gisel.

"Eh ka," lalu kembali cilingak-cilinguk mencari seseorang.

"Kamu mencari siapa?" tanya Zyan sambil ikut-ikutan tanpa jelas.

"Alluna ka, aku cari Alluna," jawab Gisel tanpa menghiraukan Zyan yang masih memegang lengannya.

"Alluna di sana, aku antar," ujar Zyan dan menghiraukan teman-temannya yang berada di depan sana.

Alaska dan Rauf menatap Zyan dengan mata tidak berkedip penuh rasa kaget menyelimuti diri mereka.

"Berani sekali Zyan?" ucap Alaska yang masih memandang penuh rasa tidak percaya kepada temannya itu.

"Dari kemarin tuh, tapi Lo lebih berani darinya," kelakar Rauf menahan tawanya.

"Lo ..., sudahlah malas gue jelasin," ujar Alaska dan kini mereka malah duduk santai menunggu Zyan.

Tak lama Zyan menghubungi dan mengajak mereka kembali ke Alluna.

Membuat Alaska dan Rauf saling tatap penuh keheranan.

Bersambung ...

1
dira rahmi
Terimakasih 😍💋
🌸 Yowu-Kim 🌸
Fighting ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!