Rasa trauma karena mahkotanya direnggut paksa oleh sahabat sendiri membuat Khanza nekat bunuh diri. Namun, percobaannya digagalkan oleh seorang pria bernama Dipta. Pria itu jugalah yang memperkenalkannya kepada Vania, seorang dokter kandungan.
Khanza dan Vania jadi berteman baik. Vania menjadi tempat curhat bagi Khanza yang membuatnya sembuh dari rasa trauma.
Siapa sangka, pertemanan baik mereka tidak bertahan lama disebabkan oleh perasaan yang terbelenggu dalam memilih untuk pergi atau bertahan karena keduanya memiliki perasaan yang sama kepada Dipta. Akhirnya, Vania yang memilih mundur dari medan percintaan karena merasa tidak dicintai. Namun, Khanza merasa bersalah dan tidak sanggup menyakiti hati Vania yang telah baik padanya.
Khanza pun memilih pergi. Dalam pelariannya dia bertemu Ryan, lelaki durjana yang merenggut kesuciannya. Ryan ingin bertanggung jawab atas perbuatannya dahulu. Antara cinta dan tanggung jawab, siapakah yang akan Khanza pilih?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Tiga
Setelah dua hari melahirkan, keadaan kesehatan Khanza sudah semakin membaik. Walau kadang dia masih terlihat sulit untuk menerima bayinya. Dia terkadang menolaknya. Vania yang lebih sering menjaga putranya itu.
Bayi laki-laki itu di beri nama Mika Zhafran yang artinya Anak laki-laki yang selalu beruntung dengan penuh kecerdasan. Nama itu diberikan Vania, atas permintaan Khanza. Dia ingin dokter itu yang memberinya nama.
"Selamat Pagi, Khanza. Gimana keadaannya?" tanya Vania. Dia masuk ke kamar Khanza setelah berpakaian rapi.
"Jauh lebih baik, Mbak," jawab Khanza.
Vania berjalan menuju tempat tidur bayinya Khanza. Dia melihat Mika tidur dengan gelisah. Dokter kandungan itu lalu meraih dan menggendongnya.
"Bedongnya basah, apa kamu tak tau Mika ngompol?" tanya Vania.
Vania membawa Mika mendekati Vania. Menidurkan di atas ranjang, tepat di samping Khanza. Lalu dia mengambil popok dan bedongnya.
"Nanti kulitnya bisa iritasi dan juga masuk angin karena tidur dengan bedong basah," ucap Vania sambil terus menggantinya.
Setelah itu dia kembali menggendong Mika dan tersenyum. Dia memberi Mika pada ibunya.
"Khanza, anak ini tak bersalah. Kamu lihatlah wajah polosnya. Apa kamu tak bisa ikhlas menerima semuanya. Aku tau ini sangat sulit. Tapi percayalah, semua yang terjadi denganmu, pasti akan ada hikmahnya. Banyak di luaran sana, ibu-ibu yang berlomba pengin memiliki anak," ucap Vania.
Air mata Khanza jatuh membasahi pipinya. Merasa bersalah karena dua hari ini selalu tak mengacuhkan putranya. Dia lalu memeluk anaknya itu dan mengecupnya berulang kali. Khanza sadar, jika dia tak boleh membalas rasa sakitnya pada sang putra yang tak tahu apa-apa.
"Maafkan Bunda, Nak," ucap Khanza. Vania tersenyum melihatnya. Terharu karena akhirnya Khanza bisa menerima putranya.
"Kamu mandilah. Biar Mika denganku. Setelah itu aku juga mau mandikan si ganteng ini dulu," ucap Vania.
"Mbak, terima kasih. Aku benar-benar tak tahu harus melakukan apa untuk membalas semua kebaikan kamu, Mbak," ucap Khanza. Dia tak tahu harus mengatakan apa lagi. Sudah banyak sekali yang Vania lakukan untuknya. Jika dia tak bertemu Vania dan Dipta, dua orang baik yang sangat berarti baginya.
"Khanza, jika kamu memang ingin membalasnya, cukup dengan melakukan hal baik. Termasuk menjaga Mika dengan baik. Kamu tau, aku menyayanginya walau bukan darah dagingku, karena aku ikut menjaganya dari dalam kandunganmu. Jangan sia-siakan apa yang telah aku lakukan. Jaga dan cintai Mika, itu sudah cukup sebagai bukti rasa terima kasih mu," ucap Vania dengan lembut.
Tanpa bisa dibendung lagi air mata kembali membanjiri pipi Khanza. Merasa sangat bersalah karena mengabaikan kehadiran putranya. Padahal Vania yang bukan siapa-siapanya, begitu menyayangi Mika.
"Baiklah, Mbak. Akan aku buktikan dengan menjaga Mika sepenuh hatiku," ucap Khanza seperti berjanji pada dirinya sendiri.
"Baiklah, kamu mandi dulu. Setelah itu sarapan. Mika aku bawa," ucap Vania.
Vania lalu membawa Mika ke kamarnya. Memandikan dan setelah itu membuat susunya. Bayi itu memang tak meminum ASI saja, tapi ditambah susu formula. Semua itu karena produksi air susu Khanza tak cukup untuknya..
Setelah Mika mandi, Vania membawanya ke halaman rumah untuk di jemur. Saat sedang asyik bercanda dengan bayi itu, terdengar suara menyebut namanya. Suara yang tak asing bagi gadis itu.
"Vania, Sayang. Anak siapa yang kamu gendong ini?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Tante Lily, mama kandung Dipta.
Vania yang sedang menunduk karena becanda dengan Mika mengangkat wajahnya. Dia lalu tersenyum dengan wanita itu.
"Tante ... apa kabar?" tanya Vania. Dia lalu berdiri dan mencium tangan wanita itu.
"Tante baik-baik saja. Kamu yang sombong sekarang. Jarang banget main ke rumah. Kalau tak salah terakhir datang lima apa enam bulan lalu," ucap Tante Lily.
Vania tersenyum menanggapi ucapan mamanya Dipta itu. Memang sudah hampir enam bulan dia tak pernah main lagi ke rumahnya pria itu. Dia juga tak mengerti, kenapa jadi jarang datang ke sana.
"Maaf, Tante. Aku sibuk. Nanti kalau ada waktu aku janji datang lagi," balas Vania.
"Tante mengerti. Semoga kamu makin sukses saja. Ngomong-ngomong ini anak siapa, gantengnya," ujar Tante Lily. Dia lalu mengecup pipi Mika.
Vania menarik napas dalam. Tak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan wanita yang telah melahirkan Dipta itu.
"Anak temanku, Tante," jawab Vania akhirnya.
"Boleh Tante gendong?" tanya Tante Lily lagi.
"Tentu saja boleh, Tante." Vania lalu memberikan Mika pada Tante Lily. Wanita itu memandangi wajah bayi itu tanpa kedip. Mika lalu membuka mata. Tante Lily tersenyum seolah bayi mungil itu mengerti.
Vania lalu mengajak Tante Lily ke ruang keluarga. Dia meminta pembantunya untuk membuatkan minum. Saat Tante Lily sedang main dengan Mika terdengar suara langkah kaki seseorang.
"Vania, Mika aku di mana?" tanya Dipta. Dia tak menyadari ada mamanya. Tentu saja Tante Lily terkejut melihat putranya memanggil nama bayi yang sedang dia gendong.
Dan Lily ini ibu dari Dipta sendiri
semangat vania
saya Khanza...eh salah..saya khenzo 😁🤣😅🙏
vania semoga km menemukan jodoh yg baik di tempat yg baru ya