Nadia harus mengalami cobaan begitu berat. Kehilangan anak dan pernikahannya kandas di hari yang sama saat bayinya menghilang. Ditengah keterpurukannya, ia bertemu dengan mantan tunangannya yang memiliki seorang bayi laki-laki. Tanpa sengaja ia akhirnya menjadi seorang ibu susu dari anak mantan tunangannya.
Apabila cerita tidak sesuai keinginan kalian, silahkan tinggalkan tanpa meninggalkan pesan yang kasar. Sekian dan terima kasih.
Selamat Membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Memperkenalkan Nadia
Selesai menyusui Mario, Nadia keluar kamar dan melihat Marcell belum memakai pakaian kerjanya. "Kamu tidak ke kantor?"
"Tidak. Aku ingin mengajakmu dan Mario jalan-jalan ke mall."
Nadia tak percaya jika Marcell mau mengajaknya jalan-jalan bersama ke pusat perbelanjaan.
"Bersiaplah!" kata Marcell.
"Baiklah, tunggu sebentar!" Nadia ke kamar mengganti pakaiannya, sedangkan Mario diurus pengasuhnya.
Selang 30 menit kemudian, Nadia keluar dan sudah berganti pakaiannya. Marcell mendorong kereta bayi Mario menuju mobilnya dan ia juga yang memasukkannya ke dalam.
Nadia duduk disampingnya Marcell seraya menggendong Mario dan mobil dikendarai seorang sopir.
Mobil melaju ke mall tujuan, Mario diletakkan di kereta bayi dan Marcell yang mendorongnya lalu Nadia berjalan di sisi kanannya.
"Apa kamu mau membeli pakaian?" tanya Marcell.
"Aku tidak punya uang, lain waktu saja jika aku sudah bekerja!" jawab Nadia yang memang tidak memiliki uang karena tabungannya dihabiskan mengurusi masalah perceraiannya.
"Aku yang akan mentraktirmu, maka pilihlah pakaian yang kamu mau!" kata Marcell.
"Benarkah?" mata Nadia tampak berbinar.
"Iya," kata Marcell lagi.
Ketiganya masuk ke salah satu toko pakaian, Nadia mulai memilih beberapa baju dan celana yang diinginkannya. Marcell bukan tipe pria yang pelit, ketika mereka masih menjalin hubungan hingga bertunangan. Marcell selalu membelikan sesuatu untuknya meskipun Nadia tak pernah memintanya.
Sejam berada di toko, Nadia menenteng 2 kantong berisi 2 dress, 1 kemeja, 1 celana dan 1 rok.
"Kita makan dulu, ya!" ajak Marcell.
"Ya, aku juga akan menyusui Mario!" ucap Nadia.
"Kamu mau menyusui di sini?" tanya Marcell heran seraya melihat sekelilingnya.
"Ya, Mario 'kan lapar!" jawab Nadia.
"Bagaimana jika mereka melihatmu?" tanya Marcell lagi.
"Kita cari tempat duduk paling sudut biar aku bisa leluasa menyusui Mario," jawab Nadia. "Kamu tenang saja, aku akan menutupinya!" lanjutnya menjelaskan.
"Terserah kamu saja yang penting mereka tak melihat bagian atas!" kata Marcell.
Keduanya melangkah memasuki restoran dan beruntungnya mereka menemukan meja dan bangku paling sudut sehingga tak kelihatan orang-orang yang berlalu lalang.
Sambil menyusui, Nadia memesan makanan dan minuman. Marcell juga menambahkan beberapa menu lagi buatnya.
"Kenapa banyak sekali?" tanya Nadia karena Marcell memesan makanan lebih dari 2 porsi.
"Kata pelayan, makan kamu sangat banyak. Kata mereka juga hal itu wajar kalau sedang menyusui. Mamaku juga mengucapkan sama, jadi kamu perlu banyak makan!" jawab Marcell.
Nadia lantas tersenyum mendengar jawaban mantan tunangannya yang sangat perhatian dengannya meskipun hubungan keduanya sempat renggang karena kesalahpahaman.
"Aku melakukan semua ini karena kamu adalah ibu susunya Mario!" ucap Marcell agar Nadia salah menilainya.
"Jika bukan aku yang menjadi ibu susunya Mario. Apa kamu juga bersikap seperti ini?" tanya Nadia.
"Ya," jawab Marcell dengan cepat.
Seketika senyuman Nadia memudar, jika dirinya bukan wanita yang masih diharapkan. Ia diberikan perhatian karena sudah menolong Marcell.
Hidangan telah tersaji di atas meja, Marcell lalu meminta Nadia memberikan Mario agar ia menggendongnya.
"Kamu duluan saja yang makan!" Nadia mempersilakan Marcell terlebih dahulu menyantap makan siangnya.
"Tidak. Kamu dulu saja, biar aku yang menjaga Mario!" Marcell menolaknya.
Perut Nadia memang cepat terasa lapar apalagi dia menyusui, ia menyerahkan Mario kepada Marcell. Lalu menyantap makanan yang ada dihadapannya. Makanan pertama yang disantap Nadia, nasi putih dengan ikan pepes dan sayur asem.
"Jangan terlalu buru-buru, aku belum lapar!" kata Marcell agar Nadia bisa santai menikmati makanannya.
Selang 20 menit, Nadia akhirnya selesai menikmati makanan keduanya. Ia bergantian dengan Marcell menggendong Mario.
"Letakkan saja di sana!" Marcell menunjuk ke arah kereta bayi.
"Biar aku gendong saja," kata Nadia.
"Tidak apa-apa, letakkan saja di sana!" titah Marcell.
Nadia pun meletakkan Mario di kereta dan ia kembali duduk memperhatikan Marcell yang sedang menyantap makanannya.
"Nanti sore orang suruhan ku akan memberikan laporannya!" kata Marcell.
"Aku sudah sabar ingin bertemu dengan anakku!" ucap Nadia penuh harap.
"Semoga saja mereka dapat menemukan keberadaan anakmu!"
Setelah 1 jam, mereka pun meninggalkan restoran. Mereka menggunakan lift menuju lantai bawah mall. Ketika keluar lift, tanpa sengaja berpapasan dengan ibunya Aryo.
"Nadia?" Melly menghentikan langkahnya, pandangannya tertuju ke arah Marcell dan bayi yang berada di dalam kereta dorong.
"Apa kabar, Tante?" Marcell memang mengenal ibunya Aryo.
"Kenapa kalian bisa bersama?" Melly menatap curiga.
"Memangnya kenapa, Tante? Bukankah Nadia sudah berpisah dengan suaminya?" tanya Marcell.
"Siapa bilang mereka sudah berpisah? Aryo belum mengajukan gugatannya!" jawab Melly.
"Pantas saja surat dari pengadilan tidak datang ke rumahku. Ternyata, Aryo belum mengajukan gugatannya!" ucap Nadia tertawa getir.
"Oh, jadi kamu ingin buru-buru berpisah dari anakku karena mau balikan lagi dengannya!" tatapan Melly dari Nadia berpindah ke arah Marcell.
"Bukankah anak Tante sendiri yang mengusirku dari rumah itu dan menceraikan aku?" Nadia mengungkit kejadian beberapa waktu lalu.
"Ya, memang dia menceraikanmu tapi dia tak serius. Dia mau kamu mendapatkan hukuman karena lalai!" Melly memberikan alasan palsu.
"Tapi, aku menganggapnya serius. Aku sudah menggugat anak Tante!" ucap Nadia tersenyum pahit.
"A...apa??" Melly tampak terkejut.
"Setelah mereka resmi bercerai, maka saya yang akan menggantikan posisi anak Tante di hati Nadia!" Marcell lalu menoleh ke arah Nadia sembari tersenyum.
"Aryo tidak akan menceraikan Nadia!" kata Melly.
"Tapi, aku tetap akan bercerai darinya!" tegas Nadia meskipun nada suaranya pelan.
"Sebelum kamu menemukan anaknya Aryo, maka kamu masih istri sahnya!" kata Melly sedikit meninggikan suaranya.
"Aku berniat ingin mencari anakku. Tetapi, Aryo sendiri yang meminta aku untuk tidak membantunya dalam pencarian. Apa kalian ingin mempermainkan aku?" tanya Nadia mulai tersulut emosi.
"Hmm....sayang. Sepertinya orang-orang melihat kita, lebih baik kita pergi dari sini!" Marcell gegas menengahi keduanya dan mengakhiri perdebatannya.
"Ayo, aku pun malas berdebat dengannya!" kata Nadia lalu berjalan lebih dulu.
"Permisi, Tante!" pamit Marcell sembari mendorong kereta bayi.
Di dalam mobil, wajah Nadia yang awalnya ceria mendadak datar karena menahan emosinya. Marcell yang paham lalu memberikan selembar tisu.
Nadia yang tak tahan akhirnya meneteskan air matanya dan berkata, "Aku tak tahu bagaimana jalan pikiran mereka!"
"Aryo yang mengusirku dan ibunya juga menyaksikannya. Sekarang bilang kalau tidak akan menceraikanku!" Nadia meluapkan kekesalannya.
"Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan sehingga Aryo membatalkan rencana perceraian kalian!" terka Marcell.
"Entahlah. Aku cuma ingin berpisah dengannya dan anakku kembali!" kata Nadia.
-
Sore harinya 2 orang pria yang menjadi suruhan Marcell mendatangi kediamannya memberikan laporan.
"Kami sudah menemui satu persatu mantan pelayan Aryo dan mereka semua serempak mengatakan jika malam itu sangat mengantuk selepas makan malam," tutur salah satu pesuruh Marcell.
"Aku juga merasakan ngantuk yang luar biasa malam itu," sahut Nadia.
"Bisa dipastikan ada orang yang sengaja memberikan obat tidur di makanan itu!" ucap pria yang sama.
"Tapi, siapa yang melakukannya?" tanya Nadia.
"Besar kemungkinan orang yang berada di dalam rumah saat kejadian."
knp jg marcel pake bohong klo nadia tau itu ank x tak tau lah apa akan marah taau gmn