Jika percaya, maka jangan pernah goyah. Tapi jika curiga maka selidiki Satu kalimat dari seorang Jeriko Sky Dominic, membuat seorang penyanyi canti Valeri Evania Zoe bimbang dengan keputusannya untuk percaya seratus persen pada kekasihnya Arthur Clavin. Namun kenyataan membuat seorang Valeri tersadar bahwa kekasihnya bukanlah mencintainya, tapi memanfaatkannya bukan hanya mengincar hartanya tapi juga sebagai tujuan balas dendam seorang wanita yang menaruh kebencian dengan ayahnya.
Kehadiran seorang Jeriko Sky Dominic, membuatnya merasa aman dan terlindungi, hingga benih cinta itu tumbuh dalam hati Valeri pada Jeriko. Jeriko sendiri sudah mulai membuka hatinya pada Valeri dari masa lalunya yang menawan hatinya. Saat tiba-tiba wanita itu kembali di saat yang tak tepat. Masa lalu itu kembali menerobos masuk dan mengambil alih apa yang menjadi miliknya. Namun kondisi sudah berubah, Valeri hamil. Tapi dia memilih untuk pergi menjauh dari hidup Jeriko dan menyembunyikan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Debora_oline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 : Aku Akan Menjagamu
Pesawat pribadi Jeriko mendarat dengan lancar di London, dan disana keduanya sudah disambut bukan hanya oleh Hiro, tapi juga oleh Frank dan Frisca. Valeri turun dengan Jeriko dan tangan Jeriko yang melingkar manis di pinggang Valeri. Hubungan mereka berkembang begitu manis dalam semalam.
Jeriko serius dengan ucapannya untuk belajar mencintai Valeri. Melihat perhatian ibunya pada Valeri membuat Jeriko benar-benar ingin mewujudkan keinginan ibunya untuk menjadikan Valeri menantu keluarga Dominic. Dan Valeri adalah tipe wanita yang begitu manis dan penurut, jadi seharusnya tak sulit untuk Jeriko mencintai Valeri.
Frisca tampak begitu berbinar menatap Valeri yang berada di pelukan Jeriko, pun sama dengan Frank yang tersenyum lebar. Keduanya langsung menghampiri Valeri. Dan Valeri langsung melepaskan dirinya dari pelukan Jeriko dan memeluk Frisca.
“Aku sangat merindukanmu Val! Kau baik-baik saja?” tanya Frisca khawatir
Valeri mengangguk meyakinkan, “Baik. Semua masih dalam kendali kok”
“Bagus!” ucap Frisca
Valeri lalu beralih pada Frank, namun ketika hendak memeluk, tangan Jeriko kembali memeluk pinggang Valeri dan menariknya lebih dekat padanya sementara matanya menatap Frank tajam. Frank langsung menurunkan tangannya yang sudah terbentang ingin memeluk Valeri.
Frank berdehem gugup, sementara Valeri melirik Jeriko dan menahan senyumannya. Apakah sekarang pria di sampingnya ini sedang cemburu? Atau Valeri sudah menilai dirinya terlalu tinggi?
“Tak ada lagi kontak fisik tak diperlukan antara kau dan Zoe!” desis Jeriko
Hiro yang menonton langsung tersenyum tipis. Jeriko dan Jerome memang tak sepenuhnya berbeda, ada satu kesamaan ternyata. Sama-sama posesif pada miliknya. Hiro sudah sangat mengenal keduanya, dan Hiro juga tidak jarang ikut mengurus semua kebutuhan Jerome, termasuk ketika dia sedang berhubungan dengan Ciara.
Dan melihat betapa posesifnya Jeriko barusan, Hiro merasa dia akan memiliki pekerjaan tambahan setelah ini. Bosnya ini pasti tak menginginkan hal buruk menyentuh kekasihnya. Meskipun awalnya Hiro sudah bisa menduga bahwa bosnya akan berakhir memacari penyanyi cantik itu, tapi melihat sendiri dengan matanya bagaimana akhirnya bosnya bisa dekat dengan wanita, membuat Hiro senang.
Hiro memang belum mendampingi Jeriko saat kejadian penghianatan mantan kekasih Jeriko terjadi. Hiro sudah bekerja lama di bawah kepemimpinan Darrent, bahkan Hiro adalah salah satu orang kepercayaan Darrent. Karena Darrent, sahabat Bezalel Dominic, ayah Jeriko adalah orang yang memegang Dom Securitas sebelumnya. Dan setelah Jeriko mengambil alih Dom securitas, pria itu menarik Hiro menjadi asisten pribadinya.
“Kamu mau kemana sekarang?” tanya Jeriko lembut
Valeri menatap Frank, “Apa jadwalku Frank?”
“Untuk hari ini free. Aku tak mungkin langsung memintamu bekerja Val. Tapi besok jadwalmu sudah padat. Mulai jam sepuluh pagi kamu akan berlatih dan setelah makan siang akan bertemu dengan salah satu composer untuk pembuatan album terbarumu, dan malamnya ada acara talkshow. Manajemen memintaku menerimanya, untuk klarifikasi masalah yang sedang terjadi” ucap Frank
Valeri mengangguk lalu menoleh pada Jeriko, “Kau sudah dengar, aku free hari ini. Jadi sepertinya aku akan pulang”
Hiro mendekat, “Bos, pihak kepolisian menunggu nona Valeri memiliki waktu untuk memberikan keterangan” ucapnya. Karena seluruh tim pengacara yang akan mendampingi Valeri memang di handle langsung oleh Hiro
“Baiklah, katakan malam ini aku akan mengantarnya ke kantor polisi. Persiapkan semuanya, dan aku tak mau Zoe berada di ruangan yang sama dengan baj*ngan itu!” ucap Jeriko dingin
Hiro mengangguk, “Baik bos.”
Jeriko menoleh pada Valeri, “Pulang kemana?”
Valeri mengerutkan keningnya, “Ke apartemen lah”
Jeriko menggeleng, lalu dia menoleh lagi pada Hiro, “Kau sudah menyiapkan yang kuminta?”
Hiro mengangguk, “Sudah siap bos”
Jeriko mengangguk lalu menatap Valeri, “Untuk sementara tinggalah di apartemen milikku. Setelah kasus ini selesai, jual semua apartemenmu dan cari apartemen baru.”
Valeri mengerut tak suka, “Kenapa memangnya?! Bukankah Arthur sudah ditangkap? Lagipula Felix masih menjadi kepala pengawalku kan?!”
“Jangan membantah Zoe! Kuberi dua pilihan, kamu mau tinggal bersamaku di mansion milikku atau menempati apartemenku untuk sementara?”
Valeri menghembuskan nafasnya, “Baiklah, aku akan tinggal di apartemenmu.”
Jeriko menarik sudut bibirnya dan tersenyum, tangannya terulur mengusap lembut kepala Valeri, “Bagus! Felix akan tetap mengawalmu”
Valeri mengangguk, lalu dia hendak berjalan masuk ke mobilnya. Namun pinggangnya ditarik lagi oleh Jeriko. “Aku akan mengantarmu”
Valeri mengangguk, lalu dia menatap Frank, “Ikuti saja kami di belakang”
Frank mengangguk dan mengajak Frisca pergi. Sepertinya kali ini Frank sedikit kerepotan. Untuk mendekati artisnya sendiri sepertinya Frank perlu ijin dari Jeriko.
***
Valeri benar-benar dipaksa pulang ke apartemen milik Jeriko. Bahkan barang-barangnya sudah pindah kesana, entah sejak kapan karena bahkan Frank dan Frisca tak tahu tentang hal itu. Namun tak masalah, Valeri menyukai apartemen milik Jeriko. Apartemen itu terletak tepat di pusat kota dan berada di lantai paling atas dengan pemandangan yang begitu menakjubkan.
Dulu waktu apartemen ini pertama dibuka, Valeri sudah meminta Frank untuk memesannya untuk Valeri, namun sayangnya Frank tak berhasil mendapatkannya. Dan sekarang Valeri benar-benar tinggal di apartemen itu. Bahkan seluruh barang miliknya sudah tertata di kamar utama yang terletak di lantai dua apartemen itu.
Frank dan Frisca bahkan sampai terbengong bengong melihat kemewahan itu. Dan kehadiran mereka dibatasi oleh Jeriko hanya boleh berada di luar kamar Valeri. Tak ada yang boleh masuk ke kamar Valeri, kecuali kondisi mendesak. Terutama Frank, Jeriko malah membatasi hanya boleh berada di lantai satu unit itu.
Keduanya hanya mengangguk dan tak bisa membantah ketika Valeri lagi-lagi hanya tersenyum dan membiarkan kekasih barunya itu mengatur dan membuat aturan sesuka hatinya. Jeriko juga sudah menyiapkan satu kamar yang berisi baju dan semua miliknya tepat di samping kamar Valeri. Dan disanalah dia sekarang, dia enggan bolak balik ke mansionnnya yang memang sedikit jauh dari apartemennya. Jadi Jeriko memilih beristirahat di apartemen itu sambil menunggu waktu mereka ke kantor polisi.
Malam harinya, Jeriko sudah berada di mobil yang sama dengan Valeri tentu saja, dan Hiro duduk di kursi depan samping supir. Sementara Frank juga turut mengantar namun berada di mobil lain bersama dengan Frisca dan pengawal Valeri. Sementara kuasa hukum Valeri sudah menunggu di kantor polisi.
Valeri begitu gugup sekarang, dia takut dan tak tahu harus bersaksi apa. Jeriko menggenggam tangan Valeri, “Ada apa, hmm?”
Valeri menggeleng, lalu dia mendekat dan berbisik tepat di telinga Jeriko, “Aku harus menjelaskan apa soal video itu?”
Jeriko mengecup pelipis Valeri, “Aku yang akan mengurusnya. Kamu hanya perlu menjawab semua pertanyaan penyidik, dan masalah video itu aku yang akan mengurusnya”
Valeri mengangguk pelan, “Kamu akan menemaniku kan?”
Jeriko menarik sudut bibirnya dan mengangguk, “Tenang saja, aku akan menjagamu. Oke?”
Valeri tersenyum dan mengangguk. Setelahnya tak ada percakapan antara Valeri dan Jeriko. Sampai dua puluh menit kemudian mereka sampai di kantor polisi. Dan keduanya langsung disambut oleh tim pengacara yang akan mendampingi Valeri melalui kasus yang menimpanya.
Setelah berkenalan dan berbincang, Valeri dibawa ke sebuah ruangan untuk diambil keterangannya. Dan dia ditemani oleh pengacaranya dan Jeriko. Namun alis Jeriko langsung mengkerut melihat polisi yang memeriksa Valeri. Dia menoleh pada pengacaranya.
“Kenapa diganti?” tanyanya
Pengacaranya mengangguk, “Saya baru dapat kabar sore ini juga tuan. Untuk alasannya saya belum mendapatkannya. Kenapa detektif yang menanganinya harus diganti, tapi saya curiga ini adalah ulah seseorang yang berniat membebaskan Arthur” bisik Pengacara
Jeriko mengerutkan keningnya, namun belum sempat Jeriko bereaksi Valeri menyentuh lengannya, “Ada apa? Apakah ada masalah?” tanyanya resah
Jeriko langsung tersenyum dan menggeleng, “Tidak ada. Semua baik-baik saja”
Valeri mengangguk. Lalu tak lama Valeri sudah sibuk menjawab semua pertanyaan detektif di hadapannya itu. Dan tak jarang detektif di hadapannya itu berusaha menggiring pertanyaan yang berujung memojokkan posisi Valeri. Disini Valeri seharusnya adalah korban, kenapa tiba-tiba pertanyaan detektif seolah menunjukkan bahwa Valeri memiliki andil yang besar atas yang dilakukan oleh Arthur. Dan tatapan Jeriko semakin dingin melihat detektif itu dengan sengaja melakukan itu.
“Apakah anda mengenal nona Viviane Agatha?” tanya detektif itu
Valeri menggeleng, “Tidak. Aku hanya tau bahwa dia salah satu pemeran di film yang di produseri Arthur Calvin, tapi aku tak pernah bertemu dengannya”
“Apakah anda tau bahwa tuan Arthur Calvin memiliki hubungan dengan nona Viviane di belakang anda?”
Valeri menggeleng lagi, “Tidak.”
Detektif itu tampak mengangguk pelan, lalu dia mengeluarkan beberapa lembar foto dan meletakkannya di hadapan Valeri. Valeri langsung membelalakkan matanya dan tangannya terkepal saling memegang. Jeriko langsung meraih foto itu dan membaliknya. Dia menatap tajam Detektif itu.
“Apa maksud anda menunjukkan foto itu pada saksi?!” tanya Jeriko dingin
Detektif itu mengedikkan bahunya acuh, “Saya hanya ingin nona Valeri tau apa yang terjadi pada nona Viviane yang diduga adalah selingkuhan tuan Arthur Calvin”
Jeriko menaikkan alisnya, rahangnya sudah mengeras dan tangannya sudah terkepal. Tapi pengacara yang duduk di sampingnya langsung memegang bahu Jeriko, berusaha menenangkan emosi Jeriko yang jelas tersulut.
Detektif itu kembali memusatkan perhatiannya pada Valeri yang masih terlihat pucat, “Bagaimana tanggapan anda nona Valeri?”
Valeri menaikkan pandangannya dan menatap detektif itu dengan penasaran, “Apa yang sudah terjadi padanya? Apakah itu semua perbuatan Arthur?” ada kengerian dari tatapan Valeri. Dia sudah mendengar bahwa Viviane di temukan di apartemen Arthur dalam keadaan penuh luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun dia tak pernah tau separah apa kondisi Viviane.
“Ya, nona Viviane di temukan di apartemen pribadi milik tuan Arthur dalam keadaan seperti di foto. Dan semua itu perbuatan tuan Arthur Calvin. Yang saya tanyakan, sepertinya tuan Arthur memiliki sebuah kelainan seksual, apakah anda pernah mengalaminya?” tanya Detektif tersebut sambil menatap tajam Valeri
Valeri menggeleng, “Tidak. Kami tak pernah melakukan hubungan seksual.”
Detektif itu mengangkat alisnya, “Oh ya?! Tapi aku mendengar pengakuan tuan Arthur bahwa dia memiliki video anda sedang telanjang juga memiliki foto kalian saat kalian tidur bersama. Apakah semua itu hanya kebohongan?!”
Wajah Valeri pucat pasi, jantungnya berpacu sangat cepat. Dia bahkan tak berani menoleh pada Jeriko. Jeriko langsung menggenggam tangan Valeri di bawah meja. Lalu dia menatap tajam detektif itu.
“Apakah kamu memiliki bukti bahwa video itu ada detektif?” tanya Jeriko tajam
Detektif itu menatap Jeriko dengan alis terangkat, “Justru karena itu aku menanyakannya pada nona Valeri kan?! Itu semua diakui dengan sangat jelas oleh tuan Arthur, jadi aku ingin menanyakan kebenarannya”
Jeriko hendak menjawab, tapi Valeri meremas pelan tangan Jeriko, dia menaikkan pandangannya dan menatap detektif itu, “Ya, dia memasang kamera di rumahku tanpa sepengetahuanku. Dan aku akan membuat laporan atas semua itu! Namun detektif, apa hubungannya semua itu dengan kasus ini?!”
Jeriko menarik tangannya dan memindahkannya di bahu Valeri. Dia memeluk tubuh Valeri yang bergetar karena takut. Detektif itu bisa melihat kedekatan keduanya bukan hanya sekedar karena Valeri menggunakan jasa milik Jeriko untuk mengawal dan melindunginya, namun ada rasa di dalamnya. Membuat detektif itu mengangguk pelan.
“Tidak ada hubungannya nona. Saya hanya memastikan ucapan tuan Arthur benar atau tidak. Ah, soal nona Viviane, dia meminta waktu untuk bertemu denganmu sebenarnya. Jika anda setuju, pihak polisi akan mengawal anda untuk bertemu di rumah sakit” ucap Detektif itu
Valeri menoleh pada Jeriko, dan Jeriko hanya tersenyum memberikan dukungan. Lalu Valeri menoleh dan kembali fokus pada detektif di hadapannya, “Baiklah aku akan meminta manajerku mengatur pertemuannya dan pengacaraku akan menghubungi kalian”
Setelah mendapatkan semua keterangan dari Valeri, detektif itu membiarkan Valeri keluar dan pulang. Valeri duduk di kursi tak jauh dari ruangan itu, ditemani Frank dan Frisca, sementara Jeriko pergi bersama pengacaranya entah kemana.
“Kamu kenapa Val?” tanya Frisca
“Apakah kalian melihat bagaimana keadaan Viviane saat ditemukan?” tanya Valeri
Frisca menoleh menatap penuh arti pada Frank. Sejujurnya Frank menerima foto itu. Bagaimana kondisi mengenaskan sekaligus memalukan yang dialami Viviane. Tapi Frank tak menunjukkannya pada Valeri.
“Tubuhnya benar-benar terluka di sekujurnya! Bekas cambukan, memar hampir di semua kulitnya, dan bahkan aku melihat darah di area kemaluannya. Apa yang sudah dilakukan Arthur padanya?!” ucap Valeri lirih.
Frisca memeluk Valeri, “Tenanglah, itu pilihannya sendiri Val. Wanita itu memilih melemparkan tubuhnya ke atas ranjang Arthur untuk memperoleh jalur bebas hambatan di karirnya.” Ucap Frisca
Valeri memejamkan matanya, dia sungguh bersyukur masih sehat dan masih bisa menjaga segelnya tetap aman tak tersentuh. Valeri bahkan tak bisa membayangkan jika dia yang ada di posisi Viviane. Valeri menutup wajahnya dengan tangan dan dia mulai terisak kecil. Selama ini ternyata dia sedang menjalin hubungan dengan seorang psikopat gila!
Jeriko yang baru kembali bersama pengacara langsung berlari mendekat ke Valeri, Jeriko langsung jongkok di depan Valeri.
“Zoe, apa yang sudah terjadi? Kenapa kamu menangis?” tanya Jeriko lembut
Valeri hanya menggeleng dan terus menyembunyikan wajahnya di kedua tangannya. Jeriko mulai panik, dia menatap Frank, “Apa yang terjadi?!”
Frank menggeleng, “Dia tiba-tiba begini setelah mengatakan tentang kondisi Viviane”
Jeriko menghembuskan nafasnya kesal, dia langsung meminta Frank menyingkir dan Jeriko langsung duduk di sana dan menarik tubuh Valeri masuk dalam pelukannya. Valeri pasrah dan memebenamkan wajahnya di dada Jeriko. Sementara Jeriko mengusap lembut punggung Valeri.
“Tenanglah, tak ada yang akan menyakitimu. Ada aku disini” Ucap Jeriko menenangkan.
Frisca kembali dan memberikan sebotol air mineral pada Jeriko, pria itu mencecap sedikit air itu, dan saat dirasa aman dia memberikannya pada Valeri, “Minumlah dulu”
Valeri menurut dan meminum dari botol yang diberikan oleh Jeriko. Namun interaksi keduanya tak luput dari perhatian Frank dan Frisca. Baru kali ini dia melihat perhatian seorang pria yang begitu luar biasa. Apa barusan? Jeriko takut Valeri meminum racun? Sehingga mencobanya dulu? Bukankah itu sweet sekali?
bikin penasaran ..