NovelToon NovelToon
Fix You Heal Me

Fix You Heal Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Ditipu tidak membuat kadar cintanya berkurang malah semakin bertambah, apalagi setelah tau kejadian yang sebenarnya semakin menggunung rasa cintanya untuk Nathan, satu-satunya lelaki yang pernah memilikinya secara utuh.
‎Berharap cintanya terbalas? mengangankan saja Joana Sharoon tidak pernah, walaupun telah hadir buah cinta.. yang merupakan kelemahan mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

◉ 20

"Tolong jangan lakukan, Victor. Aku mohon." Rintih Joana bersimbah air mata. Wajahnya terlihat kacau, terdapat memar di kening, dan sudut bibirnya. Entah setan apa yang merasuki pria itu sehingga membuatnya buta, tidak menaruh iba sama sekali.

"Kau sangat menyedihkan sekali, sayang." Victor semakin mencengkram rambut Joana, ia menyeret Joana sampai ke kamar lalu mendorong tubuhnya ke tempat tidur. Dengan cepat, ia mengungkung tubuh Joana, menghimpit dengan kedua kakinya yang berada di sisi dan menduduki gadis itu.

Srekk...

Dengan sekali tarikan, dress yang dikenakan Joana sobek memperlihatkan tubuh atasnya. Victor menelan saliva seraya melayangkan tatapan lapar penuh gai^rah. "Tubuhmu sangat indah, sayang."

"Menyingkirlah, brengsek!! aku bersumpah akan membuatmu menyesal!!" Joana meronta, memukul dada Victor bekali-kali. Ia ketakutan, sungguh. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya, masa depannya jika kehormatannya direnggut dengan cara biadab. Joana histeris, Ia menangis, tapi tidak diindahkan Victor. Pria itu sudah diperbudak oleh nafsu.

Victor menangkap kedua tangan gadis itu dengan satu tangannya lalu menariknya ke atas. "Lepaskan aku Victor!!" Teriak Joana.

"Aku tidak mau, sayang. Sebentar lagi kau akan menjadi milikku." Victor menyeringai. Ia memulai mengendus dan mencium leher gadis itu seraya menurunkan satu tangannya, menjamah tubuh mulus Joana.

"Help!!" Teriak Joana. Seolah menyambutnya, Nathan yang baru membuka pintu apartemen Joana menggunakan kunci duplikat pun merengsek masuk lalu mendorong pintu kamar Joana yang sedikit terbuka.

Tatapannya sangat tajam. Rahangnya mengetat dengan kedua tangan yang berada disisi tubuhnya terkepal erat. Ia begitu murka, darahnya mendidih ketika melihat Joana meronta di bawah kungkungan Victor dan pria itu dengan kurang ajarnya mencumbu Joana.

"Brengsek!!!" Pekik Nathan yang sudah dikuasi amarah. Ia menarik kencang bahu Victor membuat pria itu berbalik menghadapnya.

BUGH..

Nathan melayangkan tinjunya tepat mengenai hidung Victor. Victor pun terjatuh dan darah segar mengalir dari hidungnya.

Victor menengadahkan kepalanya selaras dengan gerakan jemarinya mengusap hidungnya. "Tuan Nathan." Lirihnya. Ia terkejut dengan adanya pria itu.

Nathan meraih pakaian Victor, mencengkram kuat hingga tubuh pria itu sedikit terangkat. "Kau benar-benar bajingan!" Pekik Nathan. Ia melayangkan lagi tinjunya di pipi Victor.

Victor terpelanting ke belakang. Nathan segera menerjang Victor. Ia meluapkan amarahnya dengan menghajar pria itu secara membabi buta, tanpa ampun. Bahkan ia mengabaikan erangan kesakitan pria itu.

Dua security yang mengikuti Nathan pun datang, mereka langsung menarik tubuh Nathan agar menjauh dari pria itu. "Lepaskan aku!" Pekiknya.

"Hentikan Tuan! Anda bisa membunuhnya." Ujar salah satu dari mereka membuat Nathan tersadar.

Nathan terdiam seraya mengatur deru napasnya yang tidak beraturan. Samar-samar, ia mendengar tangisan Joana, ia pun berbalik mendekati gadis itu dan membiarkan security itu mengamankan Victor.

Nathan meraih selimut, lalu menutupi tubuh gadis itu. "Joana.. " Diusapnya kepala Joana membuat gadis itu mengangkat kepalanya, dan tatapan mereka beradu.

"Na-Nathan." Sahutnya. Bibirnya pucat dan bergetar.

"Iya, ini aku." Nathan membelai wajah Joana, mengusap air mata gadis itu yang tidak hentinya mengalir.

"Aku takut." Lirih Joana berurai air mata. Nathan segera menarik gadis itu untuk masuk ke dalam dekapannya. Ia memeluk dengan erat seolah menyerap semua ketakutan Joana. "Sst.. Jangan takut. Aku disini." Ucapnya dengan nada lembut sembari mengusap punggung Joana.

Tangisan Joana akhirnya pecah, gadis itu meluapkan kesedihannya.

.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, sudah 4 jam Joana tertidur dan kini ia terbangun. Joana merotasi pandangannya, ia tidak menemukan keberadaan Nathan. Apa Nathan sudah pergi? hembusan napas dibuangnya. Perasaannya kembali memburuk. Ia tidak ingin sendiri. Ia ingin ada seseorang yang menemaninya kali ini. Tapi sepertinya itu tidak mungkin.

Joana buru-buru mengambil ponsel, berencana menghubungi Adiknya. Mungkin saja setelah mendengarkan suara adiknya, kegelisahannya berkurang. Namun, pintu kamarnya terbuka, Joana berjengit kaget. Dengan gerakan cepat, Joana menoleh ke arah pintu. Sontak membuat Joana menyunggingkan senyuman begitu melihat sosok pria yang dicarinya tadi. Seketika rasa takutnya memudar. Adanya pria itu membuat ia merasa aman.

"Aku pikir kau sudah pulang, Nathan." Joana melihat Nathan berjalan ke arahnya.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Nathan yang dibarengi senyuman terbaiknya yang sangat memukau. Ia mendaratkan bokongnya duduk di dekat Joana.

"Sudah jauh lebih baik, Nathan. Terimakasih."

Nathan tersenyum lembut. "Besok pagi aku akan mengantarmu ke kantor polisi, untuk memenuhi panggilan. Pukul 10 kita berangkat."

"Iya, Nathan."

"Aku akan mengompres lukamu."

"Sebentar, aku ingin ke kamar mandi dulu." Joana mengeluarkan kaki dari balik selimut dan menurunkannya, menyentuh lantai.

Nathan mengangguk. Pria itu juga beranjak saat mendengar bell apartemen Joana berbunyi. Ia menerima Pizza yang dipesannya tadi untuk menu makan malam mereka.

Klik..

Pintu di dorong Joana dari dalam. Dilihatnya Nathan duduk di sofa tengah menunggunya.

"Kemari-lah, " Perintah Nathan seraya menepuk sisinya yang kosong, meminta gadis itu duduk. Sesuai perintah Nathan, Joana melenggang keluar dari kamar mandi, lalu duduk di samping pria itu. Ia tidak mempunyai alasan untuk menolak kebaikan yang ditunjukkan Nathan. Terlebih ia menyaksikan bagaimana tadi Nathan datang untuk menolongnya. Jika tidak ada pria itu, ia tidak akan tau nasibnya seperti apa sekarang ini.

Nathan mengulurkan tangannya, menyentuh pelan memar di sudut bibir Joana. "Apa ini terasa sakit?" Melihat jelas luka di wajah Joana membuat Nathan kembali murka. Ingatan ketika Joana meronta di bawah kungkungan Victor, muncul di benaknya.

Tidak ada ampun untuk Pria itu. Victor harus membayar apa yang telah dia lakukan kepada Joana. Nathan bersumpah akan membuat pria itu mendekam di balik jeruji besi untuk waktu yang lama.

"Tidak." Sahut Joana berbohong.

Apa Nathan akan percaya dengan jawabannya? tentu saja tidak. "Benarkah?" Nathan dengan sengaja menekan luka itu membuat Joana meringis kesakitan.

"Sh..akh.. Apa yang kau lakukan!?" Joana menepis tangan Nathan.

"Aku hanya ingin membuktikan, apa lukamu sakit atau tidak. Ternyata masih sakit. Kau telah berbohong, Nona." Nathan tersenyum. Tangannya bergerak, mengompres luka Joana, lalu menekannya dengan pelan..

"Aku berencana mencari apartemen baru." Ya, demi kenyamanannya, Joana berencana pindah ke tempat yang baru. Selain unit yang ditempati terlalu besar, Joana ingin meninggalkan tempat yang menjadi saksi peristiwa buruk yang dialaminya. Ia ingin melupakan peristiwa itu.

Nathan meletakan kompresnya ke dalam wadah setelah Ia mengobati Joana. "Bagaimana jika kita tinggal bersama?"

Meskipun di negara mereka tinggal satu atap tanpa adanya pernikahan itu dilegalkan, tapi entahlah Joana tidak tertarik akan hal itu. "Aku tidak mau. Lebih baik kau membantuku mencarikan apartemen, dengan harga yang miring."

"Oke.. Secepatnya aku akan mencarikan apartemen untukmu. Apa kau sudah lapar, Joana?"

"Sudah, Nathan."

"Sebaiknya kita makan, setelah itu kau kembali beristirahat."

"Apa kau akan pergi?"

"Tidak Joana, aku akan disini. Menemanimu." Nathan menyentuh pipi Joana, melabuhkan kecupan di puncak kepala gadis itu. "Ayo kita keluar."

1
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️🍻
eeehhhhh 😆
¢ᖱ'D⃤ ̐ᵃⁿⁱᵉՇɧeeՐՏ🍻
sabar Nathan biarkan Joana mandi dulu biar rileks
¢ᖱ'D⃤ ̐ᵃⁿⁱᵉՇɧeeՐՏ🍻
kalau gugup mesti mules perut ya jo
¢ᖱ'D⃤ ̐ᵃⁿⁱᵉՇɧeeՐՏ🍻
siap gak siap harus siap aduhh gimana sih bingung
🍭ͪ ͩLimas
aku juga
ehh
joana yaa ... bukan aku /Facepalm/
🍭ͪ ͩLimas
yaahh ... nathan keburu datang, jo
dia bisa melihat kamu hanya pkaai handuk
tapi
gpp jo.... kan biar gampang ehemnya/Facepalm/
🍭ͪ ͩLimas
reader udah siap belum nih🤭
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
iya aku sudah siap lahir batin🤭
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
awas susah lepas nya🚶‍♀️
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
ehmmm mau langsung buka segel kah bang😅
🍁 ¢ᖱ'D⃤ ̐Nuyy ☕🏠⃟🌹
Widih langsung tancap gas aja nih,tanpa babibu lanjuttt
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
guling mana guling nih ....
beb pulang beb...🚶‍♀️🚶‍♀️🚶‍♀️
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
nah kan langsung digrep... daritadi udah nahan sekarang tambah gak tahan liat Jo yg begini 🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
gak perlu pake pakaian percuma nanti juga pada lepas, memudahkan Nathan bekerja juga 🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
klo berbalik tambah gak amanlah tuh liat pemandangannya 🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
deg deg deg bikin jantung tambah gak aman 😅
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
bakal tambah gak aman jantung dan matamu Nat 🤭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
Nathan udah gak sabar Jo makanya gak mau melepaskan 🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
yg ada ritual bersih2nya jadi lama karena banyak plusnya 🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
kudu siap dong apalagi tempatnya udah romantis gini sayang kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!