NovelToon NovelToon
Perlindungan Anak Mafia

Perlindungan Anak Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:883
Nilai: 5
Nama Author: Himawari Daon

Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.

Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 : Pil Memory Reborn

Welcome… 

...Happy Reading...

.... ...

.... ...

.... ...

Pagi datang dengan cerah, Luna terbangun dari tidurnya. Dia menggeliat merenggangkan tubuhnya kemudian ia perlahan membuka matanya. Mencari seseorang, saat dia tidak melihat orang yang diharapkannya. Dia duduk. 

“Jame!” Dia mencoba memanggilnya dengan lirih. 

Dia beranjak dari tempat tidur, ia mengecek di berbagai arah. Salah satunya pada kamar mandi di tempat itu. Namun, Luna tak menemukan Jameson di sana. 

Dia pun berniat keluar dari tempat itu. Saat dia hendak menekan tombol merah, pintu rak itu lebih dulu berputar. Menampilkan seorang Pria yang memakai kemeja putih. Kedua lengan kemejanya ia lipat menambah kesan tegas dan lebih mempesona. 

“Sayang, kamu sudah bangun?” Jameson menghampiri Luna yang bengong terpesona olehnya. 

“Hei, are you okay?” Jameson menyentuh pipi Luna untuk menyadarkannya. 

“Huh?” Luna tersadar dan langsung menatap mata Jameson. 

Jameson tersenyum lebar, “Kenapa kamu bengong? Kamu terpesona padaku ya, sayang,” godanya. 

Luna memukul dada pria itu pelan, “Pede banget sih!”

“Sayang, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Maaf aku tidak bisa menemanimu ya, aku harus segera pergi keluar kota. Ada yang harus aku urus di sana!” jelasnya sambil membenarkan rambut Luna yang berantakan. 

Luna menatap mata pria di hadapannya, “Jame, kamu baik-baik saja kan?” 

Jameson membalas tatapan Luna kemudian melemparkan senyumnya yang paling menawan, “Jangan khawatir! Aku baik-baik saja, sayang.”

Meskipun Jameson mengatakan hal demikian, Luna dapat membaca dari sorot matanya kalau ada sesuatu yang terjadi dengannya. 

“Oh iya, Jame, tadi malam aku menemuimu karena brankas itu.” Luna mengingatkan. 

Jameson teringat lalu dia berjalan ke arah  nakas. Nakas tersebut memiliki tiga laci yang cukup besar. Pria itu membuka laci paling bawah dan mengeluarkan sebuah brankas besi dari sana. 

Luna berjalan mendekatinya, “Ternyata kau menyimpannya di sini,” gumamnya pelan. 

Jameson mengangguk, “Sayang, kamu harus ingat ya. Jangan membawa brankas ini kemanapun! Jika kamu berusaha ingin membukanya, kamu bisa kesini.” Jameson mengingatkan Luna dengan nada serius. 

Sejak kejadian di pesawat, Jameson langsung menyimpan brankas besi itu di sana. Karena dia tahu, brankas tersebut sedang diincar oleh seseorang. Jameson yakin kalau isi brankas itu tidak hanya sesuatu yang penting dalam hidup nya. Akan tetapi, bisa jadi isi brankas itu juga sesuatu yang penting dalam hidup seseorang. 

Sudah 3 jam setelah keberangkatan Jameson keluar kota. Luna berbaring di sofa ruang tamu. Di dekatnya berdiri seorang lelaki yang memakai kemeja hitam. Auranya tegas dan maskulin. 

Sebelum berangkat, Jameson memang menyuruh Seven untuk menjaga Luna di rumah. Sedangkan Ten ikut bersamanya ke luar kota. Meskipun Jameson sedikit tidak menyukai Seven, namun dia masih menaruh percaya padanya. Dia percaya, karena sejak dulu dialah yang selalu menjadi bodyguard Luna. 

Luna menghembuskan napas kesal, lalu dia melihat ke arah Seven yang masih berdiri tegak di depannya. 

“Hei, Seven!” dia memanggilnya pelan, namun berhasil membuat lelaki itu bersiap untuk melakukan apa yang akan diperintahkannya. 

“Kau gak pegal? Sudah 3 jam berdiri seperti itu?” tanya Luna heran. 

“Tidak, Nyonya. Ini sudah menjadi kewajiban aku untuk menjaga Nyonya.”

Luna memutar bola matanya malas, “Mengapa kau se formal itu padaku, huh?” 

“Sudah seharusnya begitu, Nyonya.”

“Aku jadi mikir, Eve. Aku kan selama ini melupakan kehidupanku disini. Sebenarnya, aku sudah mengenalmu berapa lama?” Luna tampak berpikir. 

“Sejak pertama kali, Nyonya datang ke rumah ini. Saat itu 6 tahun lalu, Tuan Jameson dan Nyonya bertemu kemudian menjalin hubungan. Saat itulah, Tuan Jameson mengenalkan Nyonya padaku.”

Luna mengangguk paham, “Terus seberapa banyak kau mengenalku?” tantang Luna meremehkan. 

“Aku tidak jauh lebih kenal Nyonya daripada Tuan Jameson,” jawab Seven lirih. 

Luna menatap tajam ke arah bodyguardnya, “Bisa gak sih, kamu tidak perlu berdiri seperti itu? Duduk saja di sofa!” gerutunya. 

Seven tak berkilah, dia tetap berdiri kokoh di depan Luna. 

Luna berdecak kesal, “Toh Tuanmu itu sedang pergi keluar kota kan?!” tambahnya geram. 

Meskipun Luna sudah memaksa Seven untuk bersikap biasa kepadanya, namun Seven masih tetap tak berkutik. Dia tetap berdiri di dekat Luna seakan menjaga wanita itu. 

Luna menghembuskan napas menyerah, “Terserah kamu sajalah!”

Kemudian dia mengotak-atik layar ponselnya, dia seperti mencari sesuatu di ponselnya. Wajahnya benar-benar kesal. Pasalnya, Jameson memang memberikan ponsel baru itu kepada Luna. Akan tetapi, kontak dalam ponsel tersebut hanya ada tiga kontak yaitu nomor Jameson, Ten, dan juga Seven. 

Luna merasa kesal, karena ada perasaan rindu pada orang-orang yang berada di Indonesia terutama Mbok Gadis. Luna sempat menanyakan kepada Seven apakah dia memiliki nomor telepon Mbok Gadis, akan tetapi lelaki itu menggeleng. 

Sudah hampir satu bulan Luna tinggal di Kanada bersama Jameson. Sejak insiden penculikan itu yang dilakukan oleh Jameson yang notabene nya adalah suami Luna. Fakta tersebut membuat Luna terkejut hampir kewalahan menghadapi kenyataan itu. 

Namun, setelah ia mengkonsumsi Pil Memory Reborn dan dia mengingat sedikit ingatan tentang Jameson. Luna menjadi lebih bisa menerima takdirnya sebagai Istri Tuan Jameson. Meskipun begitu, masih banyak yang harus diingat tentang masalah hidupnya. 

Karena untuk saat ini, hanya Jameson Navarro yang kembali dalam ingatannya. Luna berpikir dia harus meminum Pil itu lagi sebelum Jameson pulang, karena dia ingin memberikan sedikit kejutan kepada pria itu. 

Saat ini, Luna berada di kamarnya sedang menatap sebuah Pil kecil berwarna merah muda. Luna sedikit bingung karena pil yang diberikan Seven itu berbeda dengan pil yang diberikan oleh Jameson. Pil yang dipegangnya sekarang terlihat lebih besar dibanding Pil yang beberapa hari lalu. 

Namun Luna tak berpikir panjang, dia meminum Pil tersebut dengan sekali tegukkan. Dia lupa dengan efek obat tersebut yang sangatlah menyakitkan. 

Luna tersenyum setelah meneguk pil tersebut, “Jame, tunggu saja nanti pasti aku akan mengingatmu sepenuhnya.”

To be continued

1
Emmanuel
Bahasanya keren abis.
Himawari Daon: Hehe, terima kasih kakak 🥰 Ini juga baru belajar. Ditunggu bab selanjutnya ya 🤗
total 1 replies
Yoi Lindra
Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!
Himawari Daon: hehe, siap ditunggu ya gaes😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!