Gara gara terjebak hujan semalaman, membuat hidup ku jungkir balik alias berubah total.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
...
...
di perjalanan juga hanya keheningan yang melanda. sebab mereka sibuk dengan pemikiran masing masing.
Aluna heran kenapa Gavin tidak bertanya apa apa, sungguh luar biasa laki laki itu menghargai privasi nya.
tapi Aluna masih mencerna kejadian itu. yang awal nya Aluna mengira Gavin gila tidak jijik dengan nya
"pantas saja, kamu tidak jijik sama sekali saat mencium ku! " celetuk Aluna membuat Gavin mengalihkan pandangan nya
"kenapa harus jijik" jawab Gavin memandang perempuan di depan nya itu
"iya, karena kamu tau kulit kusam ku cuma topeng" ucap Aluna, dia rasa semua kaki laki itu sama.
"kamu salah! aku tidak tahu wajah asli mu! waktu pertama kali mencium mu aku belum curiga dengan bruntusan itu" tunjuk Gavin tepat depan wajah Aluna
Aluna kaget mendengar jawaban itu. Sungguh tak dapat di percaya, dan tujuan Gavin apa? sungguh gak bisa di tebak
"karena aku suka sama bibir kamu" ucap Gavin sejujur nya, memang mulut nya tidak di Filter
"hah! " ALuna Kaget mendengar jawaban itu, harus nya dia tidak bertanya
"Dimana salah nya, sejelek apapun kamu itu istri ku. " ucap Gavin,
Aluna tau Gavin tak memandang fisik meski sering mengatai nya jelek.
"jujur saja, aku curiga emang dari lama tapi aku gak ambil pusing, aku semakin yakin saat kamu sakit bedak nya nempel di handuk! Di balik alasan kamu aku menghargai privasi kamu.
dan aku baru pertama kali liat wajah asli kamu" ucap Gavin jujur.
Aluna hanya diam saja, enggan rasa nya membalas ucapan Gavin. hingga mobil Gavin berhenti, Aluna masih tak bersuara.
"Luna" panggil Gavin. Aluna urung membuka pintu dan menoleh ke arah suami dadakan nya itu
lagi lagi Gavin mencium nya, ah, Aluna bisa gila dekat dekat dengan Gavin. laki laki itu selalu tak tahu malu mencium nya.
setelah Gavin melepaskan ciuman nya, Aluna pergi begitu saja tampa menoleh.
hari Aluna semakin buruk saja, malas memikir kan hal yang jelas seperti itu.
kali ini alika dan loli menatap nya sinis tapi enggan untuk menghadang Aluna. takut nya kena sp lagi.
"pagi Luna" sapa dewi
"iya dewi"
Aluna menaruh tas nya di atas meja, mengambil kaca memastikan sesuatu disana.
"eh! ada gosip baru loh" ucap riana memutar kursi nya menghadap teman teman nya
"gosip apaan? " tanya Aluna
"kalian ingat kan waktu kita makan bareng! sampe mabuk? " ucap Riana membuat mereka penasaran
"emang kenapa ria? " tanya Ryan yang baru dateng bersama nomi.
harus nya divisi mereka di kasih kang gosip saja. gak laki gak perempuan hobi nya sama, gosip semua.
"itu loh, ada yang liat pak bos di sana!" ucap Riana
"terus masalah nya apa! orang itu tempat umum ya wajar" jawab Aluna heran dengan gosip murahan itu
"eh, bukan itu maksud nya deng, ini tengah malam.. pak bos keluar dari restoran itu narik seseorang tapi some one itu gak keliatan jelas" ucap Riana membuat Ryan dan nomi saling menoleh
sedangkan Aluna menampilkan wajah polos seolah gak tau apa apa. Ryan pun salut dengan karakter ciptaan aluna ini, bisa bisa nya dia santai saja padahal dia jadi bahan gosip nya
"masa sih! kan resto udah di booking? " tanya dewi polos
"itu masalah nya, !! yang liat bukan karyawan yang ikut merayakan nya dew, tapi karyawan lain yang kebetulan ada di sana!! " ucap Riana
"bisa jadi salah liat" ucap nomi
"enggak orang mobil nya. pak bos! artinya pak bos membawa salah satu karyawan yang ada di sana waktu itu" ucap Riana lagi
"iya. aku penasaran siapa ya kira kira" tanya dewi
"gak usah penasaran urusan bos! mending diam aja, takut tiba tiba HRD manggil" ucap Ryan membuat Riana cemberut
"kamu gak asik dah! lagian siapa yang mau di panggil! " ucap dewi
ruangan itu kembali hening, mereka sibuk dengan pekerjaan masing masing. tapi juga sibuk dengan pemikiran sendiri. Aluna merasa gak aman dekat dekat sang bos.
bisa bisa terancam ketentraman dan kedamaian nya. perut nya malah Keroncong saat keadaan seperti ini padahal hari masih jam 11.
Aluna lupa dia belum sarapan jadi wajar saja. Aluna menghentikan kerjaan nya, kepala nya bersender ke meja mengambil posisi yang nyaman untuk menenangkan perut yang kelaparan.
sayang nya ketentraman dan ketenangan itu terganggu dengan kedatangan Ares yang memperhatikan Aluna yang tampak tak bersemangat
"Aluna" panggil Ares
"iya Pak! " Aluna jengkel melihat orang ini di sini, pasti membawa perintah
"kamu mau makan gaji buta! ini masih jam kerja jangan malas malasan! " tegur Ares membuat aluna mendengus
"iya Pak, maaf" Aluna menunduk sopan
"mampus" ucap bobi melirik Aluna,
begitu juga mereka yang ada di sana! kenapa sekarang makin ketat aja nih kerja. sampai di pantau segala
"Aluna diminta menemui pak Gavin" ucap Ares
tepat sesuai perkiraan, Aluna tidak akan mau kesana. waktu itu saja hampir ketahuan, apalagi Gavin itu gila! bisa bisa nya Aluna tak di lepaskan di cium sepuasnya, sampai bibir bengkak menimbulkan kecurigaan teman teman nya.
"aduh pak! saya gak bisa lagi, perut saya beneran sakit" ucap Aluna memberi alasan,
"gak bisa, apa pun alasan kamu lebih baik kamu temui dari pada kamu menanggung akibat nya nanti" ucap Ares menatap Aluna tajam
"masa sih pak, pak bos itu gak punya hati, saya kan sakit perut! saya sedang Pms pak, sakit banget aduh,. gak kuat jalan saya.. " Aluna berakting, dan sangat menjiwai membuat mereka geleng-geleng melihat itu.
Ares percaya dengan kebohongan Aluna. tapi dia tak mau jadi sasaran si bos karena tak bisa menjalan kan tugas dengar benar
"Saya tak Terima alasan apa pun! kalau mau beralasan langsung ke pak Gavin saja! atau kamu beneran menanggung konsekuensi nya! " ancam Ares lagi lagi begitu.
Aluna marah, dia jengkel sekali dengan Ares yang gak mau mengerti ini
"saya gak apa apa nanggung konsekuensi nya pak! toh perut saya lagi sakit! masa sih pak bos kejam itu gak punya hati,. memaksa karyawan sakit bekerja keras! itu pelanggaran pak! bisa kena HAM nanti" ucap Aluna tak mau kalah
"kayak nya kamu bosan kerja disini ya!? " ucap Ares,
baru kali ini orang menolak keruangan CEO itu, apalagi alasan nya sakit perut. Apa setakut itu berhadapan dengan Gavin sampai dia gak masalah menanggung konsekuensi?
"enggak si pak! tapi saya kalau di pecat bisa pulang kampung.. lagian saya capek kerja di kota yang kejam ini" jawab Aluna dramatis
Ares hanya geleng geleng kepala melihat perempuan jelek itu. tampa berkata kata pergi meninggalkan ruangan divisi itu