Queensa

Mom Rose baru rilis karya baru lagi nih bestie tercintaaaah...

Judulnya "Love After Disaster"

Ini nih penampakannya...

Semilir angin yang berhembus, sesekali tampak menerpa rambut panjang gadis cantik itu. Dia berdiri di dekat pos satpam yang sudah kosong sejak satu jam yang lalu, sambil terus menengok jam di pergelangan tangannya.

"Kenapa tidak ada satu pun angkutan umum yang lewat?" Gadis cantik bernama lengkap Arneta Anindita itu terlihat sangat gusar.

Karena tidak sabar menunggu datangnya angkutan umum yang biasa dia tumpangi, Arneta pun memilih untuk pulang ke rumah dengan berjalan kaki.

Hari yang sudah mulai gelap, membuat Arneta khawatir dia akan terlambat sampai di rumah jika terus menunggu di sana. Dan tentu saja jika hal itu sampai terjadi, maka bisa di pastikan dia akan dimarahi lagi oleh ibunya.

Ini semua terjadi karena Arneta harus mengikuti rapat OSIS untuk membahas kegiatan jeda semester, yang ternyata berlangsung sangat lama dan membuatnya pulang sesore ini.

Jika saja Arneta tau kalau tidak ada angkutan umum yang lewat di jam segini, dia pasti akan meminta salah satu temannya yang tadi berangkat sekolah dengan mengendarai motor, untuk mengantarnya pulang.

Sepanjang perjalanan, Arneta tidak ada orang lain di sekitarnya. Selain karena daerah ini masih masuk ke kawasan pedesaan, di mana jarak antara rumah satu dan yang lainnya cukup jauh, mungkin juga karena hari yang memang sudah menjelang malam. Dan tentu saja kebanyakan orang-orang sudah berdiam di rumah mereka masing-masing.

Dan Arneta pun semakin gelisah kala dirinya, harus melewati kawasan yang hanya ada area tanpa pemukiman penduduk, "Aduh... sudah hampir satu jam aku jalan, jam berapa aku baru sampai di rumah kalau gini caranya? Mana sepi banget lagi, yang ada cuma kebun semua."

Arneta mempercepat langkahnya, sambil terus berharap akan ada taksi atau apa pun yang bisa membantunya cepat sampai di rumah.

Dan sesaat setelahnya, Arneta pum mendengar suara deru mesin mobil dari arah belakang yang sedang mendekat ke arahnya.

Arneta memicingkan matanya, dan memastikan kendaraan apa yang sedang melaju kearahnya itu. Namun ternyata itu bukanlah angkutan umum seperti apa yang dia harapkan, melainkan sebuah mobil mewah dengan sorot lampu mengarah kepadanya.

Suara mobil semakin terdengar jelas, membuat Arneta yakin jika kendaraan tersebut semakin mendekat kearahnya dengan laju kendaraan yang terlihat tidak stabil.

"Arghh!!!" Arneta berteriak, jantungnya berdegup kencang dengan mata yang dia pejamkan.

Suara dua buah benda yang saling bertabrakan terdengar memekakkan telinga.

Karena merasa dirinya masih baik-baik saja, perlahan Arneta membuka matanya. Ternyata pengemudi mobil itu membanting setir ke arah lain, dan membuatnya menabrak sebuah pohon besar yang menyebabkan keluarnya kepulan asap dari mobil itu.

Arneta menyaksikan pemandangan itu dengan tangan yang gemetar ketakutan, dan degup jantung yang bergemuruh. Arneta pun memberanikan diri untuk menghampiri mobil itu, dan melihat kondisinya.

Arneta berlari kecil menghampiri mobil itu. Dia mengintip melalui kaca mobil itu, dan samar-samar dia melihat, si pengemudi itu masih bergerak, "Dia masih hidup!" seru Arneta.

Hal pertama yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah, dia harus menolong orang itu. Arneta berlari ke tepi jalan dan mencoba mencari bantuan. "Tolong!" teriaknya dengan sekuat tenaga.

Namun tampaknya tempat itu benar-benar sepi dan tidak ada orang yang lewat sama sekali, membuat Arneta hampir saja putus asa.

Namun di saat yang sama, Arneta melihat sorot lampu mobil yang mendekat kearahnya. Dia melambaikan tangannya dan mencoba menghentikan mobil itu, "Tolong, berhenti! Ada orang yang kecelakaan di sini!"

Namun mobil itu justru terus saja melaju dengan kecepatan tinggi, melewati Arneta begitu saja dan terlihat sama sekali tidak menghiraukan teriakan Arneta.

"Hei! Berhenti!" Arneta masih berusaha meminta bantuan, namun tetap saja gagal. Mobil itu terus melaju dan semakin menjauh dari tempatnya.

Dengan kesal, Arneta kembali menghampiri mobil yang hampir menabraknya tadi. Dia mencoba membuka pintu mobil, dan ternyata pintu itu tidak dikunci.

Untung saja mobil itu di lengkapi dengan airbag yang membuat kepala si pengemudi tidak terluka akibat benturan.

"Hey, bangunlah!" Arneta menepuk bahu pria itu untuk menyadarkannya.

Lelaki itu mengangkat perlahan kepalanya.

"Syukurlah anda masih sadar!" Akhirnya Arneta pun bisa bernafas lega saat ni.

"Apa kamu baik-baik saja?" dia bertanya untuk memastikan keadaan lelaki itu, sambil memegangi bahunya untuk mencoba mengeluarkan pris itu dari dalam mobil.

Namun postur tubuh Arneta yang tergolong kecil, membuatnya sedikit kewalahan. Apalagi lelaki itu tampak sempoyongan dan tidak dapat menahan tubuhnya sendiri dengan benar.

Namun tiba-tiba saja pria itu melepaskan tangan Arneta dari tubuhnya, "Siapa kamu?!" tanyanya sambil mencengkram bahu Arneta dengan sedikit kasar.

"Aku cuma mau nolongin kamu! Lepas, sakit tau!" seru Arneta sambil berusaha melepaskan diri dari tangan besar yang tengah menahannya. "Lepaskan!"

Namun di luar dugaannya, pria itu justru menarik Arneta dan menjatuhkannya di rerumputan. Dia pun berusaha bangkit, namun sayangnya lelaki itu lebih dulu mengungkung tubuh mungil Arneta.

"Lepas!" teriak Arneta yang merasa semakin ketakutan.

*********

Penasaran seperti apa kelanjutannya? Yuk di intip😍

Jangan lupa buat tinggalin like, komen, masukin favorit dan lempar-lemparin bunga, kopi serta votenya ya guys...

Matur nuwun...😆

Terimakasih...😆