Andre baru saja membeli rumah yang letaknya bisa di bilang antara kota dan juga kampung, dan di sinilah dia merasa nyaman dengan harga rumah yang tidak seberapa mahal.
sedikit terpencil namun di bagian depan begitu asri karena ada pohon rambutan yang menaungi rumah tersebut, tapi ketenangan menunggu rumah ini tidak bertahan lama karena sebulan setelah tinggal di sana. Andre kerap kali menemukan jejak kaki berlumpur.
semula di abaikan saja karena dia tidak berpikiran macam-macam, namun itu terus terjadi sehingga rasa curiga pun mulai muncul.
Ada apakah dengan rumah ini?
Apakah ada sesuatu sehingga rumah di jual dengan harga murah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. tengkorak manusia
Maharani melangkah di atas air yang tenang itu sembari menetap kesana kemari apakah ada sesuatu yang menarik pikirannya atau juga kemunculan iblis lain yang ada di daerah tersebut, tapi sejauh ini dia masih belum mendapatkan apa-apa sehingga merasa mungkin saja iblis itu akan muncul di malam hari sesuai dengan yang Xavier katakan.
Bisa aja sekarang iblis nya sedang bersembunyi karena memang masih siang, tidak tahu saja bahwa di dalam sana Andre sudah didatangi dan mampir saja di bunuh oleh iblis tersebut, tapi memang benar apa yang di katakan oleh riwayat iblis bahwa mereka hanya ingin melihat saja belum ada permintaan tolong dari yang bersangkutan sendiri.
"Sepi suasana nya malah terasa sangat nyaman ya!" Nilam malah betah ada di sini.
"Untuk para iblis ya jelas betah kalau ada di sini tapi untuk manusia ku rasa kurang pas lah." sahut Maharani.
"Bisa jadi ini tempat penjagalan sehingga banyak iblis yang berserakan di tempat ini." tebak Nilam.
Sebab menurut Xavier memang begitu banyak iblis yang ada di rumah ini dan mereka bermacam-macam kekuatan yang tidak bisa di pastikan satu saja, mulai dari yang ada di pohon rambutan lalu ada yang di dalam rumah dan kemudian di sambung lagi yang ada di rawa belakang sini.
Entah apa yang sudah terjadi dengan rumah ini sehingga menampung begitu banyak iblis dan mereka semuanya terlihat begitu tenang, memang ada dendam di dalam hati namun mereka seolah masih menahan nya. entah karena pelaku telah tiada atau bisa saja tidak bisa menemukan sang pelaku, sehingga mereka masih tenang ada di dalam rumah ini.
"Aku bosan kalau cuma diam saja beginilah!" Maharani menatap rawa yang sebagian berair jernih.
"Cari kegiatan yuk biar tidak bosan sekalian kita tunggu iblis ini keluar." ajak Nilam.
"Eh banyak keong ya di sini, ayo kita carikan untuk Purnama saja." Maharani sudah dapat kerjaan yang menurut nya ini pasti akan berguna.
Kedua nya segera masuk di dalam rawa dan mengambil keong yang berwarna kuning jernih itu mereka kumpulkan di atas daratan karena merasa ini akan diterima dengan baik oleh pemilik agensi, dari pada hanya bengong saja tidak melakukan apa-apa maka lebih baik melakukan sesuatu yang ada faedah nya.
Dewa iblis dan siluman ular ungu melihat mereka berdua sedang bergerak itu sehingga dari depan langsung menuju belakang untuk memastikan siapa sosok tersebut, tidak tahunya yang sedang mencari keong adalah besti sendiri dan mereka jadi agak sok melihat kelakuan dua kuntilanak ini Karena ada saja yang mereka buat.
"Apa yang kalian lakukan?" Jalak bertanya heran.
"Tidak kah matamu itu bisa melihat apa yang sedang kami lakukan!" sengit Maharani.
"Jadi kalian kemari memang hanya untuk mencari keong saja?" Dewa iblis bertanya penasaran.
"Sambil dangdutan lah!" Nilam menjawab sesuka hati dia.
"Dasar wanita gila, aku yakin kalian akan segera di marahi saat nanti pulang." Jalak yakin sekali dengan firasat nya.
Tapi juga kuntilanak ini tidak peduli dan mereka terus saja mencari untuk di berikan pada Purnama nanti nya, terserah nanti mereka berdua ini akan mengatainya apa saja karena yang penting dua kuntilanak sudah merasa senang berada di dalam air sembari mencari sesuatu.
"Ayo lagi dari sini karena nanti kita malah ketularan gila." ajak Dewa iblis.
"Yah hanya kau saja yang paling waras dan aku tidak menjamin kau itu sudah bisa tahu semuanya!" sentak Nilam.
"Biarkan saja karena mereka itu pasti sebenarnya ingin masuk dalam sini tapi gengsi." Maharani asyik dan sekarang malah sampai berenang juga sambil menyusuri untuk mencari keong tersebut.
Mungkin saja benar apa yang di katakan oleh Xavier, kalau ini sampai ketahuan dengan Purnama maka dapat di pastikan mereka akan di amuk karena ada saja tingkah nya yang membuat gila. pasti di rumah pun Purnama tidak akan mengira kalau dua kuntilanak ini justru mencari keong untuk di masak nanti di rumah, untuk Maharani adalah Kakak sehingga kadangkala ratu ular masih ada sedikit sungkan.
"Wuih aku dapat yang besar!" teriak Maharani girang.
"Kumpul kan wah banyak juga ternyata di sini ya!" Nilam juga terlihat begitu bahagia.
"Pergi, ayo kita pergi dari sini." Xavier sungguh tidak tahan melihat tingkah mereka.
"Astaga untung saja kekasih ku tidak seberapa bergaul dengan mereka!" Jalak agak lega sekarang.
"Tunggu saja kalau soal itu karena mereka pintar sekali meracuni pikiran iblis lain." Xavier tidak peduli lagi dengan dua kuntilanak yang ada di dalam rawa.
Bisa bisa nya tenang juga pun malah mencari keong seperti ini hanya karena bosan cuma menunggu dan tidak menemukan apa pun, mungkin saja nanti ketika sudah selesai maka akan bertemu dengan iblis yang sedang di cari, dari pada hanya bengong saja maka biarlah bergerak seperti ini sehingga ada manfaat nya.
"Banyak ya, Ran." Nilam terus mengumpulkan.
"Di masak apa nanti sama Zidan, dia pasti punya resep yang bagus." Maharani juga senang.
"Eh apa ini?!" Nilam yang sedang meraba malah dapat sesuatu.
"Keong besar enggak?" Maharani menoleh pada teman nya.
"Hah!" Nilam sangat kaget ketika mengangkat barang dari dasar rawa.
Tengkorak kepala manusia yang justru mereka dapatkan dari dalam rawa ini, pantas aja di tangan terasa begitu besar karena bukan hanya keong saja melainkan kepala manusia yang sudah kering dan hanya tinggal tulang, mungkin dibuang di dalam rawa ini sekitar dua atau tiga tahun yang lalu sehingga sudah sejelek ini sekarang.
"Ran, ini tengkorak manusia." Nilam menatap Maharani.
"Berarti di bunuh lalu di buang di dalam rawa ini ya." gua mah Maharani yang mulai menduga.
"Ayo kita cari lagi dan nanti sekalian bawa pada Purnama soal tengkorak atau pun tulang lain nya." ujar Nilam.
"Astaga, tampak nya ini rumah bekas pembantaian sadis sehingga begitu banyak iblis yang menetap." yakin Maharani sambil menatap sekitar rumah tersebut.
"Ini tengkorak wanita tampaknya, apa cuman kepala atau bersama tubuh juga yang di masuk kan dalam rawa ini?" Nilam masih bertanya-tanya.
"Gadis di perkosa kah? atau bisa juga memang tempat para penjahat yang membunuh banyak manusia seperti kasus Arini." ujar Maharani.
Mereka masih belum tahu pasti apa yang sudah terjadi di rawa dan juga rumah ini karena sekarang niat mencari keong malah mendapatkan tengkorak manusia, ini masih berusaha mencari lagi apakah ada yang lain atau memang hanya satu ini saja yang di dalam rawa.
Selamat hari Minggu ya besti, jangan lupa like dan komennya.
makin seruuu jalan ceritanya , ga sabar thor, penasaran banget/Bye-Bye/
allahumma sholiallah Sayyidinna Muhammed