Rank 1 Terpopuler / Tamat dalam tagar #Spiritual (1/1/2022)
Menikah untuk Ibadah dan kebahagiaan orang tuanya, itulah tujuan awal Kinan menerima lamaran seorang dokter yang datang padanya. Akan tetapi bukan bahagia yang Kinan dapatkan, melainkan sebuah pengkhianatan.
Perasaan Kinan hancur, terluka dan kecewa.
Hingga seorang laki-laki bernama Dude Danuarta datang. Niat awal hanya memberikan selamat pada suster yang sudah merawat anaknya.
Namun takdir bekerja tanpa perkiraan. Pria itu malah menawarkan diri untuk menikahi Kinan Adelia. Pria yang Kinan tahu sudah memiliki pasangan dan seorang anak.
Takdir Cinta Kinan ~
Karya Apple Cherry
Murni dari pemikiran author.
Jangan dicopas tanpa izin. Terima kasih :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apple Cherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
022 : Makan Siang
Mulai saat ini kamu sepenuhnya milik suamimu, Ki. Berbaktilah pada suami kamu, jangan membantahnya, apalagi mendurhakainya. Baktimu pada suamimu kelak dapat menolong ibu di akhirat sana, kamu paham kan?
Itu yang dikatakan Halimah pada Kinan. Meski berat, karena ini pertama kalinya Kinan tidak tinggal serumah dengan ibunya. Dude meminta Halimah untuk tinggal bersamanya nanti sepulang dari rumah sakit, tapi wanita paruh baya itu menolaknya halus.
Ibu lebih suka tinggal di rumah ibu sendiri. InsyaAllah ibu baik-baik saja. Ibu bahagia karena Kinan sudah mendapatkan jodohnya. Dude, Ibu titip Kinan ya. Jaga dia sebaik mungkin, jangan kamu bentak Kinan apapun yang terjadi. Seumur hidup Ibu tidak pernah membentak Kinan. Kamu bisa kan?
Saat itu Dude mengangguk. Dia berjanji akan menjaga Kinan dengan baik, tidak akan menyakiti apalagi membentak Kinan.
Kinan terbayang lagi. Masih segar diingatannya terakhir kali ia menginjakkan kaki di rumah Dude, sebelum statusnya berubah menjadi istri laki-laki itu. Kinan juga pertama kali bertemu dengan Raihana. Dia mengira Raihana adalah istri Dude, rupanya dia adalah adik kandung suaminya sendiri. Kalau diingat lagi, perasaan Kinan waktu itu hancur berantakan. Rasa kecewa yang entah dia tujukan pada siapa, dia sendiri tidak tahu pasti. Intinya Kinan merasa kehilangan harapan yang hanya tinggal setitik. Ternyata Allah sayang padanya. Hanya Allah yang paling tahu takdir hamba-Nya.
Lalu dia memutuskan untuk berlaku selayaknya istri. Tidur di kamar yang sama dengan suaminya, tidak terpisah seperti waktu sebelumnya. Tapi, baru mendapatkan sebuah kecupan di kening saja, Kinan sudah gemetaran. Selepas akad nikah Kinan bahkan belum sempat mengecup punggung tangan suaminya karena ibunya pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
"Kinan? Kita makan siang sebelum salat dzuhur?" tawar Dude mengejutkan lamunan gadis yang masih terpaku.
Makan siang sudah tersaji di atas meja makan tanpa perlu menunggu Kinan yang mempersiapkan. Dia merasa tidak enak, sebagai istri dia tidak melakukan apa-apa untuk suaminya, walau sekedar memasak.
"Mas, ini semua bibi yang siapin?" tanya Kinan yang langsung duduk setelah Dude mempersilakan dia duduk dengan membantu menarik bangku.
"Iya, kenapa, kamu kurang cocok dengan makanannya?" tanya Dude.
"Bukan gitu, Mas," geleng Kinan. "Tapi aku minta maaf karena aku nggak melayani Mas dengan baik, sampai memasak saja harus di masakin oleh pelayan," ujarnya.
"Nggak apa-apa, Ki. Mas juga nggak menuntut kamu harus memasak atau melakukan tugas rumah tangga. Kamu juga boleh kalau mau kembali bekerja, atau melakukan hal yang kamu suka. Ingat kalau kita sedang menjalani pertemanan, kan?" jawab Dude lalu menatap Kinan dengan mata sipitnya yang tersenyum.
Kinan langsung beralih menyendok nasi lalu menaruhnya ke piring Dude. "Segini cukup, Mas?"
"Iya," angguk Dude tidak beralih dan terus memandangi Kinan.
"Makasih udah mau jadi teman Kinan, Mas. Baru pertama kalinya aku punya teman laki-laki," ucap Kinan. Sekarang dia mulai lebih biasa menggunakan bahasa informal saat berbicara dengan Dude.
"Saya tahu, itulah sebabnya hanya saya yang boleh jadi teman laki-laki Kinan, oke?"
Selalu saja kata-kata Dude itu ibarat sihir yang menghipnotis Kinan, sampai dia kehabisan kata-kata untuk membalas. Hanya anggukan malu-malu membuat Dude merasa Kinan sangat lucu.
"Janji, ya, Ki. Karena saya pasti cemburu kalau kamu punya teman laki-laki lain," kata Dude lalu mengacungkan jari kelingkingnya ke hadapan Kinan.
"Apa ini, Mas?" tanya Kinan dengan pipi merahnya.
"Tanda kamu udah janji," jawab Dude dan itu teramat manis bagi Kinan.
Kemudian Kinan menautkan kelingkingnya. "Iya, Kinan janji."
Dude tersenyum. "Makasih, ya," sambil mengusap puncak kepala Kinan.
Kinan tertunduk malu.
Mereka lanjut menikmati makan siang berdua, walau agak terasa sepi karena tidak ada Rey dan Hana, sedangkan Dude terbiasa bersama mereka, tapi demi kebaikan Hana, dia berusaha ikhlas. Dude sekarang berusaha fokus pada pernikahannya yang baru saja dimulai.
...______...
...bab kali ini pendek. aku mau tanya. kalian lebih suka bab pendek tapi up banyak bab? atau bab panjang tapi up nya cuman satu bab sehari? ...
...jawab di kolom komen ya. ...