NovelToon NovelToon
Istri Dalam Bait Do'Aku

Istri Dalam Bait Do'Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Dia bukan cucu kyai, bukan pula keturunan keluarga pesantren. Namun mendadak ia harus hidup di lingkungan pesantren sebagai istri, cucu dari salah seorang pemilik pesantren.

Hidup Mecca, jungkir balik setelah ditinggal cinta pertamanya dulu. Siapa sangka, pria itu kini kembali, dengan status sebagai suami.

Yuukk, ikuti cerita Mecca dengan segala kisahnya yang dipermainkan oleh semesta. Berpadu dengan keromantisan dari Kenindra, suami sekaligus mantan kekasihnya yang pernah sangat ia benci dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perkenalan

.

.

.

.

Mecca terkikik sendiri mendengarnya, sementara Ken tengah menahan geram mendengar istrinya di puji-puji lelaki lain di depannya langsung.

"Ekhem.. Kalian tau kan hukumnya memuji-muji wanita yang bukan mahram kalian?" tegur Ken, ketiga pria beranjak dewasa itu tersentak, seketika menunduk meminta maaf kemudian segera berpamitan.

"Jangan galak-galak mas,"

"Jadi, kamu seneng aku ramah sama mereka meski jelas-jelas baru aja mereka itu muji-muji kamu loh yangg."

"Yaa nggak. Aku seneng kamu galak dan tegas yang penting ke aku nggak gitu. Cuma tadi mereka kaget loh."

"Biarin."

Mecca memperlambat langkahnya, ingin mengundurkan niatnya turut serta ke aula. "Kenapa?" Kenindra menoleh melihat istrinya sedikit di belakang. "M-mas, kayaknya nggak usah deh yaa aku ke aula. Dan, masalah kemarin ya udah biarin aja. Aku yakin siapapun pelakunya pasti udah ketakutan juga kok liat teguran eyang semalam."

"Sayang, misal nih. Ada wanita di luar sana yang masih menganggap aku belum beristri, lalu mereka mencoba menarik perhatian aku atau ekstremnya lagi memintaku sama abbah. Kamu mau?"

"Dih! Yaa nggak lahh. Apa-apaan..." seru Mecca tak terima, Kenindra sangat menikmati ekspresi cemberut itu. Ia sengaja mengambil perumpamaan seperti itu agar istrinya tidak kembali mundur. Pasalnya, sudah dari sebelum subuh Kenindra memohon dan merayu gar Mecca mau diajak ke aula, ia ingin menunjukan siapa istrinya pada semua orang.

Tetapi gadis itu justru mendadak tidak percaya diri, panggung fashion kkelas dunia saja bisa ia taklukan kenapa ini hanya aula pesantren sanggup membuatnya gemetaran? Jawabanya jelas karena Mecca berasa menjadi seorang alien di sana. Ia makhluk langka yang terselip di antara ratusan bahkan mungkin ribuan santri.

Dari sejak Mecca datang, ia memang cukup banyak menyita perhatian para santri namun Mecca sendiri cuek, ia terlalu sibuk menolak perjodohan dan menghindari Ken. Baru setelah kejadian semalam, Mecca menjadi lebih mencolok dari sebelumnya.

Di atas panggung, Eyang Ilyas berdiri tegak, matanya menatap tajam ke arah ribuan santri yang duduk tertib. Tajam, namun tetappenuh wibawa yang tidak bisa dibantah. Di sampingnya, Kenindra berdiri dengan wajah datar andalannya, sebelah tangannya menggenggam jemari Mecca yang sedikit gemetar. Mecca sendiri merasa canggung. Terbiasa menjadi pusat perhatian, apalagi di depan ribuan pasang mata. Namun, mendadak jadi ciut karena tatapan yang tertuju padanya terkesan tengah mengintimidasinya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," suara berat Eyang Ilyas menggema memenuhi tiap sudut gedung.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab para santri serentak.

"Hari ini saya berdiri di sini untuk menyampaikan dua hal penting. Pertama, saya hanya akan memberi tahu kalian kalau cucu saya, Kenindra Delfin Arsalan, sudah menikah. Istrinya adalah Mecca Jesselyn Prawira, perempuan yang sedang berdiri di sebelah cucu saya ini. Dan di pesantren ini, ia sedang mengajar di bagian desain. Mereka menikah sebulan yang lalu. Jadi, mohon bantuan kalian semua untuk tidak membuatnya merasa tidak nyaman di sini. Untuk kejadian semalam, saya berikan kepada Arsalan untuk menyelesaikannya..."

Sontak terdengan ratusan suara napas yang tertahan dari barisan santri putri. Mereka terkesiap, saling berpandangan seolah bertanya, 'ini beneran?'

Eyang mengutarakan dengan jelas dan to the point. Lalu mempersilahkan kenindra untuk mengambil mikrofon. Sebelumnya Ken meraih tangan Mecca, memandunya untuk sedikit maju ke depan. Ungkapan kaget sekaligus kagum terdengar dari beberapa santri yang berada di barisan paling depan, terutama deretan santri putri yang jelas terdengar cukup riuh.

"Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh," sapa Ken dengan senyumnya yang mempesona. "Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh," jawab para santri.

"Di sini saya hanya ingin memperkenalkan istri saya... Mecca Jesselyn. Seperti yang kalian sudah tahu, kita menikah sebulan yang lalu, sudah sah secara agama dan negara, tapi memang kita belum mengadakan resepsi, jadi mohon maaf kalau belakangan ini saya membuat kalian bingung dengan sikap saya pada seorang wanita yang adalah istri saya. Semoga kalian tidak su'udzon, ya."

"Yahhh, patah hati berjamaah donggg," celetuk salah seorang santri di antara puluhan santri putri yang berbaris rapi, yang mungkin setara SMA. Barisan mereka tepat berada di hadapan Ken. Celetukan itu diiringi oleh sorak sorai yang membuat suasana riuh makin riuh.

Ken terkekeh pelan. Ia menoleh pada Mecca, mengulum senyum. "Sudah, kalian tidak perlu lagi menarik perhatian saya dengan cara apa pun karena perhatian saya cuma untuk istri saya, Mecca..."

Ucapan Ken terus saja mengundang sorak sorai dari para santri, membuat Mecca salah tingkah di hadapan banyak orang. Apalagi dia berucap seperti itu sambil tak melepaskan tangan Mecca, hingga tubuh mereka saling merapat.

'Serasi bangett mereka, tampan dan cantik, aku nunggu Gus hasil cetakannya saja,' bisik salah satu santri.

'Masih boleh ngefans enggak sih sama Ustaz Arsalan, suami orang?'

'Pantes bikin baper, ternyata udah halal..'

'Pesona Ustaz Arsalan damage bangett, makin bahaya untuk dilihat.'

'Stay cool tiba-tiba udah ijab qabul. Hiks,'

Begitulah kira-kira beberapa celetukan para santri putri, dan masih banyak celetukan lain yang tidak mereka dengar. Termasuk dari Ustazah Aisyah. Dalam hatinya Aisyah merasa kesal bukan main. Ia mengira Mecca hanya akan menjadi saingannya dalam merebut hati Kenindra, ternyata justru Mecca yang sudah menjadi pemenangnya. Namun ia tidak akan menyerah sampai di situ. Pandangannya terhadap Mecca kini berubah penuh kebencian.

"Mas, udah ya, aku malu tahu..." bisik Mecca sambil menyenggol lengan Ken.

Ken tersenyum sekilas, mengabaikan protes kecil Mecca, kemudian melanjutkan kalimatnya. "Ke depannya saya mohon kalian bisa bekerja sama dengan baik untuk menerima istri saya di sini."

Sorak sorai beberapa santri putri makin menggila. Mereka benar-benar fans berat suami Mecca.

Ken mengangkat tangannya, menginterupsi agar semua kembali tenang. Suasana kembali hening, semua mata tertuju pada Ken.

"Satu hal yang perlu saya tegaskan lagi, saya minta kepada siapa pun yang kemarin sore bertugas piket mematikan lampu, baik santri ataupun asatidzah, untuk segera menemui saya di ruangan kerja saya. Segera setelah acara kajian pagi ini berakhir. Dan pastikan mulai sekarang tidak ada yang boleh mematikan lampu di gedung bagian desain, baik siang ataupun malam. Fahimtum?!"

"Fahimnaaa..." jawab mereka serentak dengan suara lantang.

Usai acara yang menurut Mecca sedikit membuatnya canggung itu, mereka kembali ke rumah. Mecca sebenarnya sudah baik-baik saja pagi ini, tapi Kenindra memaksanya untuk mengambil libur kerja. Bahkan ia juga ikut menemaninya di rumah.

"Mas, kamu lagi apa?" tanya Mecca dari balik pintu ruang kerjanya.

"Lagi ngecek beberapa berkas, sayang. Kenapa?" Ken menoleh sebentar lalu kembali fokus pada berkasnya.

"Mm.. Aku mau masak ya, buat kita sarapan."

"Serius? Katanya enggak suka masak? Hmm.. Aku aja, kamu mau makan apa?" Ken menghentikan tanganya, menatap Mecca yang sudah mengenakan celemek.

"Kan ada YouTube, hihi. Udah sana lanjutin aja kerjanya. Kalau udah selesai masak, aku panggil kamu, aku gabut ini nggak ada kerjaan.." jawab Mecca, ringan dan ceria.

Ken tersenyum, mengangguk. "Jangan sampai tangannya luka, ya. Pisaunya tajem. Kalau ada apa-apa, panggil aku," pesannya.

Mecca mengumpulkan segenap rasa magernya, membuangnya jauh-jauh. Pokoknya hari ini ia harus bisa menciptakan sebuah masakan, entah apapun itu. Setidaknya sehari saja ia ingin memainkan peran istri dengan baik,

'Menikahlah dengan seorang yang kamu kagumi karakternya. Karakter itu seperti pondasi, tidak terlalu kelihatan waktu dibangun, namun akan sangat terasa ketika badai datang. Seberapa kokohnya melindungi dan menjaga seisi rumah.'

'Semangat Mecca...'

1
MimmaRia
ceritanya bagus, gk monoton yg pesantren bgt, tp jg gak sok CEO2 gt , mskipun chapter awal2 msh yg byk flashbacknya, tp bkn yg lebay ke blakang bgt gt..
easy going lah crtanya, menghibur tp gak menjemukan👍👍👍
Yazh: Wahh😍 Terima kasih kak. Iya memang konfliknya aku sengaja buat yang ringan, jadi nggak bikin kalian mikir banget.

Udah banyak pikiran kan? Ya kali aku nambahin beban🤭
becandaa kak✌
total 1 replies
MimmaRia
wkwkwkkkk... Mecca jd mikir pstinya,, jaim salah gak jaim mancing Kenindra😂😂
Yazh: 😄😄 betul kak, galau maksimal dia. Denial terus, antara nggak mau jujur sama diri sendiri dan nggak kuat sama godaan Ken😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!