NovelToon NovelToon
Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Status: tamat
Genre:Bullying di Tempat Kerja / Office Romance / Tamat
Popularitas:391.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Mencari-cari kesalahan karyawan dengan tujuan dipecat adalah pekerjaan Regi Einar. Ia menerima daftar Karyawan Bermasalah di Garnet Bank, dan tugasnya adalah mencari alasan masuk akal yang bisa dijadikan senjata untuk mengeluarkan 'penyakit' di perusahaan. Pekerjaan itu tidak mudah. Bahkan beberapa karyawan seakan tidak berdosa dan sudah mengabdi lama di sana.

Regi bisa menyelesaikan setengah dari daftar bermasalah, namun ia tiba-tiba tersendat akan sesuatu yang datang pertama kalinya dalam hidupnya.

Kenapa Ratu Arumi harus begitu cantik di matanya?! Dan kenapa ia harus jatuh cinta saat sedang di tengah proyek penting?! Selama 28 tahun ia single, kenapa harus sekarang?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Target Selanjutnya

Suasana kantor di Hari Senin yang biasanya chaos... kini tidak lagi sama.

Regi begitu bersemangat ke kantor.

Ia bangun pagi, jogging mengitari komplek, mengurusi kebunnya, menyetrika ulang kemejanya, menata penampilannya, semua dilakukan sambil membayangkan Ratu.

Ia bahkan membawa Kue yang tadi malam ia panggang ke dalam kotak.

Saat dalam perjalanan menuju ke kantor, ia mengambil jalan agak jauh untuk mampir sebentar di sebuah toko bunga. Toko semacam itu biasanya buka di pagi hari untuk menyiapkan bunga papan bagi pemesannya, yang rata-rata minta dikirimkan pagi-pagi sebelum karyawan berdatangan.

Beberapa kuntum mawar merah segar yang diletakkan di dalam kotak aklirik, tanpa kartu nama. Ia memilih kotak dengan gambar mahkota.

Mahkota, biasanya dipakai oleh seorang Raja... atau Ratu.

Untuk sekotak mawar, bisa-bisanya ia mengeluarkan dana yang setara dengan jatah bulanan pejuang rupiah naik transjakarta bolak-balik sebulan.

Tapi entah kenapa, Regi tidak lagi merasa sayang mengeluarkan uang untuk barang yang seminggu lagi tak ada nilainya.

Setibanya di kantor, masih lumayan pagi, jam 7 tepat.

Regi meletakkan tas berisi kue dan bunga di kubikel Ratu. Lalu ia mengambil laptop dan naik ke atap untuk sarapan bersama Pak Sarif dan si kembar.

Semua ia lakukan dengan hati berbunga-bunga.

“Apa sih Pak Regi?” Samsul menyeringai saat Regi menghampirinya. Pun Samuel hanya menatapnya dengan senyum dikulum.

“Apa?!” tanya Regi.

Si Kembar menunjuk CCTV.

Pria itu melirik layar si kembar sekilas, adegan saat ia meletakkan tas berisi kue di kubikel Ratu. “Hapus.” Sahut Regi pendek.

“CIEEEE!!!” Seru si kembar menggoda Regi.

Regi menyeduh tehnya, berusaha tak acuh.

“Hush! Jangan berisik masih pagi! Suara kalian tuh kedengeran sampai ke lantai bawah loh!” tegur Pak Sarif sambil membawa beberapa plastik soto ayam.

“Banyak banget sotonya, Pak?” tanya Regi.

“Mas Dimas katanya mau ikut sarapan.”

“Yaaaah, jadi ramai dong...” keluh Regi.

“Sekali-kali kumpul Mas.” Kata Pak Sarif. “Apa mau ajak Ratu sekalian?”

“CIEEEEE!! “ Seru Samsul dan Samuel lagi-lagi menggoda Regi.

“Rahasiakan. Tidak sesuai SOP. Ngerti ya?” ancam Regi.

Samsul dan Samuel langsung cengengesan sambil mengangguk.

Beberapa saat kemudian, tentu saja di lantai bawah langsung heboh saat semua melihat di meja Ratu ada bingkisan misterius.

Regi duduk di kursi Samsul sambil menatap layar CCTV, sementara Pak Dimas, Pak Felix dan yang lain sedang asyik makan soto ayam.

“Berapa orang lagi target kamu Regi?” tanya Pak Felix.

“Bulan ini ada tiga orang Pak.” Kata Regi. Lalu ia tersenyum licik ke Pak Felix. “Mau tahu siapa?”

“Surprised Me.” Sahut Pak Felix sambil tersenyum sinis. (buat aku terkejut).

“Considered it done.” Balas Regi sambil beranjak dan bergabung bersama mereka.

“Ngomongin kerjaan dikit nggak apa ya?” tanya Pak Dimas sambil bersendawa. “Sudah selesai makan ini kan?!”

“Pak Sarif, dobel Sam, juga ikut meeting ya. Soalnya kayaknya Regi bakalan butuh bantuan kalian.” Kata Pak Felix.

“Waaah, seru nih kayaknya. Kerja lapangan pasti kan ya? Sudah lama nggak ngobrak-ngabrik hidup orang.” Kekeh Samuel.

“Kamu kebanyakan micin kayaknya.” Oceh Pak Dimas ke Samuel. “Baru aja hidup Hidayat kita obrak abrik, masa kamu butuh tumbal lagi?”

“Di atap doang bosen Pak.” Kekeh Samuel.

Pak Dimas pun mengangkat bantex yang ada di bawah meja ke atas.

“Ada aset milik nasabah yang sudah 20 tahun kami sita, tapi tidak laku dijual. Ada banyak gosip di sana. Tim appraisal berkali-kali mendapati gangguan.”

“Gangguan…?” Regi meluruskan kakinya sambil menyesap tehnya.

“Banyak preman, begal bersenjata, belum sampai portalnya ban dikempesin, dilempar bata, saat tim ke sana dengan pengawalan polisi entah bagaimana polisinya minta duit tambahan buat pengawalan. Lalu di sana berkali-kali ditemukan mayat terkubur dan diviralkan. Jadi kita sulit dapat pembeli.”

Regi mengernyit. “Beneran mayat?”

“Nah! Itu juga pertanyaan gue kan Mas?!” Sahut Pak Felix.

“Sampai sekarang belum ada laporan ditemukan mayat di sana di laporan kepolisian, tapi beritanya terlanjur viral.” kata Pak Dimas sambil mengangkat bahunya.

“Lu udah ngecek sendiri?”

“Dari berita itu aja banyak calon pembeli yang mundur Lix, nggak perlu gue buang-buang waktu buat ke lokasi. Masalahnya nilai jual di kawasan itu 10juta per meter persegi, itu luasnya 2 hektar!”

“Tadinya punya siapa kawasan itu?” Tanya Regi.

“Ada salah satu nasabah yang direkomendasikan oleh Bu Attilla.”

“Bu Attila... kadiv HRD kita?” tanya Regi sambil menaikkan alisnya.

“Betul. Nama nasabahnya Pak Machmudi Ginanjar.”

Seketika bulu kuduk Regi meremang.

Dia kenal nama itu.

Salah satu orang di daftar nama.

Yanto Machmudi Ginanjar.

Dan sialnya, HRD hanya mencantumkan di database karyawan dengan nama singkatan, bahkan dengan nakalnya dibolak-balik menjadi M. Yanto Ginanjar. Semua orang menyangka M adalah singkatan dari Muhammad, seperti nama kebanyakan orang Indonesia yang beragama Islam.

Entah bagaimana Ratu bisa langsung connect mencantumkan nama Yanto dengan nama aslinya, apakah wanita itu melihat ke akte kelahiran dari rumah sakit antah berantah, Regi mungkin akan bertanya padanya sesegera mungkin.

Tapi yang jadi perhatian Regi adalah nama Ginanjar. Salah satu nama komedian yang bapaknya, Pak Yudi, sukai. Bahkan Regi tidak mengenal tapi Pak Yudi sering menyetel acara komedi itu dari youtube-nya. Itu bukan nama kebanyakan orang. Bukan nama pasaran.

“Lalu... Pak Dimas mau bilang kalau itu jadi target saya tahun ini?” Regi berusaha menyembunyikan semangatnya yang meledak-ledak. Tidak ada yang boleh tahu keterkaitan Attila dan Yanto. Dan yang harus diselidiki, benarkah Yanto itu mantan Narapidana? Atas kejahatan apa? Dan apa hubungan Bu Attila dengan Yanto?

“Ya, kami tahu misi kamu ke sini Regi, tapi kan kamu juga memiliki pekerjaan yang sesuai dengan Name Tag kamu, Manager Kredit. Atau...”

“Atau?” tanya Regi sambil menghela nafas.

“Kami serahkan ke Fandi.” Pak Dimas menyeringai.

Tanpa ia tahu kalau Fandi juga ada di Daftar Nama.

Makanya selama ini Regi selalu menjegal semua kredit yang masuk melalui Fandi.

Kejahatannya akan diketahui cepat atau lambat.

“Seharusnya Divisi SAM juga harus ikut Pak,” sindir Regi.

“Divisi SAM yang membawahi Debt Collector kita sudah babak belur. Kalau kamu menyerah, baru mereka akan eksekusi lahan secara offensif.” Pancing Pak Dimas.

“Ck.” Decak Regi sambil buang muka, pura-pura tak tertarik.

Padahal rasanya ia ingin sekali lari dan langsung menerjang ke lokasi agunan.

“Oke, tapi selain Samuel dan Samsul, saya minta bantuan Satpol PP, dan...”

“Satpol PP kayaknya ada main belakang sama yang nempati lahan. Itu bangunan liarnya gede-gede, Regi. Bukan sekedar bangunan beratap seng bertembok kardus. Jatuhnya sudah rumah mewah dua tingkat.” Kata Pak Felix menimpali.

“Hm...” Regi memejamkan matanya, ia berpikir.

Nuraninya sangat ingin Ratu ikut. Ditambah Abbas.

Siapa yang bisa meminta kedua orang itu ikut tanpa mengundang kecurigaan karyawan kantor.

Dan satu nama yang tersirat di benaknya, langsung membuat dia menggeram mengeluh.

“Napa kamu? Sakit perut? Berat banget ya kerjaan yang saya kasih?” tanya Pak Dimas. “Perasaan saya belum nyemplungin racun tikus di kopi kamu kok.” Begitu tambahnya.

“Lu cemplungin racun pasti Regi langsung ngeh, lidahnya kan sensitif kayak ular.” Sarkas Pak Felix.

Regi hanya diam sambil mengetik. Ia berusaha tak acuh padahal ingin rasanya tangan ini bergerak copot sepatu dan melemparnya ke dua dedengkot Garnet Bank ini.

“Hm... Mas Iwan akan minta bantuan GSA sebagai ganti Satpol PP.” Kata Regi sambil membacakan isi pesan singkat.

“Njir...” gumam Pak Dimas dan Pak Felix sambil mencibir.

“Dan Pak Dimas diharapkan dapat segera menandatangani Surat Kuasa Kunjungan bagi Anggota GSA yang akan melakukan penyamaran sebagai petugas dari Bank.” Kata Regi. Di sana ada nama Ratu dan Abbas.

Walau pun entahlah, mereka anggota GSA atau bukan.

“Daftarnya mana?”

“Daftarnya dirahasiakan.”

“Bagaimana gue mau tandatangan kalau nggak ada nama petugasnya?!” seru Pak Dimas protes.

“Ya pokoknya Pak Dimas terima beres aja.” Kata Regi sambil tersenyum licik.

“Lix, lo ikut tandatangan juga.” Sahut Pak Dimas.

“Nggak mau, gue kan Komisaris.” Kata Pak Felix

“Nilai kreditnya kan 35 miliar, kan ranah lo diatas 25!” protes Pak Dimas.

“Kreditnya jangan ditambah bunga dong, plafon awalnya cuma 25 miliar!”

“Ya dihitung NPF juga dong ah!”

“Lah, gue ogah ah!”

“Lo jangan gituuuu, gue males ditumbalin sendirian!”

Dan protes lainnya yang mengakibatkan keributan kecil di atap pagi ini, membuat Regi bisa diam-diam turun ke lantai bawah untuk menemui Ratu.

1
Risma Wati
gak banyak bab,tapiiiiii baguuus bgt,gak bertele2 ceritanya,semua karyanya ga ada yg gagal...i love u Thor,semangattt selalu🥰💪💪💪
Resti Liani
judes + nyinyir dr emaknya, , tegas dr bapkny
Niè
sampai sdh lupa urut2an nya madam..........
Endang Sulistia
selalu keren madam...
ayu irfan
😘😘😘
Vlink Bataragunadi 👑
bjiiiiir mantaaaaap/Facepalm/
Vlink Bataragunadi 👑
buahahahaha... adoodooo eeeee/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Vlink Bataragunadi 👑
dih gayanya ky bapake buanggeedh, minus sepatu boots buaya albino ya, Iwan/Chuckle/
Vlink Bataragunadi 👑
iiiih si mas Yaaaaaan mani gituuuuu
Vlink Bataragunadi 👑
David Yudha itu kata2nya lembuuuuuut ya tapi, duuuuh /Cry//Cry/
Vlink Bataragunadi 👑
aduh madaaaaaaaaam/Sob//Sob//Sob/
Vlink Bataragunadi 👑
ga mudeng madam/Sob/
Vlink Bataragunadi 👑
iiiih kenapa aku mewek/Sob/
aku juga mauuuu ada yg ngrginiin akuuuu/Sob//Sob/
Vlink Bataragunadi 👑
mauuuu ditendang ampe Singapore langsung shoping/Chuckle/
Vlink Bataragunadi 👑
hwoaaaaaaa kereeeeeeen/Angry//Angry//Angry/
Vlink Bataragunadi 👑
laaah ditembak langsung malah kiceup si neng mah wkwkwkw
Vlink Bataragunadi 👑
serius madam, cuma seginiiiii?
Vlink Bataragunadi 👑
pak Banda/Sob//Sob/
Vlink Bataragunadi 👑
alaaah ada Meo juga/Chuckle//Chuckle/
Vlink Bataragunadi 👑
bukannya diangkay ama Bataragunadi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!