Jodoh Pilihan Kakakku

Hari bersejarah yang dinanti kini telah tiba penyatuan sepasang pemuda tampan dan gadis cantik akan berikrar mengucap janji pernikahan hari ini .

"Kau siap Nay " Tanya Dika di depan pintu kamar Nayla

Nayla mengangguk ia keluar dari kamarnya dengan memakai kemeja putih senada dengan kemeja kakaknya, tak ada yang tahu bahwa gadis ini akan menikah hari ini, mereka harus menutup rahasia ini dengan rapat. Endy sudah menunggu di mobil duduk di kursi kemudi, melihat bule Jerman bersama kakaknya keluar rumah dengan tidak bersemangat dan langkah yang berat, masuk kedalam mobil tanpa berbicara satu katapun tidak biasanya Nayla terdiam tak ada canda tawa riang lagi. Mobil melaju dengan kecepatan sedang dia menyandarkan kepalanya melihat keluar kaca mobil dengan tatapan kosong.

oh tuhan kumohon batalkan pernikahan ini agar tidak pernah terjadi, kuharap ada orang yang menculikku, atau ada orang orang yang datang mengagalkan pernikahan ini seperti adegan di film atau kuharap aku mati secara mendadak terkena serangan jantung ya ...tuhan cabut nyawaku agar pernikahan ini tidak terjadi.gumamnya dalam hati.

Gumam Nayla dalam hati hanya doalah langkah terakhirnya.

Nayla larut dalam doa-doanya tak terasa dia telah ada didepan kantor pencatatan pernikahan.

"Ayo turun Nay" Ajak Dika membuyarkan lamunan Nayla menggulurkan tangannya.

"Ia kak" Jawab dengan tak bersemangat ia menarik nafas panjang, menyambut tangan Dika, keluar dari mobil dalam keadaan ragu-ragu seperti tak ingin turun dari mobil .

Di sana sudah menunggu calon suaminya berdiri dengan gagah wajah tampannya, terlihat bersinar memakai kemeja putih, tersenyum penuh kebahagian melihat calon isrtinya turun dari mobil didamping Dika dan Endy, di belakang Aska berdiri dua lelaki paruh baya dia adalah pak Chan dan seorang pengacara yang akan menjadi saksi pernikahan mereka, yang akan membuatkan surat waris untuk Aska bahwa Nayla adalah istri Aska yang sah dan sebagai istri dia akan menjadi pewaris seluruh kekayaan Dirgantara Mitra jika terjadi sesuatu padanya .

*******

Setelah masuk keruangan pencatatan sipil, untuk mencatatkan pernikahannya dan keluar setelah 1 satu jam, mereka telah resmi menikah dan keluar dari gedung telah menjadi sepasang suami-istri yang sah, semua wajah terlihat bahagia dan lega namun tidak dengan Nayla, senyum bahagia tersirat diwajah Aska. Ia telah mengikat Nayla dengan tali pernikahan, akhirnya penantiaan panjangnya terbayar sudah dengan hasil yang diharapkan, sedangkan di sampingnya Nayla hanya terdiam gurat kesedihan terpancar di wajahnya ia masih tidak menyangka sekarang dia benar-benar menjadi istri tiang listrik ini.

"Selamat atas pernikahannya tuan, semoga bahagia selamanya" Pak Chan memeluk Aska lalu berbisik "Akhirnya tuan memilikinya, kalian telah sah menjadi sepasang suami-istri" Ujar pak Chan yang selalu mendengarkan curhatan Aska bagaimana dia menuggu gadis itu.

"Terima kasih pak Chan" Aska memeluk laki-laki itu.

Endy maju memeluk Aska.

"Selamat ya brother atas pernikahamu, akhirnya kau menikah dengan bule Jerman, bahagiakan dia, ingat jaga dia, jangan buat bule Jerman marah atau jurusnya akan keluar Ha....ha....ha...." Memberi pesan namun menyelipkan ledekan untuk Aska

"Ia, makasih banyak brother, kau tenang saja aku sudah tidak takut dengan jurusnya itu dia sudah jadi milikku " Tersenyum bangga masih memeluk Endy.

"Sungguh .....kau sudah tidak takut dengan jurus itu, bagaimana kalau jurusnya dia ganti dengan jurus baru, aku tidak mau tidur denganmu malam ini......Ha.....ha...." Ledek Endy lagi.

Aska lalu melepaskan pelukakan Endy, lalu memukul perut Endy pelan" Sialan kamu mau kuhajar ya" Aska tersenyum kecut tidak suka mendengar jurus baru Nayla

Endy lalu memeluk Nayla yang ada disamping Aska mengucapkan selamat.

"Selamat ya bule Jerman semoga bahagia, langgeng terus, jadi istri yang baik, semoga cepat punya anak, terus kalau kamu kesal padanya keluarkan saja jurus andalanmu itu, dia tidak akan berdaya di hadapanmu...he...he.."Ledek Endy.

"Aku akan pasti sangat kehilangamu, aku akan merindukanmu" Endy terus memeluk Nayla erat memberi nasehat dan doa untuk Nayla ia sengaja memeluk Nayla lama karena ingin melihat expresi lucu Aska yang tidak suka.

"Endy jangan lama-lama memeluknya, dia istriku sekarang" Agak kesal, Aska berwajah masam mulai protes dan aksi lucu itulah yang ingin dilihat Endy.

"He..he...kau gila yah!Aku kan cuma memberinya selamat, posesif banget sih nih tiang listrik" Endy membela diri.

Aska menghampiri dika memeluknya.

"Aku sudah menyerahkan adik kesayanganku padamu jaga dia dengan baik" Ujar Dika.

"Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjaganya dengan nyawaku, kamu tahukan bagaimana duniaku jika dia tak ada bersamaku" Bisik Aska meyakinkan Dika bahwa jika Nayla sedih dia juga akan terluka.

Dika beranjak memeluk adik kesayangan memeluknya erat.

"Jadilah istri yang baik Nay, terimah kasih selama ini kau telah menjadi adik yang baik untuk kakak" Dika dengan nada suara berat matanya berkaca-kaca. Nayla meresapi pelukakan kakaknya ia meneteskan air mata.

Setelah saling mengucapkan selamat mereka berdua lalu pulang kerumah Dika. Di sana Caren dan Serena sudah menyiapkan pesta kecil untuk Aska dan Nayla diruang tamu semua telah terhidang makanan, minuman,serta minuman beralkohol untuk tiga pemuda itu. mereka ingin merayakan pernikahan ini.

Sesampainya di rumah Nayla berjalan masuk pertama disambut Caren dan Serena

"Hai Nay selamat ya" Caren memeluk Nayla namun pelukan itu tidak di balas Nayla.

"Sini peluk kakak juga" Melepaskan pelukkan Caren lalu menghadap Serena ia hanya terdiam lalu bergegas masuk kedalam kamarnya.

"Nay kamu mau kemana, kami sudah menyiapkan pesta untukmu" Teriak Caren namun tidak diidahkan.

Aska, Dika, Endy masuk ke dalam rumah ia mendengarkan teriakan Caren memanggil Nayla.

"Biarkan dia, dia butuh waktu menerima ini semua" Ujar Dika lalu duduk di sofa yang di depannya sudah terhidang makanan dan minuman, di ikuti Aska, Endy semuanya duduk bersama larut dalam kegembiraan, bersulang untuk pernikahan Nayla.

"Selamat ya Aska akhirnya penantiaan kamu menunggu selama tiga tahun bule Jerman akhirnya berakhir" Senyum Caren yang duduk disamping Dika dan Serena

"Terima kasih Caren setelah sekian lama, ia akhirnya menjadi milikku" Tersenyum bangga.

"Bagaimana Caren kamu juga mau menyusul Nayla dan Aska? aku akan menikahimu kapan pun kau mau " Goda Dika menatap Caren.

"Tidak akau belum siap menikah saat ini, aku ingin berkarir dulu" Jawab Caren.

"Endy bagaimana kalau kita juga menyusul Nayla dan Aska" Goda Serena yang duduk disebelah Endy.

"Aku tidak mau menikah seumur hidupku" Jawabnya ketus sambil menenggak minuman beralkohol keceriaan yang biasanya tampak tak terlihat kali ini.

"Maksudmu kau akan menjadi jomblo seumur hidup mu .....ih dasar jones" Dika mengejek.

Ha...Ha...Suara tawa terdengar nyaring, mata Aska terus menatap pintu kamar Nayla berharap istrinya keluar membaur dengan mereka karena ia seperti kecanduan melihat wajah Nayla ia selalu rindu dan ingin melihatnya terus.

"Aska ayo minum" Tawar Serena sambil menuang minuman di gelasnya.

"Tidak, aku sudah tidak akan minum alkohol lagi mulai hari ini " Aska menolak Serena.

"Kenapa kau takut dengan istrimu sekarang ....ha...ha...ha.." Ledek Caren disambut tawa mereka.

"Aku sudah menikah, jadi sudah kuputuskan untuk berhenti mabuk-mabukan lag,i Nayla bisa marah nanti jika aku mabuk apalagi sampai muntah" Jawab Aska wajah tampanya terlihat malu.

"Benar....benar....Seorang Presdir Dirgantara takut banget sih sama istrinya ..." Caren terkekeh

"Walaupun dia presdir cuma Nayla yang yang bisa membuatnya tak berdaya, bahkan dia rela seperti tukang ojek yang selalu mengantar Nayla ke sekolah bahkan Nayla memanggilnya tiang listik ...he...he.." Ledek Dika membuat orang terkekeh.

Endy terdiam dari tadi tidak menimpali satu katapun.

"Endy hentikan kau sudah banyak minum" Serena mengingatkan Endy mengambil gelas yang dipegangnya.

"Jangan hentikan aku, aku masih ingin minum" Nada suaranya seperti orang mabuk

"Endy hentikan kau sudah sangat mabuk" Aska menggambil minuman Endy menaruhnya di bawah meja.

Mereka larut dengan perbincangan mereka bercanda tertawa bahagia saling meledek.

"Sudah sore Aska pulanglah bawa Nayla ikut bersamamu " Ujar Dika

"Apa dia telah siap ikut bersamaku " Tanya Aska.

"Siap tidak siap dia, harus ikut bersamamu sekarang kau adalah suaminya, aku akan memanggilnya" Menepuk bahu Aska lalu berdiri menuju kamar Nayla ia menarik nafas panjang karena sepertinya dia akan berdebat lagi dengan adikknya.

.

.

.

.

like,coment,vote.Ya