Sebagai anak perempuan tertua di keluarganya, Ayesha di tuntut untuk segera mencari pasangan hidup. Namun, trauma di masa lalunya, membuat Ayesha tidak jua mencari jodoh di saat umurnya yang sudah mencapai 30 tahun.
Begitu pula dengan Azlan yang merupakan anak tunggal dari keluarga terkaya yang sampai saat ini masih melajang di karenakan sebuah penyakit yang di deritanya.
Bagaimana jadinya, jika kedua insan tersebut bertemu dan melakukan kesepakatan untuk menikah. Akan kah Ayesha menerimanya? atau malah tidak menyetujuinya, karena ia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup dan tentunya ingin memiliki keturunan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafasya Alfindra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rezel meminta bertemu
"Hai sayang ... Sudah lama kita tidak bertemu." Kinanti datang dari arah belakang dengan langsung memeluk pundak Rezel.
Rezel terkejut dengan kedatangan Kinanti, yang tiba-tiba memeluknya. Ia jijik sekaligus risih dengan sentuhan yang diberikan Kinanti.
"Lepas Kinan ...!" Rezel sedikit meninggikan suaranya sehingga membuat beberapa pengunjung cafe menatap kearah mereka.
"It's okey sayang." Kinanti melepaskan rangkulannya dan duduk di dekat Rezel. Namun sebelum itu, Kinanti dengan tidak tahu malunya malah mengecup pipi Rezel.
Kinan duduk bersebelahan dengan Rezel. Pandangan mata Kinan seakan tidak bisa terlepas dari Rezel, ia sungguh merindukan lelaki yang di hadapannya itu.
Ternyata lelaki yang puluhan tahun mencampakkan nya masih saja tetap awet muda seperti waktu ia mengenalnya. Sungguh pertemuan ini membuat hati Kinan berbunga-bunga, cinta yang dulu layu seakan tumbuh mekar kembali. Cinta Kinan bukan lah sesuatu kesalahan, hanya caranya saja yang salah. Andai Rezel bukan suami seseorang, tentu tidak ada penghalang bagi mereka berdua untuk bersama.
"Ada satu hal yang ingin saya bicarakan ...!" Rezel menekan kata saya di kalimat yang dia ucapkan, ia tidak ingin Kinanti malah salah paham dengan ajakan Rezel di pertemuannya ini.
Kinanti masih menampakkan senyum kebahagiannya. "Tidak apa-apa, malah ini suatu hal yang baik untuk kita. Barangkali kau mau ..." Ucapan Kinan langsung di potong oleh Rezel. Sungguh, Rezel ingin mengakhiri semua. Ia tidak ingin dendam Kinanti berdampak kepada sang putera dan rumah tangganya.
"Jangan berpikiran macam-macam Kinan. Karena tentu yang kau pikirkan tidak sama dengan keinginan saya!" Kinanti tetap tersenyum meskipun agak tersinggung dengan ucapan Rezel barusan.
"Apa kau masih mencintaiku seperti aku yang selalu mencintaimu?" Kinan masih mempertanyakan cintanya Rezel terhadap Kinanti. Sungguh, harapan Kinanti terlalu besar untuk lelaki itu, bahkan Kinan terlalu berharap, kalau tatapan mata yang dipancarkan Rezel adalah tatapan cinta Rezel untuk dirinya. Ia masih belum bisa menerima keputusan Rezel saat mencampakkannya.
"Kau berbicara omong kosong apa Kinan? Jangan terlalu berharap lebih, karena itu bakal menyakiti hatimu sendiri!" Rezel tidak terima Kinanti malah mengorek kisah mereka dulu. Tentu ia tidak ingin mengulang kesalahan yang telah ia perbuat. Cukup sekali ia menjadi lelaki bodoh yang menghianati istrinya sendiri demi wanita lain.
Kinan terkesiap, hatinya seperti teriris pisau yang sangat tajam. Kinan pikir, Rezel sudah menyadari kesalahannya saat meninggalkannya. Namun ini semua tidak seperti yang di inginkan. Tentu ia tidak terima dan masih belum siap mendengarnya.
"Kau tidak mencintaiku lagi?" Pertanyaan itu masih di lontarkan Kinan. Kinan masih berharap Rezel berubah pikiran dan memohon cintanya.
"Jangan gila ...!"
Kinan tertawa, ia seolah kehilangan kewarasannya dihadapan Rezel. Namun tawanya tersebut langsung terhenti dan berubah dengan sebuah senyuman.
"Tidak masalah kau tidak mencintaiku." Rezel tersenyum mendengar ucapan Kinan. Itu berarti wanita itu sudah mengikhlaskan hubungan mereka, itulah yang ada di pikirannya saat ini.
"Namun ..." Kinan dengan sengaja menjeda ucapannya. Ia masih ingin memberi kesempatan kepada Rezel untuk berpikir.
"Apa lagi?" Rezel seakan tidak sabaran, ia masih di landa rasa penasaran.
Kinan mendekatkan wajahnya dan setengah berbisik. "Aku akan mendekati anakmu, karena ia lebih tampan dan menawan daripada Ayahnya." Kinanti merasa puas dengan ancaman yang ia berikan, ia tertawa di dalam hati melihat raut wajah kesal Rezel.
Rezel mengepalkan tangannya, ia tentu tidak terima jikalau Kinanti menyakiti Azlan. Cukup sudah penyakit yang di derita Azlan selama ini karena ulah wanita ular yang sempat menjadi selingkuhannya.
"Jauhi puteraku ...! Dan jangan pernah kau mengusiknya!" Rezel menggebrak meja yang ada di hadapannya. Rezel tidak peduli dengan pandangan orang-orang, rasanya ia ingin memusnahkan Kinanti dari hadapannya.
Kinan tersenyum remeh, mana mungkin ia akan menuruti keinginan Rezel kecuali ada syarat tertentu yang harus Rezel di penuhi.
"Kau jangan mengusik puteraku Kinan ...!" Suara Rezel menggelegar, ia semakin terpancing emosinya saat Kinanti menganggap ucapan Rezel hanya sebatas lelucon.
"Tidak semudah itu!" Tangan Kinanti terulur mengambil gelas minuman Rezel lalu perlahan meneguknya dengan sedikit sensual. Ia ingin menggoda lelaki itu agar bertekuk lutut di hadapannya.
siapa itu pengamen ?
semogga Marco menemukan Ayesha