NovelToon NovelToon
Pengobat Luka Hati Sang Letnan

Pengobat Luka Hati Sang Letnan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikahi tentara
Popularitas:163.5k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar


Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.

Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.

Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.

Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?

Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?


Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".

Jangan lupa like, komen dan Vote juga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Sedih Berjamaah

     Setelah kepergian Dallas untuk menemui Disti atas informasi anak buahnya yang dinilai akurat, Syafana dan keluarga besar masih berada di tempatnya. Isak tangis masih belum reda. Bu Sarma, Bu Delima, serta Daisya tidak putusnya menguatkan Syafana. Sedangkan Lala, Amira juga si kembar berada di belakang mereka, semua merasakan kesedihan yang sama.

     Sementara Pak Syakir, saat ini sedang menghadapi tamu undangan yang mulai berpamitan setelah menikmati hidangan, mereka tidak lupa mengucapkan terima kasih serta ucapan prihatin.

     Cobaan ini terasa berat bagi Syafana dan keluarga besar, dia tidak habis pikir kenapa Seira melakukan hal keji ini?

     "Sya, kita semua merasakan kesedihan dan kekecewaan yang dalam atas perbuatan gadis itu. Tapi, kita juga harus kuat untuk menguatkan Sakala. Ayo, kita temui Saka. Mbak belum melihat lagi Saka keluar sejak Pak Penghulu pulang. Mbak takut terjadi apa-apa terhadap Saka." Daisya meraih bahu Syafana untuk memberi kekuatan.

     "Betul, Sya. Apa yang dikatakan Mbak Daisya benar adanya. Kita harus kuat demi menguatkan Saka. Kalau kita rapuh dan sama-sama hancur, lalu siapa yang akan menguatkan Sakala? Pergi dan cari Saka, dia pasti butuh kamu." Bu Sarma menimpali seraya meraih bahu Syafana.

     Syafana masih terisak, dia bukannya cengeng. Namun, rasa kecewa di dalam hatinya seakan-akan memaksanya untuk terus meneteskan air mata. Mungkin sebelum dadanya merasa plong, air mata itu masih akan keluar.

     "Betul kata Mbak Dais dan Ibu, aku harus lebih kuat untuk menguatkan Sakala. Tapi, ibu mana yang tidak menangis menerima perlakuan yang keji seperti ini? Gadis itu sengaja ingin mempermalukan Sakala dan keluarga ini. Dan jika terbukti Seira merupakan kerabat atau anak dari kakaknya Bidan Dista, itu artinya dendamnya telah berhasil dia balaskan."

     Syafana mulai menyeka air matanya, tubuhnya bangkit lalu melepaskan cengkraman tangan Daisya maupun Bu Sarma. Dia berjalan melewati kursi tamu yang sudah berjajar rapi.

     Dalam bayangnya, tamu-tamu itu mulai serius menyaksikan ijab kabul yang akan dilakukan Sakala. Sorakan mulai terdengar, tatkala teriakan sah setelah Sakala selesai mengucapkan ikrar ijab kabul di depan penghulu, diperdengarkan.

     "Sahhhhh."

     Namun, semua hanya bayangan semu, kebahagiaan itu musnah sudah. Tawa gembira Seira dan keluarganya terutama Bidan Dista justru terdengar seakan menggema di seluruh ruangan gedung yang kini seakan ikut menertawakan kesedihan yang dirasakan Syafana.

     Syafana masih berjalan di lorong antara kursi di samping kiri dan kanannya dengan beralaskan karpet merah, tadinya lorong itu merupakan tempat berjalannya mempelai perempuan yang digiring menuju meja ijab kabul oleh para gadis pagar ayu. Kini bagai alas yang ikut menertawakan langkah gontai Syafana.

     Semua hiasan dan dekorasi di dalam gedung itu, juga seakan ikut menertawakan kesedihan yang dirasakan Syafana. Hidangan yang kualitas nomer satu yang tadi sempat menggugah selera makan pun, kini bagai racun yang siap melemahkan sistem syaraf di sekujur tubuh Syafana.

     Syafana berlari menjauh dari tempat itu, menyembunyikan derai air mata yang kini akan tumpah kembali.

     Tiba di ruangan sunyi, di lorong menuju toilet gedung itu, Syafana berhenti, lalu ia berteriak memanggil Sakala.

     "Kaaaa, kamu di manaaaa?" teriaknya menggema diiringi isak tangis. Sia-sia, teriakannya seakan tidak didengar siapapun, Syafana berjalan menuju ujung lorong gedung itu mencari Sakala, ia yakin Sakala ada di sana menyendiri dan menyepi. Atau bahkan kini dia sedang menangis meraung-raung. Syafana tahu seperti apa Sakala, dia sering menyendiri dan menangis jika sedih.

     Langkah Syafana memelan, kala ia mendengar beberapa suara yang seolah-olah sedang menenangkan seseorang. Syafana segera menghampiri arah suara itu saat sebuah teriakan mulai terdengar dan frustasi.

     "Akkkkhhhhhhgggg,"

     "Kakaaaaaa."

     Syafana berlari menghampiri sang putra yang berteriak sembari memukul-mukul tinjunya di tembok. Di sampingnya Arka dan Maslahat berusaha melerainya.

     "Hentikan. Jangan sakiti lagi apapun bagian tubuhmu, hanya karena perempuan penipu itu," desis Syafana seraya menarik lengan Sakala lalu berusaha merangkulnya, sehingga tak pelak sebuah tinju mengenai lengan Syafana tidak terhindarkan lagi.

     "Tante," teriak Arka, Maslahat juga Amara seraya menghampiri Syafana yang terhuyung karena menahan sakit di lengannya. Sakala ikut terkejut, wajahnya yang sejak tadi sudah berderai air mata, kini merasa bersalah dan bertambah sedih.

     "Mama," ucapnya sembari meraih lengan Syafana. "Maafkan Saka, Ma," ucapnya seraya mengangkat lengan sang mama yang memerah akibat tinjunya sekuat tenaga. Wajah Syafana terlihat meringis, membuat Sakala semakin merasa bersalah. "Mama, maafkan Saka, Ma," ulangnya seraya memeluk Syafana penuh sesal. Sakala menangis di dalam pelukan sang mama nyaris seperti Sakala kecil.

     Arka, Amara dan Maslahat menatap haru menyaksikan keduanya yang kini saling menumpahkan perasaan sedih dan kecewanya.

     Sesaat kemudian, "Mama, maafkan Saka, Ma. Saka tidak sengaja." Sakala melerai pelukan sang mama, seraya meraih lengan Syafana kemudian dirabanya, Syafana meringis betapa sakitnya bekas tinju yang ia timpakan tidak sengaja tadi. Dan lengan itu kini membiru. Hati Sakala teriris, gara-gara meratapi kehancuran atas perbuatan Seira, kini dia harus melihat lengan sang mama membiru gara-gara tinju salah sasarannya.

     "Ya Allah, ampuni Saka, Ma. Demi Tuhan, Saka tidak bermaksud menyakiti Mama." Sakala menatap lengan itu lalu dibawa mendekati mulutnya kemudian ditiup-tiup berharap rasa sakit itu hilang dari sang mama.

     "Sudah, tidak apa-apa. Mama tidak apa-apa merasakan sakit, asal Kaka tidak," ujarnya berbalik menguatkan Sakala, meskipun rasa sakit di lengan dan hati masih tidak bisa disembunyikan begitu saja.

     "Saka harus segera hapus air mata ini. Mama tahu, ini tidak mudah. Mama tahu ...." Kalimat Syafana terputus, ia kembali memeluk Sakala, tidak tega rasanya melihat wajah Sakala semerana itu.

     Syafana tahu, ini kali kedua ia melihat wajah Sakala sedih seperti ini. Dulu ia sempat bermuram durja karena takut Dallas yang dipukulinya meninggal, karena akibat pukulan di area rusuk, membuat keadaan Dallas memburuk. Lalu kini, imbas dari perbuatan Seira, Sakala kembali memperlihatkan wajah yang muram, bahkan lebih muram dari saat itu.

    "Kita menuju ruangan akad nikah, maksud mama, kita hampiri keluarga besar. Mereka semua mengkhawatirkan Kaka." Meski hatinya ikut perih, akan tetapi Syafana harus berpura-pura tegar, sebab yang lebih penting baginya adalah menguatkan Sakala.

     Sakala dibawa keluar dari ruangan itu, dipapah Syafana dan Maslahat di sisi kiri dan kanannya. Sementara Arka dan Amara mengikuti dari belakang.

    Tiba di ruangan yang tadinya akan jadi tempat ijab kabul, suasana terlihat mendung. Semua seakan sedang merasakan sedih dan kecewa berjamaah. Keceriaan itu benar-benar sirna. Senyum dari bibir semua orang berubah jadi tarikan nafas kecewa.

1
Visencia Alingga
Lah si kampret, elo dl yg bikin sakit, bikin malu kel dia jg. Skrg lo ngeluh. Ga sehat org ini wlwpun prnah kerja jd nakes
/Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
EmbunCahaya
Ga mau bantu mikir ah...mikir sendiri aja....hahaha
EmbunCahaya
Berasa korban ya sei...wkwkwwk
EmbunCahaya
Idih...ketularan si tante kayaknya atau krm kepalang basah
Rina
Ajak Lavanya aja Saka soalnya Lala mau pergi sama pacarnya 🫢🫢🫢
Dina Faiqotul Halwa
sebagai pembelajaran, bahwasanya sebelum melangkah lebih jauh maka dicari tau dulu segala asal usul nya. klo kata org Jawa bibit, bebet, bobot hrs jelas, klo kata islam sekufu. itu semua hrs jelas😁
good job for, sukses selalu
Lina Zascia Amandia: Iya betul bgt. Trmksh atas komennya Kak.
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
lavanya saja, saka. sekalian PDKT
Tiara Bella
Lavanya aja sakala yg diajakin....pamer sekalian
Boby The Blind Massage Entertaiment AND Freelance (BOBY_freelance)
Lavanya dong.
dyah EkaPratiwi
Lavanya aja dong saka
⍣⃝ꉣꉣBulan❀∂я
Semangat Saka, bikin Lava tertarik padamu ya 👍😄
Esther Lestari
Ngapain kamu marah kalau Sakala sudah dapat pengganti mu Seira.

Ajak Lavanya aja ke undangannya Arka
Eva Tigan
Ajak Lavanya dong Sakala..bermula dari pacar boongan jadinya akan jadi pasangan hidup yang akan dibawa ke pelaminan
rohmah rahayu iswari
ye si seira giliran di putus sandi ngareoin Salala wkwkw bener" otaknya miring gara" Dista🤣😭...
EmbunCahaya
nah...mba othornya tebak2an lagi nih...😄
Lina Zascia Amandia: Hehehheheh... biar seru.
total 1 replies
🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я
Besok bu guru diajak jalan-jalan lagi ya Saka, hehehe😃
Al Fatih
Siapa ya yg manggil bang Sakala....,, semoga bukan seira ...,, merusak suasana sj.
Paris Sutiawan
Nah siapa tu yg manggil
Eni rochaeni
mulai ada benih2....rupanya pa tentara,?
GAsKEUN pa tentara💪💪💪
Julia Juliawati
smpe searching di mbh car bunga dahlia ky mana🤣🤣
Isna Wati: lanjut thor
Lina Zascia Amandia: Wkwkkw.... udah ketemu Kak... bagus ya indah? Saya suka bunga Dahlia.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!