Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Peringatan.
"Pa!" tegur Alana mencoba untuk mengingatkan mertuanya untuk mengambil tehnya dan bukan malah memegang tangannya.
Anthony menghela nafas dan melihat ke arah Alana dengan satu alisnya terangkat.
"Ini tehnya Pa!" ucap Alana dengan gugup bahkan suaranya bergetar dan tangannya juga bergetar yang memegang teh tersebut yang berusaha untuk menghindari tangannya.
Tapi Anthony sepertinya tampak kurang ajar yang bukannya mengambil cangkir teh tersebut dan Alhasil cangkir teh tersebut jatuh dan airnya mengenai tangan Alana.
"Auhhhh....! Alana yang terkena air panas langsung kesakitan dan bahkan mendadak berlutut dengan mengibaskan tangannya.
"Ckkk!" Anthony berdecak kesal melihat hal itu dan langsung berjongkok di depan Alana.
"Makanya kamu lain kali hati-hati," ucap Anthony.
"Maaf Pa," ucap Alana yang tampak masih begitu gugup.
"Sini saya lihat tangan kamu!" pinta Anthony.
"Tidak usah, Pa! Saya tidak apa-apa," Alana terlihat semakin panik dan bahkan masih berusaha untuk membersihkan lantai dan juga pecahan gelas.
"Kamu tampaknya terluka, sini saya bantu!" Anthony bersikeras yang memaksa untuk meraih tangan Alana dan Alana berusaha untuk menjauhkannya.
Di tengah paksaan Anthony dan tiba-tiba saja tangan Anthony ditepis yang membuat Anthony menoleh ke sebelahnya dan ternyata Raymond sudah ada di sana.
"Raymond...." lirih Alana dengan suara nafas yang terdengar naik turun yang tampaknya dia ketakutan sekali.
Raymond tidak mengatakan apapun dan menatap tajam Anthony. Raymond merangkul bahu Alana dan membantunya untuk berdiri. Sikap dingin Raymond yang hanya ditunjukkan tanpa berbicara sepatah kata pun dan membawa istrinya untuk berlalu dari hadapan Anthony.
Anthony menghela mendengus kasar dan mengangkat kedua bahunya melihat lantai yang tampak berantakan.
Setibanya di dalam kamar, Raymond mendudukkan Alana di pinggir ranjang dan kemudian Raymond langsung membuka laci dan mengambil kotak obat, dia langsung berjongkok dengan satu lututnya menyentuh lantai dan mengambil tangan Alana yang tampak punggung tangan itu memerah.
Raymond langsung memberikan obat pada tangan itu yang membuat Alana terlihat menahan rasa perih.
"Apa yang kau lakukan tadi di sana?" tanya Raymond dengan suara berat tanpa menoleh ke arah Alana.
"Aku tidak melakukan apapun! tadi hanya menuang teh untuk Kakek dan Papa," jawabnya dengan suara bergetar yang masih tampak jelas terlihat bahwa dia sangat takut.
"Tapi di sana tidak ada Kakek. Apa kau sudah mulai berbohong dan ciri-ciri seperti ini aku tahu ujungnya seperti apa," ucap Raymond menekan suaranya yang mengangkat kepalanya melihat serius ke arah Alana.
"Kamu baru saja datang, jika kamu tidak melihat ada Kakek di sana, maka lihatlah ada minuman di atas meja satu lagi," jawab Alana.
Raymond terdiam, dia menatap kedua mata indah itu yang masih penuh dengan ketakutan. Mungkin Alana merasa hal ini sangat tidak biasa.
"Jangan pernah mencoba untuk mendekatinya apalagi mendekatkan diri dengannya!" ucap Raymond yang membuat Alana menganggukkan kepala.
Raymond kembali mengobati luka itu yang memberikan salep yang terasa begitu dingin agar mengurangi rasa perih pada punggung tangan Alana.
Setelah selesai mengobatinya, Raymond membersihkan kotak obat itu dan kemudian memasukkan kotak obat tersebut ke dalam laci.
Raymond berlalu dari hadapan Alana yang membuka jasnya dan juga melonggarkan dasinya dan Alana masih tetap duduk di tempatnya.
"Bukankah Mama sudah mengatakan kepadamu untuk tidak bertingkah seperti pelayan di rumah ini. Kenapa susah sekali mendengarkan!" tegas Raymond.
Alana diam saja yang mana pemikirannya masih tertuju pada apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Tindakan Ayah mertuanya menurutnya sangat berlebihan dan terlihat kurang ajar. Alana jadi takut dengan hal itu.
"Jangan kau lakukan lagi hal-hal seperti itu. Kalau tanganmu memang sangat gatal dan ingin mengerjakan ini dan itu. Aku yang akan memasukkanmu ke dalam yayasan penerima pembantu rumah tangga!" tegas Raymond yang membuat Alana tampak diam.
Raymond menghela nafas dan langsung keluar dari kamar. Saat menuruni anak tangga Raymond berpapasan dengan Anthony yang membuat langkah itu sama-sama terhenti dengan posisi mereka berdua yang bersebelahan.
"Apa istri mudamu sudah tidak menarik lagi dan sehingga kau ingin mencari mangsa lain?" tanya Raymond dengan sindiran.
"Apa kau berpikiran jika Papa mencoba untuk mendekati istrimu?" tebak Anthony.
Seketika Anthony juga langsung tertawa yang merasa lucu.
"Raymond, Papa benar-benar kasihan melihat dirimu seperti ini. Kau seperti seorang pria yang tidak bisa tenang. Jika wanita yang di dekatmu bisa tertarik kepada Papa seharusnya lihat dirimu dan berkaca apa yang menjadi kurang dari dirimu. Makanya jadilah lelaki yang lembut dan bukan memperlihatkan wajah menyeramkan seperti ini yang membuat wanita takut dekat-dekat denganmu, kau seperti anak tempramental," ucap Anthony yang membuat Raymond mengepal tangannya.
"Santailah Raymond. Istrimu yang jelas bukan tipe saya dan juga tidak masuk tipe untuk wanita idaman. Kau seharusnya bisa melihat perbandingan dari Mamamu dan juga bagaimana mantan kekasihmu," ucap Anthony yang membuat Raymond tampak kesal dan langsung mencengkram kerah baju Anthony.
"Kenapa kau merasa sangat bangga bisa melakukan semua itu hah! Apa tidak punya rasa malu dikit saja atas tingkahmu yang sangat menjijikan itu!" tegas Raymond dengan menekan suaranya.
"Raymond!" tegur Lastri.
"Turunkan tangan kamu. Apa yang kamu lakukan? Apa kamu tidak mendengar apa kata Kakek dan masih ingin membuat keributan?" tanya Lastri mengingatkan.
Tampak terpaksa Raymond melakukan hal itu yang walau perasaannya masih sangat menggebu-gebu yang masih ingin memberi pelajaran kepada ayahnya itu.
Anthony tampak santai yang merapikan jasnya dan langsung berlalu dari hadapan Raymond yang melanjutkan menaiki anak tangga. Sementara Raymond masih belum bisa mengendalikan diri dengan nafas yang naik turun dan Lastri menaiki anak tangga yang sekarang sudah berdiri di hadapan Raymond.
"Mama minta sama kamu untuk tidak mudah terpancing emosi! Mama berjuang banyak untuk kamu, jadi jangan membuat keributan apapun dan hasilnya akan menjadi fatal!" ucap Lastri mengingatkan.
"Sebelum menceramahi ku dan sebaiknya sedikit tegas sebagai seorang istri. Sepertinya sebentar lagi dia akan kembali berpaling dari wanita selingkuhannya itu menjadi wanita yang ada di rumah ini," ucap Raymond yang membuat Lastri mengurutkan dahi.
"Apa maksud kamu?" tanya Lastri.
"Tanyakan padanya? Apa yang membuatnya tiba-tiba saja peduli pada Alana," jawab Raymond yang langsung berlalu dari hadapan Lastri.
Lastri tampak kebingungan mendengar perkataan putranya itu, dia melihat kepergian Raymond yang tampak keluar rumah dan Lastri melanjutkan menaiki anak tangga.
Tok-tok-tok.
Alana yang berada di dalam kamar membuka pintu.
"Ma!" ucap Alana.
Lastri cukup lama melihat Alana, dari melihat punggung tangan yang masih tampak memerah dan juga memperhatikan Alana yang mungkin belum tenang sampai detik ini.
"Apa yang terjadi?" tanya Lastri.
"Maaf Ma. Alana tidak sengaja menjatuhkan gelas saat memberikan teh pada Papa," jawabnya dengan menundukkan kepala yang mungkin mengerti apa maksud dari ibu mertuanya itu.
"Lalu apalagi yang terjadi?"
"Kenapa kamu bisa ceroboh seperti itu?" tanya Lastri yang membuat Alana tidak mampu menjawab.
Lastri menarik nafas dan membuang perlahan ke depan.
"Saya sudah mengingatkan kamu berkali-kali untuk tidak melakukan pekerjaan yang tidak harus kamu lakukan. Kamu urus saja suami kamu dan tidak perlu mengurus suami orang lain! Jangan salahkan saya jika kamu kena imbas atas kebodohan yang kamu lakukan sendiri!" tegas Lastri.
Alana hanya diam saja, Lastri sepertinya mengerti apa yang terjadi dari perkataan Raymond tadi. Lastri tidak mengatakan apapun lagi dan langsung berlalu dari hadapan Alana.
Bersambung ......
...Saya juga mengajak para pembaca untuk mampir ke novel terbaru saya berikutnya....
...Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam. Jangan lupa untuk memberikan dukungan, like ,koment, subscribe dan vote yang banyak. sedikit banyaknya dukungan kalian membuat saya semakin semangat untuk melanjutkan bab-bab berikutnya dan ingat jangan pernah menabung bab teruslah baca dari bab 1 sampai bab akhir, setiap bab memberikan kejutan yang menarik....
...Saran dari kalian semua tetap saya tunggu. Terima kasih para readers salam Cinta dari saya author...🌹...
makin kisruh permasalahan keluarga Bagaskara
pasti bentar lagi jadi anggota PERBUCINAN.
Harusnya kamu bersyukur punya putra Raymond dan bertemu dr Furman laki2 yg tulus mencintaimu?
Berceraioah dg Anthony dan menikah dg Firman, supaya kamu punya harga diri dan demi kebaikan mental putra Raymond??
jangan sampai dia mengetahui perselingkuhan mu juga?? 🤔😇😇
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇