NovelToon NovelToon
Penakluk Cinta Sang Pewaris

Penakluk Cinta Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:741.4k
Nilai: 5
Nama Author: Najwa Camelia

"5 milliar untuk rahimmu! Lahirkan seorang pewaris untukku! Setelah dia lahir, kau boleh pergi!"


Nayla bingung untuk mengambil keputusan secepat itu. Tetapi dia sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi Ayahnya yang mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu.


"Jika sampai satu tahun, aku tidak kunjung melahirkan. Apa kompensasinya?"


"Kau harus tetap mengembalikan uangku dengan menjadi budak wanitaku!"


Bagaimana reaksi Nayla? Akan kah dia tetap melanjutkan syarat pernikahan kontrak dengan CEO di tempat dia bekerja? Bagaimana nasib Keluarga Nayla Suherman selanjutnya? Akan kah tumbuh benih-benih cinta di dalam nya. Yuk kepoin cerita Nayla dan Mahendra Wijaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PLN

Selamat membaca..

🍒

🍒

🍒

Sang surya mulai memancarkan semburat jingga pertanda fajar datang. Tetes embun membasahi dedaunan hijau menyegarkan indra penciuman. Kumandang adzan subuh pun telah terdengar beberapa menit yang lalu dari Masjid yang berada di kompleks perumahan elite itu.

Udara pagi yang dingin dan masih ada sisa sisa tetesan hujan semalam. Ditambah lagi dingin dari pendingin ruangan terasa begitu menusuk ke tulang. Padahal selimut tebal sudah menghalangi udara dingin. Namun, tidak bisa menghalau. Tetap saja tembus hingga dua anak manusia yang berada di balik selimut merasakan dinginnya.

Sepasang suami istri berbeda usia yang berada di balik selimut merasa kedinginan, sehingga tanpa membuka mata mereka saling memeluk mencari kehangatan. Tubuh mereka melekat sempurna seperti cicak yang menempel di dinding, tak ada jarak di antara Mahen dan Nayla. Membuat beberapa anggota tubuh yang tidak terbalut baju pun terasa menempel satu dengan yang lain. Tanpa sengaja saling bergesekan.

Semakin menempel tubuh masing-masing dan kehangatan pun di dapat. Tidur pasangan pengantin baru itu semakin pulas. Tanpa disadari keduanya sudah saling memeluk erat.

Namun, di saat ada sesuatu yang mengganjal di bagian bawah yang terasa aneh dan kian menusuk, Nayla coba menyingkirkan benda itu dari tubuhnya.

Rasa kantuk yang belum ilang sempurna, enggan membuka kelopak mata yang masih tertutup rapat. Tangannya bergerak memegang benda apa yang mengganggu tidurnya. Ia terus mera ba raba dari ujung ke ujung. Memi jat diremas dan digenggam nya sesuatu yang terasa lembek. Namun, beberapa detik kemudian, dia merasakan perubahan dari benda tersebut. Kini, benda itu menjadi keras dan memanjang. Membuat Nayla bingung memikirkan dalam tidurnya yang jadi terganggu, apa sebenarnya benda itu? Sosis? Terong? Atau tongkat bisbol? Tapi kenapa benda-benda itu ada di dekat nya, di saat dia tidur!

Berbeda dengan pria yang terbaring tenang di samping Nayla. Pria tampan yang terbangun di dalam alam mimpinya itu merasakan mendapat rejeki nomplok di pagi hari. Ketika bangun tidur sudah disuguhi dengan sepasang alpukat yang segar menghijau, masih terbungkus rapi menggantung di pohonnya. Dia menghirup aroma wangi yang menyeruak dari buah alpukat yang siap dipanen olehnya. Hidung yang mancung milik pria tampan itu terus mengendus-endus ke arah buah alpukat yang sangat mengoda mata dan akan menjadi candu baginya.

Keinginan hati tidak bisa terbendung lagi. Ingin segera membuka pembungkus nya untuk bisa merasakan kesegaran dan manis legitnya yang dimiliki buah alpukat tersebut.

Perlahan pria tampan itu bergerak kian mendekat ke pohonnya. Dua buah alpukat yang siap dipetik. Ia tidak menyia-yiakan kesempatan emas ini. Ia menelan salivanya kasar. Gairahnya menerobos keluar, lantaran tak kuat lagi ditahannya. Jari-jarinya mulai bergerak membuka kain berenda pembungkus buah alpukat. Diciumnya ujung buah alpukat yang telah berhasil lepas dari kain berenda. Dibelai dan diremas lembut buah alpukat dalam genggaman. Menempelkan ujung penciumannya pada bagian imut berwarna pink segar di mata yang mencuat. Tanpa sadar, tangan sebelah kiri yang semula terdiam. Kini turut menjelajah bermain di ujung buah alpukat itu. Dibelai hingga gemas dan berakhir dengan sesapan lembut, tapi berirama syahdu.

Terdengar suara lenguhan yang indah dari pohon alpukat. Suara yang belum terlalu familiar di indra pendengaran sang pria. Namun, kini menjadi salah satu pendatang baru penghuni hatinya. Yang mungkin saja dapat menggeser posisi yang lainnya. Menghempaskan hingga tak tersisa.

Suara misteri yang menyapa Jalu keluar dari persembunyian. Pembangkit listrik yang seketika mengaliri saraf-saraf lemas menjadi tegang milik Jalur. Hingga terisi full power dan siap beradu teknik skill yang mumpuni.

Dan tidak jauh berbeda dengan kondisi sang pria. Nayla yang baru saja memikirkan hal aneh itu, tiba-tiba ia mendengar suara orang sedang menikmati makan bakso kepedasan, lalu menye sap sumsum dalam tulang. Menyurupnya mantap.

Semenit kemudian, sontak Nayla membuka matanya. Ketika ia merasakan ujung benda kenyalnya tergigit gemas. Alangkah terkejutnya, ia melihat bibir Mahen yang monyong ke depan. Refleks Nayla mendorong tubuh Mahen begitu saja.

"Om mesuuum!" teriak Nayla, langsung menutup dadanya dengan bantal.

"Auuchh.." Mahen tersentak. Ia merasa kesakitan ketika tubuhnya terjatuh ke lantai yang dingin.

"Nayla..!" suara bariton milik Mahen memecahkan keheningan.

Ekor mata gadis yang terduduk di ranjang itu, menatap ke arah seseorang yang memanggil namanya. Namun, ia tak menjawab.

Mahen beranjak dari posisinya. Lalu, melompat ke atas ranjang. Kemudian mendekap erat tubuh istri imutnya itu.

"Kenapa kamu dorong aku begitu! Ini ranjangku! Ini juga milikku!" seru Mahen menunjuk dada Nayla yang sebelumnya telah melempar bantal yang didekapnya.

Nayla menyuarakan suaranya lirih. "Om tidurnya sambil mende sah," Nayla yang merasa suara misteri Mahen itu, membuatnya merinding.

"Aku mende sah?" tunjuk Mahen pada dirinya sendiri. Ia tak sadar akan hal itu.

Nayla memberikan satu anggukan, ia menatap lawan bicaranya dengan mata hitam legamnya yang masih tampak bulat.

"Lalu? Apa yang aku lakukan? Dan kamu juga lakukan?" tanya Mahen dengan mata yang risau.

"Om--," belum selesai Nayla berbicara, Mahen menyelanya.

"Lupa panggil apa!" hardiknya.

"Eh, iya. Mas Mahen anu itu Nae!"

Mahen mengeryit. "Anu apa?" pertanyaan dengan jawaban tidak menyambung. Tapi isi otak kepala Mahen langsung menyinkronkan jawaban gadis belia itu dengan mimpinya.

"Lalu, siapa yang membangkitkan Jalu dari semedinya?" tanya Mahen menelisik ke arah Nayla.

Yang ditanya tidak menjawab. Nayla menundukkan kepalanya.

"Nae.. Kenapa nggak dijawab pertanyaan aku, sayang!"

"Nae nggak tahu, si Jalu siapa? Yang bangkitkan juga siapa? PLN, kali yang kasih aliran listriknya!" jawab Nayla datar.

"Astaga, Nae. Terus tadi yang mijat-mijat siapa?"

Nayla memandang suaminya dengan tatapan kebingungan. Karena merasa dirinya mimpi bukan nyata.

"Tadi itu, ada yang mengganjal di bawah sana," Nayla menunjuk ke arah Jalu yang menyembunyikan dirinya kembali.

"Jadi terkontaminasi ini tangan Nae!" Nayla mengibas-ngibaskan dan memukul tangannya. "Nakal kamu! Lancang!"

"Hahaha.." Mahen tertawa lepas. "Terimakasih, Sayang. Sudah menyapa Jalu di pagi hari," Mahen menaik turunkan alisnya.

"Tapi, bagaimana bisa gitu?" tanya Nayla masih tidak faham kebiasaan si Jalu di pagi hari.

"Konsepnya masuk konsep? sindir Mahen. " Itu sudah menjadi kebiasaan si Jalu di setiap pagi. Apalagi dia terkena udara dingin dan ditemani boboknya sama kamu. Ya sudah pasti langsung on fire! Power full! Tak perlu carger langsung bablas!"

"Ta-tapi, Nae tak sengaja," Nayla menjawab dengan gugup dan merasa sangat malu mengakuinya.

"Tetap saja! Sudah memengangnya! Si Jalu juga senang kok! Dibelai dan dipijat gitu di pagi hari! Bisa langsung serangan fajar!" goda Mahen.

Nayla menelusupkan wajahnya ke dada bidang Mahen. Pipinya terasa menghangat. Padahal pendingin ruangan masih on. Akan tetapi, itu semua tak mampu mendinginkan pipi Nayla yang memerah bak kepiting rebus. Akibat godaan dan ledekan Mahen yang memberondongnya.

Tak mau jadi bahan godaan suaminya di pagi hari. Nayla memilih beranjak dari ranjangnya. Namun, belum sempat dia berdiri. Tubuhnya telah dikukung oleh Mahen.

"Aahh.. Minggir, Masss!"

🍒🍒🍒🍒🍒

1
NJ🔒♥️
Auwwww🙃
NJ🔒♥️
Jangan banyak tanya Surya nanti kena pentung kamu🤣🤣
NJ🔒♥️
Perintah sang nyonya besar
NJ🔒♥️
Cairan apa dulu ini🙈
NJ🔒♥️
Hmmm🤭
s5
Selalu berusaha dan berdoa Nae
s5
Pakai ada imbalan nya ya
Kamu💖
Abang gojeknya ngelawak 😅😅
Asifa53
Jodoh tak kan ke mana nae🤭
sasa8
Surya tahan telinga diomelin ibu negara 😁😁
Asifa10
karir terus 😬
Asifa09
Nae nae 😆😆
sisi⁴💞
Menunggu Mala junior 😁
s7
Bahagia selalu
shinta2
Happy Ending 🥳🥳
EVOS7
Lanjut lanjut like
Kendra12
Ke puncak menara sutey
Kendra12
Gimana mau cuci otaknya 🤭
Blade
Pindah planet ini
Blade
mahen mulai curiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!