Di usia yang sudah cukup matang, nyatanya ArXy Rahardian Wijaya belum juga mau menikah. Ia masih begitu nyaman dengan kesendiriannya meski julukan Si bujang lapuk melekat padanya.
Hingga kedua orangtuanya pun terpaksa menjodohkan Putra sulung mereka itu dengan gadis manis bernama Starla.
Starla adalah anak Piatu yang dibesarkan hanya oleh ayahnya saja yang seorang pemabuk juga penjudi. Demi menebus pria itu di dalam penjara ia menerima tawaran menikah dengan Pewaris Rahardian Group.
Pernikahan yang hanya diatas kertas itupun akhirnya berujung dengan perceraian.
Mereka berpisah dan sibuk dengan kehidupan masing-masing hingga takdir justru membawa keduanya kembali bertemu.
Rasa yang berbeda pun ArXy rasakan pada Mantan Istrinya tersebut.
Akankah cintanya diterima kembali?
Usaha apa yang akan di lakukan ArXy demi kembalinya Si masalalu?
Yuk, kepoin kisah cucu anak bawang yang tak seindah keturunan Buaya 🤣🤣
Like komen dan Subscribe ya, Sayang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak ingin pergi.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Apa ada wanita lain dihatimu, sampai kamu sama sekali tak perduli padaku?" tanya Starla yang dengan sekuat hati memberanikan diri duduk di sofa padahal ia tahu suaminya akan bersiap untuk tidur.
"Maksudmu apa?" tanya ArXy yang masih tak paham karna biasanya mereka hanya membahas masalah anak mereka saja itupun saat Starla usai melakukan pemeriksaan.
"Kak ArXy selalu bisa kemanapun dengan wanita lain, sedangkan denganku? aku harus memohon padamu padahal itu cuma ke rumah sakit untuk menemaniku memeriksakan kandungan," protes Starla yang langsung menggigit bibir bawahnya karna takut di bentak oleh ArXy karna untuk main tangan rasanya tak mungkin dilakukan pria itu.
"Wanita siapa? jaga bicaramu!"
"Di Resto, kalian makan siang bersama 'kan?" tanya Starla dengan perasaan hati yang bergemuruh menahan kesal.
ArXy yang ingat tentang kejadian tadi siang langsung tertawa kecil, ia tak menyangka Starla melihatnya bersama dengan Clarissa di Resto padahal mereka usai bertemu dengan salah satu klien.
"Kalian punya hubungan?"
"Hem," sahut ArXy hanya berdehem pelan yang lagi dan lagi tak perduli dengan yang dirasakan ibu dari calon anaknya itu.
"Lalu aku gimana, kak?" tangis Starla pun pecah, bahunya yang terguncang menandakan betapa pilunya tangis wanita malang itu.
"Tidur sana, jangan ganggu waktu istirahatku dengan tangisanmu itu, dasar cengeng!" titah ArXy dengan nada ketus.
"Kak ArXy boleh mengabaikanku, tak perhatian dan tak perduli bahkan terus memarahiku. Tapi ku mohon jangan hadirkan wanita lain dalam pernikahan kita, aku tak sanggup, Kak."
"Mundurlah jika tak sanggup, kamu pikir aku akan menahanmu, hem?" jawab ArXy sambil tersenyum.
Marahnya Starla, dan sakit hati istrinya itu akan ia manfaatkan untuk lepas dari pernikahan rasa neraka ini, ArXy malah merutuk dirinya sendiri karna ia serasa bodoh kenapa tak memanfaat Clarissa dari awal untuk Starla menyerah jadi istrinya karna ia rasa wanita itu cukup kuat dan keras kepala apalagi ada anak yang sedang ia pertahanan.
"Aku istrimu, harus kah aku yang mundur, Kak?" tanyanya lirih, matanya terus mengalirkan cairan bening sambil maremat kain baju di bagian dada.
Hatinya bukan lagi sakit dan terluka, tapi ia benar-benar kecewa karna pria yang selalu ia hormati itu kini tengah menodai ikatan pernikahan mereka.
"Bukan masalah status, tapi masalah siapa yang aku sukai! Sekuat hati kamu mencintaiku jika aku lebih nyaman dengannya, kamu bisa apa?" ucap ArXy sambil terkekeh.
"Senyaman apapun kamu dengannya, kamu tetap pulang kan?"
"Pulang? aku pulang demi dia!" cetus ArXy menunjuk perut besar istrinya.
Cukup hanya Starla yang tak ia cintai, tapi bukan berarti ia tak sayang anaknya. Apalgi ArXy melakukannya dengan sangat sadar dengan rasa nikmat yang masih ia ingat sampai detik ini, tapi tak sekali pun ia ingin mengulangnya lagi, entah dengan Starla maupun dengan wanita lain termasuk bersama sekertarisnya meski setiap hari selalu ia terus di goda. Tanpa ArXy sadar jika hanya Strala lah yang sampai kini masih menjadi satu-satunya wanita yang menikmati sentuhannya.
"Aku juga bertahan demi dia, Kak. Aku hapus rasa sakit ku yang terus diabaikan asal kamu masih mau bicara denganku walau hanya tentangnya. Salahkah?"
"Lalu untuk apa kamu bicara hal lain, bukankah itu sama saja dengan menyakiti dirimu sendiri?? berhenti lah untuk tahu tentangku, paham?!"
ArXy bangun dari duduknya, emosinya sedikit terpancing karna ia sudah sangat-sangat lelah. Tapi Starla datang mengacaukan niat istirahatnya
padahal esok pagi ia ada meeting penting yang harus ia hadiri dengan wajah fresh dan senyum terbaiknya.
Melihat ArXy pergi dari kamar, membuat perasaan Starla semakin terluka. Ia terus mengelus perut besarnya itu agar mahkluk tak berdosa di dalam sana berhenti menandang dan berputar. Entah itu sikap protes seperti apa yang di lakukan oleh anaknya .
Tapi, ia langsung sadar jika yang di rasakan Starla akan berdampak juga pada bayinya maka dari itu ia langsung bangun dan bergegas ke arah ranjang tanpa mencuci wajahnya. Ia biarkan tetap basah agar bisa terlelap lebih cepat nantinya.
.
.
.
Aku tak ingin pergi, karna saat berpisah nanti aku akan merasa Mati tanpa kehilangan denyut nadi...