Anya Safira adalah gadis berusia 20 tahun. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah hotel. Suatu hari Anya tengah membersihkan kamar hotel yang sudah ditinggalkan oleh tamu. Namun, Seketika seorang pria masuk dan menutup pintu serta menguncinya. Pria itu mabuk dan tidak sadar kalau ia salah masuk kamar.
Melihat tubuh seksi Anya pria tersebut tidak tahan dan segera mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Pria itu pun naik dengan hasrat yang tidak tertahankan. Anya yang ketakutan hendak berteriak. Namun, pria itu segera membekap mulut Anya sambil berbisik.
"Jangan berteriak. Aku akan memberimu satu miliyar asal kau layani aku, " bisiknya.
Anya yang memang sedang membutuhkan uang, tidak pikir panjang dan menerima tawarannya. Dan disitulah awal dari semuanya.
Anya tidak tahu, kalau pria itu adalah tuan Elvaro. Duda kaya raya seorang Presdir perusahaan ternama YS.
Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rustina Mulyawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Dia Berani Sekali
Anya dan sekeluarga akhirnya di bawa pindah ke kediaman Sugito. Melihat kemewahan rumah bak istana dan halaman luas seperti lapangan golf membuat Anya, Ranti dan Syella ternganga tidak percaya kaki mereka akan menginjaknya.
Bahkan, ketika turun dari mobil saja mereka disambut oleh beberapa pengawal berjas hitam dan beberapa pelayan wanita.
Sementara Dita, Elvaro dan yang lainnya menunggu mereka di depan pintu rumah dengan tersenyum hangat menyambut mereka.
"Selamat datang di keluarga Sugito! " Seru Dita sambil membuka kedua tangannya memeluk Anya dengan hangat.
Anya tersenyum kecil.
"Ayo, kita masuk sekarang, " ajak Dita kemudian.
Lantas, semua masuk dan duduk di ruang tamu. Dua pelayan wanita membawakan minuman untuk mereka.
"Rumahnya besar sekali, " ucap Ranto merasa tidak pantas.
"Sekarang rumah ini, juga rumah kalian. Jadi, kalian tidak perlu sungkan, " sahut Dita.
"Untuk kepindahan Syella. Kami sudah mengurusnya dan besok Syella sudah mulai sekolah. Besok kamu akan diantar oleh supir. Jadi, kamu tidak perlu naik kendaraan umum ataupun jalan kaki. Dan ini... Di kartu ATM ini ada lima puluh juta. Untuk uang jajan kamu. Tidak termasuk untuk biaya apapun. Dan semua ini, adalah keperluan sekolah kamu dan juga seragam sekolah kamu, " timpal Elvaro sudah mempersiapkan segalanya dengan baik.
Syella sangat terharu tapi ia merasa ini terlalu berlebihan. Uang jajan sebesar lima puluh juta, untuk berapa tahun? Pikir Syella.
"Tidak, tuan. Ini terlalu banyak. Aku tidak bisa menerimanya, " tolak Syella.
"Iyah, tuan Elvaro. Ini terlalu banyak untuk uang jajan, " imbuh Ranti.
"Pertama, mulai sekarang saya ingin kamu panggil saya Kakak. Dan Ibu tolong panggil saya saja Elvaro. Kami ini keluarga tidak perlu sungkan. Lima puluh juta itu nominal yang sangat kecil. Kamu pegang saja dulu. Kamu akan tahu betapa pentingnya memiliki uang setelah kamu mulai sekolah besok, " balas Elvaro.
Mau tidak mau Syella pun mengambil apa yang diberikan oleh Elvaro. Walaupun sebenarnya ia sangat sungkan.
"Terima kasih. Karena kalian sudah memperhatikan Syella dengan begitu baik. Tidak hanya kepada Anya, tapi kepada kami juga. "
Ranti tidak sadar menangis haru karenanya. Sementara Anya hanya diam dan memperhatikan.
"Tidak apa Bu Ranti. Kita ini besan. Kita keluarga. Semua milik kami sekarang milik kalian juga, " sahut Dita.
"Mah? Aku mau ajak Anya melihat-lihat rumah kita. Mamah sama Bu Ranti silahkan mengobrol saja. Ayo!" sela Elvaro mengajak Anya untuk pergi.
Anya menatapnya dengan tanda tanya. "Saya? Kemana?" Anya menunjuk dirinya sendiri.
"Yasudah, kalian boleh pergi, " balas Dita dengan senang hati membiarkan mereka berduaan.
Anya pun mau tidak mau ikut pergi dengan Elvaro. Elvaro mengajaknya ke kamar pribadinya.
"Kenapa kita kesini?" tanya Anya sambil menutup dadanya dengan kedua tangannya.
"Hei! Jangan berpikir yang tidak-tidak. Saya ngajak kamu kesini cuma mau memberikan ini. "
Elvaro mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Ternyata Elvaro menyiapkan kalung couple yang sama dengannya.
"Bukalah!"
Anya pun membuka kotak perhiasan itu dan melihat kalung itu dengan terpukau. Betapa cantiknya kalung itu membuat Anya terdiam membisu.
"Bagaimana? Kamu suka?"
Mata Elvaro berbinar-binar. Menunggu jawaban Anya. Anya berdehem pelan.
"Biasa saja kok, " balas Anya berbohong.
Elvaro mengambil kalung itu dari tangan Anya dan mendorong tubuh kecil Anya ke arah cermin. Ia pun memakaikan kalung itu dengan sangat hati-hati.
[Ternyata, walaupun usia nya sudah tua, dia tipe orang yang romantis dan hangat. Mungkin, aku sudah salah mengira tentang dia. Ku pikir dia orang yang akan cuek dan biasa saja] Bathin Anya.
"Cantik sekali. Cocok denganmu, " ucap Elvaro.
Anya menatap dirinya di cermin. Memang sangat cantik dan ini adalah pertama kalinya ia memakai barang semewah dan semahal ini.
"Kenapa anda baik sekali kepada saya? Padahal kita tidak terlalu dekat. Kenapa anda menyukai saya?"
Anya berbalik dan menatap Elvaro begitu dekat sekali. Elvaro membalas tatapan Anya dengan lekat.
[Karena dilihat dari manapun kamu sama persis dengannya. Entah aku jatuh cinta padamu atau hanya karena kamu begitu mirip dengan Aira dan menghapus semua kesedihanku. Aku juga tidak tahu. Tapi berada di dekatmu membuatku senang dan nyaman] Bathin Elvaro.
Elvaro tidak menjawab. Tapi ia malah refleks memberikan sentuhan lembut di pipi Anya. Ia hendak saja akan mencium gadis kecil yang ada di hadapannya itu. Anya terbelalak kaget. Dan spontan ia memukul perut Elvaro dengan sangat kuat ulu hatinya.
Bug!
"Ugh! "
Elvaro kesakitan bukan main.
"Kamu pikir saya ini wanita murahan. Dasar mesum! " seru Anya dengan nada kesal.
Anya berniat pergi meninggalkan kamar Elvaro. Tapi entah karena gugup atau apa langkah Anya tersandung kakinya sendiri. Anya hampir terjatuh, tapi untungnya Elvaro dengan sigap menarik tangan Anya hingga jatuh dalam pelukannya.
Anya terkejut bukan main. Dilihat berapa kali pun tubuh Elvaro sangat menggoda. Apalagi dadanya yang besar dan bidang. Aroma tubuhnya wangi sekali. Anya tidak bisa berpikir dengan jernih. Apalagi ingatan tentang kejadian malam itu terus menghantuinya.
Anya tersadar ingin melepaskan diri dari pelukan Elvaro. Tetapi, Elvaro menahan tubuh kecilnya dengan kuat. Anya yang sedang memberontak sama sekali tidak membuat Elvaro bergeming.
"Lepaskan saya!" pinta Anya.
"Tidak mau. "
"Kenapa?"
"Karena saya tidak akan pernah melepaskan mu."
Elvaro tersenyum. Anya terdiam sejenak mendengar kata-kata Elvaro. Lalu kemudian Elvaro menggendong tubuh mungil Anya dan menidurkannya di tempat tidur.
"Anda mau apa?" tanya Anya.
"Kenapa? Kamu takut?"
Anya tidak menggubrisnya.
"Bukankah kita pernah melakukannya? Hari itu bahkan kamu sendiri yang menawarkan diri. Sekarang, kamu akan menjadi Nyonya Sugito sepenuhnya. Jadi, seharusnya kamu tidak perlu malu-malu lagi. Saya akan memberikan semua untukmu, " bisik Elvaro.
Dadanya Anya turun naik. Nafasnya seakan tertahan. Entah kenapa ia merasa kesal. Anya hendak bangkit tapi ditahan oleh Elvaro.
"Tolong lepaskan saya. Anda tidak pantas melakukan ini kepada saya, " ucap Anya.
"Kenapa tidak pantas? Dua hari lagi kita akan menikah. Bukankah tidak papah?" balas Elvaro.
Anya mulai tidak bisa menahan emosinya lagi. Walaupun Elvaro memang sangat menggoda tetapi bukan berarti ia bisa dipermainkan dengan mudah seperti ini.
Anya dengan kesadaran penuh memukul wajah Elvaro dengan kepalanya yang keras.
Dug~
"Aaaa!"
Elvaro pun berdiri sambil kesakitan melepaskan Anya. Anya Bergegas menjauhkan dirinya dari Elvaro.
"Jangan pikir anda bisa dengan mudah mendapatkan saya."
Elvaro tersenyum kecil dengan keberanian yang ditunjukan oleh Anya. Ia benar-benar tidak punya rasa takut sama sekali. Tapi, itu membuat Elvaro lega. Karena ia tahu, kalau Anya pasti bisa menjaga dirinya sendiri.