Sebuah masa lalu terkadang tidak ingin berhenti mengejar, membuat kehidupan seseorang berhenti sejenak dan tenggelam dalam sebuah luka.
Lituhayu terjebak dalam masa lalu itu. Masa lalu yang dibawa oleh Dewangga Aryasatya, hingga membuat gadis itu tenggelam dalam sebuah luka yang cukup dalam.
Waktu terus bergulir, tapi masa lalu itu tidak pernah hilang, bayangnya terus saja mengiringi setiap langkah hidupnya.
Tapi, hanya waktu juga bisa menyadarkan seseorang jika semua sudah berakhir dan harus ada bagian baru yang harus di tulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kirana Putri761, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mama Airin
Kalandra menghela nafas panjang setelah melakukan panggilan pon seks dengan sekretarisnya. Entah sejak kapan dia tidak begitu antusias pada tubuh seksi sang sekretaris yang biasa menjadi tempat pelampiasan.
Padahal Anisa salah satu wanita yang selalu membuat pria dengan libido tinggi itu selalu ketagihan. Anisa punya aset yang cukup menarik di tubuhnya, dada bulat dan kenyal serta miliknya yang sangat menjepit membuat pria yang bercinta dengannya mengerang nikmat.
Sebenarnya Kalandra juga tahu jika sekretarisnya itu cukup berpengalaman dalam hal bercinta, tapi pria itu tidak peduli asalkan aman dari penyakit dan tidak akan pernah hamil.
###
Di sebuah kamar yang cukup mewah untuk seseorang yang berprofesi sebagai sekretaris, Anisa termenung tanpa sehelai benang.
Entah kenapa dia merasa Kalandra tidak seperti dulu. Pria itu cenderung bersikap datar, tidak seantusias dulu yang terlihat mengagumi keseksiannya.
"Mungkinkah dia sudah ada mainan baru?" gumam Anisa mencoba mencari jawaban atas hal yang mengganjal dari sikap bosnya.
Sebenarnya Anisa tidak hanya bersikap melayani Kalandra saja seperti saat dia dengan beberapa pria yang melimpahkan materi padanya.
Tapi, gadis itu sudah mulai bermain dengan perasaan hingga rasanya dia tidak rela jika kehilangan pria tampan dan kaya raya itu. Tidak hanya itu, Kalandra juga punya sesuatu yang di kagumi kaum hawa, sisi dominan dan kemampuannya menguasai permainan selalu memberi kepuasan pada gadis yang sudah berpengalaman soal ranjang itu.
###
Hari ini Alana banyak berdiam diri di rumah. Selain stock dagangannya masih banyak, dia juga harus melakukan persiapan memanen bunga-bunganya.
" Assalamualaikum..." Suara seorang pria membuat Airin dan Alana menoleh ke arah pintu.
" Waalaikum salam." jawab Alana kemudian berdiri saat melihat dokter Juna berkunjung pagi-pagi sekali.
"Ada apa, dok?" tanya Alana dengan wajah tegang mempersilahkan dokter muda itu duduk di salah satu bangku di warungnya. Rumah Alana memang tidak ada ruang tamunya.
"Nggak ada yang penting, hanya ingin menanyakan keadaan kakimu." jawab dokter Juna setelah meletakkan bobotnya di kursi
Pria itu menatap kagum wajah manis di depannya. Juna memang sudah tertarik dengan kecantikan Alana saat pertama kali bertemu saat ada acara kelurahan yang diadakan oleh warga desa.
" Kakiku sudah membaik kok, Dok." jawab Alana merasa sungkan dengan perhatian Dokter Juna.
" Syukurlah kalau begitu. Jika masih butuh sesuatu hubungan aku saja. Ini kartu namaku!" Terlihat sekali jika Dokter Juna sedang melakukan pendekatan pada Alana.
" Terima kasih, Dok." jawab Alana dengan sopan.
" Kalau begitu saya balik dulu." Dokter Juna pun beranjak dari duduknya diikuti Alana.
" Oh... terima kasih sudah berkenan mampir, Dok." ucap Alana saat mengantarkan Dokter Juna menghampiri mobilnya yang ada di pinggir jalan.
" Nggak masalah, Alana. Ini sekalian mau berangkat ke puskesmas." sambut Dokter Juna yang terlihat enggan mengakhiri obrolan mereka.
Tapi mau tak mau Arjuna pun masuk ke dalam mobil. Mobil Jaz putih itu melaju meninggalkan Alana yang masih berdiri di pinggir jalan.
Dan tak sengaja gadis itu mendapati Kalandra yang terus menatapnya dengan sorot mata dingin saat pria itu sedang lari pagi.
Tidak ada sepatah kata yang keluar dari keduanya. Tapi sorot mata keduanya seperti mengungkapkan sebuah bahasa yang hanya keduanya yang tahu.
Alana segera masuk ke dalam rumah. Sedangkan Kalandra masih terus berlari sampai jarak yang sudah dia targetkan.
Tak lama melewati Alana , Kalandra menghentikan langkah kakinya. Pria itu mengatur nafasnya yang tidak beraturan.
" Sialll...." umpatnya kemudian saat dirinya menepi di pinggir jembatan yang berada di atas tebing.
Dia tidak mengerti kenapa harus memikirkan gadis itu. Padahal, jika soal pekerjaan, banyak kolega wanitanya yang jauh lebih menarik dari sekedar gadis remaja itu.
Kalandra menatap sekitar dari daerah yang tinggal. Hari ini sebenarnya dia harus kembali ke kota bersama Kendra, tapi misinya mendapatkan tanah itu belum juga berhasil hingga membuat Kalandra enggan balik.
"Apa, perlu aku gunakan idenya Kendra?" gumam Kalandra, tapi tidak mungkin dengan tiba-tiba, dia menikahi gadis itu. Apalagi gadis itu terlihat jelas tidak menyukainya.
Kalandra terus termenung hingga akhirnya dia menemukan sebuah ide. Jika semua tidak tentang uang, dia pun tidak akan menyelesaikannya dengan uang.
Pria itu tersenyum miring, dia akan melancarkan rencananya meski itu cukup rumit.
Kalandra kembali berlari untuk balik ke Villa. Kali ini, dia akan membicarakan masalah ini dengan Ken. Ternyata, bocah itu cukup berguna juga saat dia sudah buntu menyelesaikan masalahnya.
###
" Ma... lusa kita jadi berangkat ke kota untuk memeriksa kondisi saraf belakang Mama. Semoga Mama akan sembuh seperti semula." ucap Alana dengan merapikan beberapa barangnya.
"Bagaimana jika ke kotanya kita numpang sama pemilik villa mewah itu?" mendengar usulan mamanya, Alana terkejut. Gadis itu menghentikan aktifitasnya dan menatap mamanya dengan tatapan tajam.
" Maksud Mama? Darimana Mama tahu tentang pemilik villa itu?" tanya Alana merasa ada yang tidak beres.
" Kemarin Mama ngobrol sama yang namanya Kendra. Beberapa kali tanpa sengaja Mama ketemu dan ternyata anaknya baik, Lo." jawab Airin masih berusaha menjelaskan dengan baik agar Alana tidak salah faham.
" Mama cerita jika Mama sakit dan lusa akan periksa ke kota." Melihat reaksi Alana Airin tahu jika putrinya tidak terlalu menyukai tindakannya, padahal dia merasa tidak ada yang buruk dengan pemuda itu.
" Mama... Kenapa harus cerita ke orang asing tentang masalah kita? Lagi pula, kita belum mengenalnya dengan baik." sambut Alana seolah menyayangkan sikap mamanya.
" Al, jangan berburuk sangka dengan orang lain, belum tentu yang tidak kamu sukai itu itu lebih buruk dari kita. Toh, dia sangat sopan dan sikapnya juga baik. Lagi pula tidak ada alasan bagi mereka untuk berbuat buruk pada kita." jelas Airin. Dia merasa jika Kendra itu pemuda yang baik. Pria itu bahkan, sangat sopan kepadanya. Airin juga menebak jika keluarganya mendidik pemuda itu cukup baik.
" Mama... Ah, sudahlah! Susah bicara dengan Mama." sentak Alana merasa kesal dengan mamanya. Gadis itu sama sekali tidak percaya dengan kedua pria kota itu.
" Mama tahu, Mama selalu menyusahkanmu. Mama juga tidak sepintar kamu. Maafkan sikap Mama." Suara lirih Airin seketika menyentak perasaan Alana.
Gadis itu kembali menoleh ke arah mamanya dan Mama Airin sudah meneteskan air mata.
" Mama, maafkan, Alana!" gegas Alana menghampiri mamanya dan segera meminta maaf.
" Bukan maksud Alana menyakiti perasaan Mama." lanjut Alana. Tidak ada niat Alana untuk menyinggung perasaan mamanya. Tapi, Alana hanya tidak setuju jika mamanya melihat orang asing dalam kehidupan mereka.
Alana memeluk mamanya, dia benar-benar menyesal telah membuat mamanya tersinggung.
"Baiklah, kita akan menumpang kepada mereka, jika mereka tidak keberatan." lirih Alana mencoba menenangkan mamanya.
lnjt kak..