⚠️ Warning, Area 21+ (Bocil Harap Mlipir) 🚫
Dunia Faraz seketika berhenti saat mengetahui wanita yang baru Ia nikahi menghilang di malam pertamanya, Rasa sedih, Khawatir, Curiga bercampur menjadi satu.
Bagaimana tidak, Malam pertama yang seharusnya menjadi malam yang paling indah bagi sepasang pengantin malah berubah menjadi mimpi buruk baginya.
Lalu bagaimana setelah perceraiannya, Akan kah Faraz menemukan cinta sejatinya?
Ikuti terus kisah "Perjalanan Cinta Sang Duda" yang Bucinnya sampai emak-emak sakit kepala 🤣
Author : Noor Hidayati 👈
FB : I'tsmenoor
IG : @_itsmenoor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermalam di Rumah Alia
"Aku harus bagaimana?" gumam Alia kebingungan.
Alia yang masih memegang kepala Faraz, dengan sangat berhati-hati membuatnya kembali tertelungkup di meja.
Alia bergegas keluar dan melihat suasana bandara yang sudah sepi,
Alia pun berinisiatif mencari taksi di luar bandara.
Susana malam yang begitu sepi membuat Alia kesulitan mencari taksi,
Jika ada pun sudah membawa penumpang,
Alia terus mencari taksi kesana kemari, tapi tidak juga menemukannya.
Setelah melangkah cukup jauh, Alia melihat Bajaj yang tengah berhenti di sebrang jalan. Alia segera berlari ke arah,
"Pak, Bisa tolong saya?"
"Ya Mbak,"
"Tolong bawa pengunjung restoran Saya di dalam bandara,"
"Tapi Saya sedang tidak narik Mbak, Saya hanya kebetulan melintas dan beristirahat karena ngantuk."
"Tolong lah Pak, Saya tidak tau harus meminta tolong pada siapa lagi."
Supir Bajaj yang merasa kasian akhirnya bersedia membantu Alia.
kemudian Supir Bajaj memapah Faraz menuju Bajaj nya.
Alia menyusul duduk di belakang bersama Faraz.
"Mau kemana Mbak?" tanya supir Bajaj.
"Ke rumah Tuan Shehzad Shaikh,"
"Dimana rumah nya?"
"Apa Anda tidak mengenal Shehzad Shaikh atau putranya Faraz Shehzad Shaikh?"
"Faraz yang model itu? Yang pernikahan nya di siarkan secara langsung?" tanyanya memastikan.
"Iya yang itu,"
"Saya cuma tau beritanya doang Mbak, tidak tau rumahnya,"
"Ee... Kalau ponsel, Apa Anda tidak bisa mencarinya lewat google maps, atau sebagainya?"
"Maaf tidak bisa Mbak, Ponsel Saya hanya ponsel jaman dulu,"
"Ya ampun, Ponsel ku juga tidak bisa di gunakan, lalu sekarang bagaimana," batin Alia.
"Jadi kita harus kemana Mbak?"
"Baiklah, Kita kerumah ku saja," ucap Alia lalu menjelaskan Alamat rumah nya.
Supir pun mengangguk dan menjalankan bajaj nya.
Karna getaran Bajaj yang sangat kencang kepala Faraz pun terjatuh ke pundak Alia.
"Heeyyy!" Alia menahan kepala Faraz dengan tangan nya.
Karena selama ini dia tidak pernah dekat dengan laki-laki, Alia pun merasa jantung nya berdebar dengan sangat kencang.
"Kenapa setiap kali Aku menyentuhnya jantung ku berdebar sangat kencang,"
ucap Alia dalam hatinya.
"Kau tak setia.... Kau menghianati ku..." lirih Faraz.
Alia melihat wajah Faraz dan terlihat ia masih memejamkan matanya.
"Apa sebenarnya yang terjadi padanya? Kenapa Dia terlihat sangat terluka" batin Alia
°°°
Beberapa saat kemudian mereka pun sampai.
"Bener yang ini Mbak?"
"Iya bener, tolong bantu Saya menurunkannya,"
Supir Bajaj pun membantu menurunkan Faraz
"Baiklah terimakasih banyak Pak, Aku tidak tau bagaimana jika tidak ada Anda."
"Sama-sama Mbak."
"Ambilah ini." Alia memberikan beberapa lembar uang untuk Pak Supir.
"Tidak usah Mbak, Saya ikhlas,"
"Saya juga ikhlas, Ambilah."
Supir bajaj pun akhirnya mengambil uang dari Alia dan meninggalkan rumahnya.
Alia merangkul kan tangan Faraz di pundaknya, ia mulai memapah Faraz kedalam rumah.
Karena badan Faraz yang di rasa begitu berat, mereka pun berjalan sempoyongan.
Alia menghentikan langkahnya saat melihat Ibu keluar dari kamar nya.
Ia langsung bersembunyi menarik Faraz sekuat tenaga.
"Siapa Kau, Kenapa menarik ku seperti ini?" tanya Faraz yang masih setengah sadar dari mabuknya.
"Ssssstttttt.....diam lah," ucap Alia membungkam mulut Faraz.
Faraz menatap Alia dengan mata sayu nya.
Alia yang tengah membungkam mulut Faraz terpaku menatap bola mata Faraz yang berwarna hazel itu,
Meskipun mata nya sayu, namun keindahan mata nya masih jelas terlihat.
"Euuummmmm... mmmmm..." Faraz membuyarkan lamunan Alia.
"Ssssttttt...." Alia menempelkan jari telunjuknya di bibirnya.
Setelah di rasa cukup tenang, Alia kembali mengintai Ibu nya,
Alia melihat ibu kembali ke kamarnya.
Ia pun menghelai nafas panjang dan kembali memapah Faraz ke kamarnya.
Sesampainya di kamar, Alia melepaskan tangan Faraz dari pundaknya, Faraz yang masih dalam keadaan setengah sadar langsung terjatuh di tempat tidur hingga menarik Alia jatuh di atas tubuh nya.
"Awwhh.. badan ku sakit sekali," ucap Faraz dengan mata yang mulai terpejam kembali.
Alia langsung bangun dari tubuh Faraz,
Ia segera melangkah kan kaki nya, namun Faraz meraih tangan Alia.
"Jangan pergi... Kumohon kembali lah... Aku tidak bisa hidup tanpa mu," ucap Faraz meneteskan air matanya dengan mata yang terpejam.
"Tidak, Aku tidak akan pergi kemanapun, tenang lah." ucap Alia menggenggam tangan Faraz.
Faraz pun mulai tenang dan menggenggam erat tangan Alia dan men jadikan bantal pipi nya.
"Sepertinya hatinya benar-benar terluka, sebenarnya apa yang telah terjadi padanya?" batin Alia.
Alia membiarkan tangannya di genggam oleh Faraz untuk beberapa menit,
Setelah Alia melihat Faraz sudah cukup lelap, perlahan Alia melepaskan tangannya,
Alia menyelimuti Faraz lalu mematikan lampu dan meninggalkannya..
°°°
Pagi Hari.
Zeenat sedang sibuk dengan ponselnya,
Ia terus berusaha menghubungi Faraz tapi ponsel nya tidak bisa di hubungi.
"Seharusnya semalam Faraz sudah sampai, tapi kenapa sampai sekarang Faraz belum juga sampai kerumah?" ucap Zeenat sambil mondar mandir memegang ponsel.
"Ada apa Zeenat?" tanya Shehzad.
"Shehzad... Faraz belum juga sampai padahal kemarin Dia bilang setuju untuk pulang, tapi sampai sekarang Faraz belum pulang, bahkan ponselnya juga tidak bisa dihubungi,"
Apa kamu sudah menghubungi nomer rumah yang di Malaysia?" tanya Shehzad.
"Oh iya, kenapa Aku tidak kefikiran, baiklah Aku akan menelfonya,"
Zeenat pun segera menelfon rumah Faraz yang di Malaysia.
"Hallo.. Mak Cik, Apa Faraz tidak jadi pulang ke Jakarta?" tanya Zeenat begitu Mak Cik mengangkat telfon nya.
"Jadi Nyonya, Tuan Faraz sudah pulang ke Jakarta tadi malam." ucap Mak Cik.
"Jadi Dia sudah pulang ke Jakarta?" tanya Zeenat memastikan.
"Iya benar Nyonya," ucap Mak Cik meyakinkan.
"Baiklah kalau begitu, terimakasih Mak Cik," Zeenat pun mengakhiri panggilan nya.
"Bagaimana?" tanya Shehzad.
"Mak Cik bilang Faraz semalam sudah pulang ke Jakarta, tapi kenapa sampai sekarang belum sampai rumah, kemana Faraz," ucap Zeenat.
"Tenang lah, kita tunggu saja, mungkin Dia mampir ke rumah teman nya," ucap Shehzad menenangkan keresahan hati Zeenat.
°°°
Faraz berjalan sempoyongan sambil memegangi kepalanya yang terasa begitu berat ia rasakan, perlahan Ia melangkah keluar dari kamarnya.
"Siapa yang membawaku kesini, dimana ini?" pekik Faraz.
Alia dan Ibu yang sedang sarapan tercengang melihat ke arah Faraz.
Bersambung....