Siapa yang menyangka permohonan yang berada di ujung nyawanya terkabulkan. Arum, gadis cantik yang merupakan salah satu gundik gubernur jenderal Belanda kembali ke masa lalu.
"Aku tidak mau mati dalam keadaan mengenaskan! Dicampakkan dan kehilangan anakku! Terlebih, kepada mereka!"
Mampukah Arum merubah masa depan nya? Apakah semuanya berjalan seperti yang diharapkan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Izin
Pekerjaan itu tampaknya tidak akan diselesaikan. Karena sosok yang mengerjakan terlihat berkumpul dengan memasang telinga mereka dengan baik. Baru saja semalam mata mereka terpejam, saat mata mereka terbuka justru mereka mendengar kabar yang panas dan tidak menyangka.
Kain yang basah di dalam ember, sapu yang gagangnya masih terpegang dan kemoceng yang menjuntai asal-asalan menjadi saksi betapa panas gosip di pagi itu.
"Sungguh?"
"Iya, bukan hanya satu orang yang melihatnya."
"Benar! Aku melihatnya sendiri! Maneer m3nyodok Arum dengan penuh semangat! Itu di luar! Tidak di kamar! Coba bayangkan!" Jelasnya berapi-api.
"Apa!"
"Iya! Aku tidak percaya, tapi mata ku melihat sendiri. Tangan dan tubuh ku semua ikut gemetar, Arum terus m3ndesah keenakan!"
"Apa mereka t3lanjang?" Tanya yang lainnya.
"Iya! Polos!"
"Hah! Mereka melakukan nya di luar? Di lu-ar?" Ucapnya tidak menyangka.
"Sungguh! Tidak ada orang selain mereka. Seolah maneer sudah memerintahkan semua nya tidak di sana!" Lanjutnya.
"Kalian tau, apa yang lebih mengejutkan nya lagi?"
"Apa?" Tanya mereka serempak.
"Arum berlari dan berhenti di depan kamar nyonya Caroline. Mereka melanjutkan kegiatan panas itu di sana! Bahkan ..... Bah-kan...." Bibir itu tertahan untuk melanjutkan kata-kata berikutnya.
"Bahkan apa? Apa yang terjadi?" Tanya yang lain dengan penasaran menggunung.
"Itu ... Emmm ...." Dia masih ragu.
"Kau lihat atau tidak?"
"Tentu saja!"
"Kalau begitu katakan!" Sentak nya, kesabarannya sudah menipis. Belum lagi dengan penjaga yang sewaktu-waktu datang dan memergoki mereka belum bekerja.
"Kepala maneer tenggelam di paha Arum!" Ucapnya secepat mungkin.
"Apa!" Sungguh, mereka berteriak.
"Ada apa ini!" Semuanya kelabakan saat melihat kedatangan Caroline dengan wajah yang tidak bersahabat.
"Oh, bagus! Kalian tidak bekerja? Tapi asyik bergosip."
"Maaf nyonya. Kami hanya istirahat sebentar." Jawab salah seorang dari mereka.
"Istirahat? Seenaknya kalian saja ya."
"Aghhh! Ampun nyo-nya!" Mereka berteriak takut sambil memejamkan mata, saat Caroline memegang cambuk dan melayangkannya.
"Lanjutkan pekerjaan kalian! Sebelum aku mencambuk kalian satu persatu!" Ucap Caroline dengan sorot mata yang tajam.
"Baik nyonya!"
"Nyonya, tidak baik marah-marah." Lucy menelan ludah, saat tatapan tajam itu menghunus dirinya.
"Nyonya, bagaimana kalau kita menunggu desainer di ruang tamu saja." Lanjut Lucy tidak mau menyerah.
"Minta penjaga untuk berjaga di sini! Apa yang mereka lakukan! Apa mereka juga bergosip? Periksa!" Caroline masih berapi-api. Dia mendengar, apa yang dibicarakan oleh para nyai itu.
"Semua ini karena Arum. Wanita itu!"
********************
"Bawakan teh dan cemilan untuk nyonya!" Ucap Lucy yang sengaja mengeraskan suaranya. Karena Arumi tengah menyiram bunga di depan rumah. Tentu dia mendengar.
"Ini nyonya. Mari nikmati teh dan kue nya dulu. Sebentar lagi desainer akan datang." Jelas Lucy sambil menyerahkan teh untuk sang nyonya.
"Nyonya, lihat!" Sebuah mobil berhenti. Arum dapat melihat seorang wanita dengan tas yang cukup besar dengan pendamping yang setia disebelah nya. Dari penampilan wanita itu, Arum langsung tau siapa dia.
"Desainer?" Wajah berpikir Arum tak lama berubah, dia tau alasan desainer itu datang.
"Pesta ulang tahun Putri asisten residen." Ujar Arum pelan.
"Kau sengaja memperlihatkan kotak-kotak perhiasan dan juga gambar-gambar pakaian indah itu. Untuk membuat ku marah dan terpojok bukan? Kau merasa senang karena hanya nyonya yang bisa pergi kesana. Tapi jangan panggil aku Arum, kalau aku tidak bisa datang kesana dan membuat mu serangan jantung!" Pandangan Arum bertemu dengan Caroline. Senyum sengeh itu tercipta asar tangannya sibuk mencoba perhiasan indah dihadapannya.
"Nyonya, dia pergi. Pasti dia merasa sedih nyonya." Bisik Lucy.
"Itu yang aku inginkan. Dia harus tau posisinya. Sampai kapanpun, hanya aku yang merupakan istri Frans gubernur Batavia dan akan pergi ke pesta itu bersama suamiku! Bukan seorang Nyai rendahan!"
**************
"Ada apa Arum?" Frans melihat Arum yang berdiri menunggu dirinya keluar dari ruangan kerja nya.
"Tuan, apa aku boleh pergi ke pasar?"
"Pasar? Untuk apa?" Tanya Frans.
"Aku ingin membeli bahan untuk membuat jamu. Aku sedikit tidak enak badan, jadi mau mencari bahan herbal. Hanya sebentar, kalau tuan izinkan."
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak 🥰 🙏 🙏
