NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:645.4k
Nilai: 4.5
Nama Author: m anha

Jingga, Anak dari seorang konglomerat. Meninggalkan keluarganya demi menikah
dengan pria yang di cintainya.

Bukannya mendapatkan kebahagiaan setelah menikah, ia justru hidup dalam penderitaan.

Akankah Jingga kembali ke kehidupannya yang dulu atau bertahan dengan pria yang menjadi suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebutan Ayah

3 bulan kini berlalu dengan begitu cepat, semenjak perceraian Jingga dan juga Aditya. Kini Jingga sudah tak lagi memikirkan mengenai Aditya dan ia sudah menerima Gantara untuk melakukan pendekatan dengannya, bahkan di beberapa kesempatan mereka berdua makan malam bersama dengan Gantara membuat beberapa momen-momen romantis antara keduanya, tentu saja Nabila akan tinggal bersama neneknya jika Gantara mengajak Jingga untuk keluar.

Hari ini Jingga dan juga Nabila sudah menunggu Gantara di luar rumah, mereka sudah janjian akan menemani, membawa Nabila untuk membeli beberapa pakaian. karena terlalu sibuk mengurus perceraian dan juga menyesuaikan diri dengan status barunya sehingga Jingga tak pernah lagi berbelanja untuk Nabila, membuat beberapa pakaiannya kini sudah tak muat lagi.

"Nabila mau belanja dengan paman Gantara, ya?" Motq menghampiri cucunya.

"Iya, Bu. Nabila mau membeli beberapa pakaian, pakaiannya sudah pada kecil."

"Wah, cucu nenek sudah besar ternyata," ucap Mita yang tak kuasa untuk menahan diri tak mencubit pipi tembem cucunya, anak itu pun tertawa. Nabila sudah sangat aktif mengingat usianya sudah hampir memasuki 5 bulan.

"Oh ya, apa Ambar pernah menemuimu lagi?" tanya Mita dimana di beberapa kesempatan Ambar selalu menelpon dan menemui Jingga untuk bertemu dengan Nabila. Namun, Jingga masih belum mau mengizinkan mantan ibi mertuanya itu untuk membawa Nabila ikut bersamanya di apartemennya. Jingga menolak dan hanya mengizinkan mereka bertemu jika Ambar mengunjungi kediaman mereka. Namun, Ambar tak mau dan bersikeras untuk membawa Nabila pulang ke kediamannya, tapi karena hak memang jatuh ke tangan Jingga, Jingga tak mengizinkan semua itu. Ia akan mengizinkan Nabila untuk ikut bersama dengan neneknya saat usia Nabila nanti menginjak usia 6 tahun, sampai usia 6 tahun itu tiba jika Aditya ataupun Ambar ingin bertemu dengan Nabila maka harus ada dirinya dan harus merekalah yang datang menemui Nabila, itupun Jingga tak mengizinkan ia membawanya.

"Enggak, Bu. Semoga saja setelah diberi peringatan oleh Gantara, Ambar dan Aditya mengerti kekhawatiranku. Jika aku tak bisa memberikan Nabila pada mereka. Nabila masih sangat kecil dan juga masih membutuhkan ASI, bagaimana mungkin mereka berpikir untuk memisahkanku dengan Nabila," kesal Jingga

Pernah suatu ketika mereka tak sengaja bertemu dan Ambar bersikeras ingin membawa putrinya. Untung saja ada Gantara yang selalu membelanya dalam situasi apapun.

Mobil gantara pun tiba, Jingga dan Nabila serta Mita yang memang sudah menunggunya di teras langsung menghampiri mobil tersebut. Gantara turun dan membuka pintu untuk mereka berdua.

"Bu, aku permisi dulu, aku akan membawa Jingga dan Nabila berjalan-jalan dan akan membawanua kembali pulang sore nanti izin," ucap Gantara membuat Mita hanya mengangguk, ia sudah tahu seperti apa kebaikan hati seorang Gantara, ia tak akan mengecewakan putrinya, biarkanlah mereka mendekatkan diri dulu sebelum melangkah ke jenjang yang serius, walau bagaimanapun rencana mereka untuk menikahkan keduanya kini semakin dekat, kedua orang tua mereka sudah saling setuju akan meresmikan pernikahan mereka saat usia Nabila 1 tahun nanti.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.00. "Maaf ya, aku sedikit terlambat. Tadi ada urusan sebentar di kantor."

"Iya, nggak papa. Aku ngerti kok," jawab Jingga dengan senyum di wajahnya, Gantara pun mengangguk ingin rasanya dia menggenggam tangan Jingga. Namun, hubungan mereka belum sedekat itu dan ia masih belum pantas untuk melakukannya.

Walaupun kini Jingga sudah berstatus janda, tapi ia tetap mencintainya dan menghormatinya.

"Nabila makin cantik saja," ucapnya mencubit gemes pipi Nabila dan menengok ke arah mereka sejenak, kemudian kembali fokus pada jalan raya.

"Iya, dia makin menggemaskan," jawab Jingga yang kini mencubit pipi putrinya berulang-ulang membuat putri kecilnya itu tertawa.

"Apa kamu tak keberatan jika mulai sekarang kita mengajarkan Nabila untuk memanggilku sebagai ayah?" tanya Gantara hati-hati di mana Jingga sudah setuju untuk menikah dengannya beberapa bulan ke depan.

Jingga berpikir sejenak, memang sebaiknya mereka mengajarkan Nabila untuk memanggil Gantara sebagai ayah, agar anak itu terbiasa mengingat usianya akan semakin bertambah, takutnya nanti dia akan kesulitan saat memanggil Gantara ayah karena terbiasa menyematkan kata paman pada Gantara.

"Ya sudah, nggak apa-apa. Iya kan Nabila, kita mau berbelanja bersama dengan Ayah?" ucap Jingga membuat Gantara tersenyum tersipu malu mendengar kata ayah yang diucapkan oleh Jingga untuknya.

"Apapun yang Nabila inginkan ayah akan berikan, hari ini kita berbelanja sepuasnya, khusus untuk Nabila," ucap Gantara dengan berbinar. Walau terasa aneh, Gantara juga akan membiasakan memanggil dirinya sebagai ayah di depan Nabila.

Ponsel Gantara tiba-tiba berdering dan itu panggilan dari sekretarisnya, ia harus ke kantor untuk menandatangani sebuh berkas penting.

"Jingga kamu nggak masalah kan kita mampir ke kantor sebentar, ada yang harus aku tanda tangani dan ini sangat penting."

"Iya, nggak papa kok santai saja, ini kan juga baru jam 10.00 kita masih punya waktu yang panjang untuk berbelanja keperluan Nabila," ucap Jingga kemudian Gantara pun melajukan mobilnya menuju ke kantor. Begitu sampai di kantor Gantara langsung turun dan memutari mobilnya membukakan pintu untuk Jingga dan Nabil, begitu Jingga turun, Gantara langsung mengambil Nabila kegendongan Jingga.

"Biar aku saja yang menggendong Nabila," ucap Gantara yang melihat Jingga kerepotan dengan tas serta beberapa keperluan Nabila sendiri.

"Ya sudah, aku titip Nabila dulu. Dia semakin hari semakin berat," canda Jingga mencubit gemes lengan putrinya yang memang berat badannya di setiap bulannya bertambah saat melakukan imunisasi.

Mereka pun berjalan beriringan memasuki kantor dengan Gantara yang menggendong Nabila. Mereka terlihat terus menggoda Nabila dan Nabila yang terus tertawa kegirangan, keduanya terlihat bahagia bagaikan pasangan suami istri bersama buah hati mereka, sedangkan ada seseorang yang melihat kebersamaan mereka dengan hati yang tersayat.

Ya, dia adalah Aditya, selama bercerai ia tak pernah lagi menemui Nabila karena jika ingin menemuinya Jingga selalu memintanya untuk menemuinya di rumahnya. Aditya merasa sangat malu untuk mengunjungi kediaman keluarga Gunawan, membuat ia hanya bisa menahan kerinduannya pada Nabila.

1
Andri
cari suami yg setara jangan kayak aq yg miskin nikah ama yg kaya di jadikan keset ama mertua q tapi gk semua yg kaya kayak gitu juga
Andri
kapok mu kpn jingga
Winindra Herawati
gantara pepet terus jingga
ros
ms masih 1 rumah jaga cucu saja x mau bila dah pisah sllu ingin bertemu. dasar nenek setan
NoorHasni Hamdan
Luar biasa
Des Nita
Biasa
Des Nita
Kecewa
Iis Sumarni
Buruk
Surati
bagus
Nani Te'ne
Suka
🌷💚SITI.R💚🌷
kmrin kmn aja anak sm ibu sama aja nyiksa jongga..
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan salah pilih
🌷💚SITI.R💚🌷
coba klu bisa dit
🌷💚SITI.R💚🌷
emang seluruh apapun seorang anak pasti orang tuay akan memaafkn
🌷💚SITI.R💚🌷
klu udh sadar tinggalin aja
🌷💚SITI.R💚🌷
luar biasa jingga kuat nangeet
🌷💚SITI.R💚🌷
mulai ada masalah.. sebtuly restu orang tua itu penting
🌷💚SITI.R💚🌷
nyimak dulu
DN
GK ada kapok nya nih si nenek licik
Cahaya Langit
yang mana nama yang benar gunawan atau batara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!