NovelToon NovelToon
Married By Mistake (Terpaksa Menikahi Sahabat)

Married By Mistake (Terpaksa Menikahi Sahabat)

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Persahabatan / Romansa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Moira Ninochka Margo

"Aku hamil, Fir, tapi Daniel tidak menginginkannya,"

Saat sahabatnya itu mengungkapkan alasannya yang menghindarinya bahkan telah mengisolasikan dirinya selama dua bulan belakangan ini, membuatnya terpukul. Namun respon Firhan bahkan mengejutkan Nesya. Firhan, Mahasiswa S2, tampan, mapan dan berdarah konglomerat, bersedia menikahi Nesya, seorang mahasiswi miskin dan yatim-piatu yang harus berhenti kuliah karena kehamilannya. Nesya hamil di luar nikah setelah sekelompok preman yang memperkosanya secara bergiliran di hadapan pacarnya, Daniel, saat mereka pulang dari kuliah malam.

Di tengah keputus-asaan Nesya karena masalah yang dihadapinya itu, Firhan tetap menikahinya meski gadis itu terpaksa menikah dan tidak mencintai sahabatnya itu, namun keputusan gegabah Firhan malah membawa masalah yang lebih besar. Dari mulai masalah dengan ayahnya, dengan Dian, sahabat Nesya, bahkan dengan Daniel, mantan kekasih Nesya yang menolak keras untuk mempertahankan janin gadis itu.

Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moira Ninochka Margo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUAPULUH TIGA Kembali

Jakarta, Indonesia

HARI ini, setelah dua bulan telah berlalu. Ibu telah sembuh dari komanya sebulan lebih yang lalu. Sedangkan aku, juga sembuh dari pasca operasi itu, meski anakku meninggal. Firhan bilang, hari ini Daniel akan di rujuk ke rumah sakit di Jakarta. Lelaki malang itu akan di pindahkan di sana. Ya, Daniel masih koma sampai saat ini, dan Firhan-lah yang setiap saat mengunjunginya, mengajaknya ngobrol agar dia cepat tersadar dari koma, membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Sedangkan aku, semenjak kejadian itu—bertengkar dengar ibunya Daniel—aku tidak pernah datang lagi ke sana. Aku bahkan hanya kebanyakan di rumah, menanti suamiku pulang dan terkadang ibu atau pun Isti yang berkunjung ke rumah menemaniku. Kami memang telah pulang, kembali ke Jakarta. Honeymoon penuh drama akhirnya usai.

"Hei, melamun terus! Jangan terlalu memikirkan aku, Sayang, aku baik-baik saja, kok, tidak ke mana-mana!" kalimatnya membuat aku tergelak.

Dia kenapa akhir-akhir ini sayang percaya diri? Serius, Firhan yang kukenal dulu itu tidak begini, lebih banyak dingin dan kalemnya. Ya, walaupun aku terkadang butuh ekstra mengeluarkan jurus 'gila'-ku alias bercanda berlebihan dengannya.

Firhan ikut tertawa mendengar sendiri gurauannya itu, saat menyapaku di taman belakang rumah.

"Lagi apa?"

"Bernapas."

Dia melirikku dengan kuluman senyumnya lalu menarikku dalam rengkuhannya. "Aku punya sesuatu buat kamu!"

"Apa?"

Firhan kemudian merogoh saku celana dan memberiku dua buah permen lolipop yang sontak membuat senyum riangku merekah. Baru separo mulut terbuka hendak mengatakan terima kasih, dia membuat raut wajahku cemberut.

"Bukan untukmu, tahu!" sambar Firhan sembari menjauhkan lolipop itu dari hadapan wajahku ketika hendak mengambil dari tangannya.

Kemudian, sepersekian detik, dia terkekeh penuh kemenangan sembari mengacungkan kedua permen itu lagi di depanku, bak memberi bunga, saat aku memalingkan wajah mengabaikannya dengan bibir mengerucut.

"Untuk seseorang yang begitu manis mengisi hidupku,"

Mataku memutar setelah memandangnya dengan penuh tanya. Mungkin saja hanya spekulasi dia, bukan untukku dan hanya mengerjai. Senyum Firhan melebar menyentuh matanya ketika melihat raut wajah dan respon ini. Lelaki itu kembali tergelak.

"Untukmu, Sayang," raut wajah seketika berseri dan senyum merekah yang seketika mengecup bibirnya.

"Trim’s." riangku begitu menggenggam lolipop itu.

"Terima kasih kembali. Masa kecil yang tidak bahagia! Ck, kasihan!" Sahut Firhan lalu bergumam yang nyaris berbisik di akhir kalimat dan membuat aktivitas—membuka permenku berhenti dan teralihkan seketika, saat kepalaku terangkat memandangnya dengan melotot tajam.

Ya, ampun! Lihat! Dia malah tersenyum seperti tidak melakukan kesalahan!

"Apa?"

"Tidak ada apa-apa."

"Mengejekku, ya?"

Firhan menahan senyum. "Siapa? Aku tidak mengejek."

"Terus?"

Dia terkekeh. "Hidungmu kembang-kempis kalau marah-marah seperti itu, Sayang."

"Fir.... " Tatapanku dan raut wajahku kali ini benar-benar terlihat serius marah.

Tawanya meledak yang membuat aku mengejarnya dan tidak bisa menahan senyumku.

* * *

"Bagaimana?" Aku meminta pendapatnya seperti biasa sembari merentangkan tangan untuk menilai penampilanku sore itu, setelah merapikan kemejanya.

Sore ini, dia memakai kemeja berwarna putih polos, dengan paduan celana jins khaki dan aku memakai dress turtleneck oversize warna putih juga dengan paduan jaket jins dan celana legging hitam beberapa senti dari lutut berwarna dark peach, kami memang sedang bersiap-siap untuk dinner di rumah orangtua Firhan, mereka mengundang kami.

"Seperti biasa, sangat cantik," komentar Firhan setelah sejenak mengamati, lalu menarikku mendekat di tubuhnya dan memeluk pinggangku.

"Siapa dulu, dong, istrimu!"

Lelaki itu malah tersenyum, lalu mengusap kepalaku, kemudian mengecup kening ini.

"Kamu tidak perlu make-up berlebihan, itu sudah membuatmu cantik. Sederhana saja! Aku lebih suka istriku yang dulu, sederhana dan apa adanya," sahut Firhan yang nyaris berbisik sembari memandang mataku, lalu mengusap bibirku dengan lembut yang membuat aku tersipu. Dia menipiskan warna lipstick pink di bibirku.

"Baiklah, Tuan pemberi kejutan, lagi-lagi kamu membuat aku tersanjung!" Aku menimpali sembari mendorongnya yang membuat alisnya mengernyit, lalu mengambil sehelai tissue di meja rias dan melap tangannya yang di usapkan tadi di bibirku.

"Tersanjung?"

"Ya, tersanjung sekaligus terharu! Kamu sangat mencintaiku sampai-sampai tidak ingin berbagi kekaguman dan memukau pada orang lain!"

Dia terkekeh. Lalu, "Terserah Nona sayangku saja! Well, ayo berangkat!" ajaknya berseru, kemudian mengkeretku dalam dekapannya sembari melangkah pergi.

Tidak makan waktu lama, kami sampai di rumah besar itu. Ada beberapa perubahan. Rumah di cat dengan warna peach, dan beberapa di poles dengan motif modern, juga di depan beranda diubah dengan design bergaya elegan. Pekarangan juga semakin ramai dengan tanaman-tanaman yang di perbanyak untuk menghiasi. Di sebelah timur, ada kolam ikan dengan dihiasi jembatan kayu yang di cat dengan warna cokelat, di tengah-tengah taman bunga-bunga yang semakin indah terlihat.

Begitu aku masuk ke rumah, aku takjub melihat para tamu yang datang. Kupikir hanya makan malam biasa, tapi kelihatannya seperti pesta besar yang sedang mengadakan pesta pernikahan. Mereka menyambut kami, dan Isti dengan antusiasnya langsung membawaku berbaur dengan mereka. Mengobrol dengan mereka, ada yang memelukku juga, ada juga sambil bersenda gurau denganku. Ibu-ibu, perempuan muda bahkan anak-anak semuanya ada di sini. Suara tumpang-tindih orang-orang terdengar. Ada yang tertawa, mengobrol, anak-anak yang teriak atau cekikikan. Biasanya aku sangat tidak nyaman berada di keramaian, tapi di sini rasanya sangat bahagia, nyaman dan hangat. Tampak sekali keluarga ini keluarga konglomerat, bisa dilihat dari penampilan mereka. Isti juga pernah cerita, keluarga dari ayah dan ibunya merupakan pengusaha sukses yang terkenal di kotanya. Bahkan, beberapa dari pejabat petinggi juga.

Sesaat aku memandangi suasana keluarga ini. Beberapa keluarga dekat Firhan bahkan kerabat mereka tengah berkumpul di sini. Mereka bercengkerama, sedangkan beberapa pelayan sibuk dengan menu-menu yang telah dipersiapkan.

Mataku memanas, bulir airmata mengambang di pelupuk mata yang berusaha keras menahan air bening ini hingga tak jatuh di pipi.

Gini, ya , ternyata rasanya memiliki sebuah keluarga, apalagi keluarga yang sangat utuh. Tuhan, ini bahkan sangat lebih dari yang aku inginkan dan aku minta padamu sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Aku sangat berterima kasih!

Rasanya bahagia menyatu dengan mereka, terlebih menjadi keluarga seperti ini. Senyuman bahagia tampak di kerumunan orang-orang ini yang sedang mengobrol, terlebih senyuman lebar dan riang dari orang-orang selalu dirindukan Firhan, wajah-wajah orang-orang yang dia cinta.

Aku tersenyum haru. Lihat, suamiku itu tersenyum lebar di sana dengan bahagianya.

Aku memandangnya yang sedang duduk di sofa yang cukup jauh dari tempatnya berbaur dengan kerumunan, khusus kelompok pria.

"Oh ya, Kak, kapan aku punya keponakan lagi?"

Aku tersenyum mendengar pertanyaan adik iparku ini, Isti menatapku dengan tatapan semangat yang sedari tadi duduk di sebelahku, di antara kerumunan keluarganya.

"Kenapa tanya begitu pada kakakmu? Tidak baik, Nak! Rezeki anak itu atas kehendak Allah, kita hanya menjalaninya," ibu menyela di antara kami tetiba dan membuat Isti bangun dari duduknya dan berhambur memeluk dari belakang ketika berdiri di depan kami.

"Iya, Ibu sayang. Aku kan hanya bercanda." Elak Isti tersenyum riang. Beberapa bibi yang memperhatikan pembicaraan kami, tersenyum mendengarkan.

"Iya, berhenti merecoki kakak iparmu, kasihan dia." Sahutnya berseri pada gadis bungsunya itu sembari mengusap pipiku penuh kasih dalam senyum lebarnya.

Senyumku merekah lebar. "Tidak apa-apa, Ibu. Aku senang bercanda seperti ini dengannya."

"Tuh, kan, Bu. Aku bilang juga apa! Kak Nesya asyik di ajak ngobrol, sama sepertiku, dia juga senang ngobrol. Apalagi dengan adik manisnya ini. Ya, kan, Kak? Oh ya, enak ya, Kak, menikah muda?" sela Isti antusias dengan raut wajah berseri pada Ibu, lalu beralih memandang ke arahku yang membuat aku lagi-lagi tersenyum.

"Astagfirullah, anak ini, benar-benar. Lebih baik sekarang temui Ayah dan Kakakmu, beritahu untuk mulailah menyiapkan semuanya di Halaman belakang!"

"Iya, Ibu sayang. Daah, Kak Nesya!" riang Isti lalu mengecup pipi Ibu, kemudian aku hingga terkekehan terdengar dariku.

...* * * *...

1
Noveria_MawarViani
mampir juga ya ke novelku
Noveria_MawarViani
romantis banget
Noveria_MawarViani
bagus ceritanya
tasha angin
Gak sabar nunggu kelanjutannya!
Moira Ninochka Margo: halo kak, makasih udah baca, udah di up ya sampai bab 10
total 1 replies
Sky blue
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, mantap!
Moira Ninochka Margo: halo, makasih udah mampir dan support. Moga betah, hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!