NovelToon NovelToon
Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Xaviera wanita berusia 25 tahun, seorang anak dan cucu dari keluarga konglomerat. Namun kehidupan sehari-harinya yang berkilau bagaikan berlian berbanding terbalik dengan kisah asmaranya.

Perjodohan silih berganti datang, Setiap pria tidak ada yang benar-benar tulus mencintainya. Menjadi selingkuhan bahkan istri kedua bukanlah keinginannya, melainkan suatu kesialan yang harus di hadapi. Sebuah sumpah dari mantan kekasihnya di masa lalu, membuatnya terjerat dalam siksaan.


Suatu hari, pertemuan dengan mantan kekasihnya, Rumie membuatnya mati-matian mengejarnya kembali demi ucapan permintaan maaf dan berharap kesialan itu hilang dalam hidupnya.

Akankah Xaviera bisa mendapatkan maaf yang tulus dari Rumie?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

“Lalu, ceritakan tentang kita,” kata Rumie.

Seketika, Xaviera langsung menundukkan kepalanya. Mata coklatnya memancarkan kesedihan dan kegugupan.

“Kita?”

“Iya, kita. Kau bilang kita memiliki hubungan yang lebih dari teman. Bahkan aku sampai tahu setiap inci tubuhmu. Ceritakan tentang kita,” ujar Rumie.

Senyum manis itu, tenggelam. Rasa ketakutan dan kehilangan untuk kedua kalinya, membuat Xaviera enggan menceritakan masa lalu.

“Aku bukan sekedar menciptakan kebahagiaanmu, aku juga membunuh kebahagiaanmu.” batin Xaviera, menyesal ketika pernah menggugurkan anak dalam kandungannya.

“Aku … aku tidak ingin kau sakit kepala, terlalu panjang untuk aku ceritakan,” balas Xaviera, mengalihkan pandangannya dari Rumie. Dia bangkit dan meraih kuas di sampingnya. Menggoreskan warna pada kanvas.

Rumie meneguk sisa kopi di gelas hingga habis.

Xaviera menoleh dan melihat cangkir kosong milik Rumie, “Ingin aku buatkan lagi?” tanya Xaviera, bangkit dan mengambil cangkir milik Rumie.

Rumie tersenyum dengan arti yang berbeda, rasa penasaran tentang kisah cinta lamanya ingin dia ketahui. Namun, Xaviera sengaja menutupnya.

Rumie menarik tangan Xaviera, kemudian membuat tubuh Xaviera jatuh tepat menimpa tubuh Rumie yang duduk di sofa.

Keduanya saling bertatapan kurang dari satu inci, membuat Xaviera sangat gugup.

“Aku butuh kopi yang lain.”

Tanpa peringatan, Rumie mencium bibir Xaviera. Menarik pinggang Xaviera, hingga menumpu pada kakinya. Perlahan, Rumie menaruh cangkir di tangan Xaviera, kembali ke meja. Menarik leher Xaviera dengan lembut. Membalikkan posisi, membuat Xaviera bersandar di sofa sedang dia sedikit membungkuk menahan tubuh Xaviera.

Berhenti sejenak, keduanya menghela nafas. Namun, kedua mata mereka masih intens, penuh dengan makna.

Kali ini Xaviera melingkarkan kedua tangannya di leher Rumie, memulai bagian kedua. Mencium bibir Rumie dengan lembut, hingga bisa merasakan sisa pahit di lidah dari kopi yang baru Rumie minum.

(Author: Astaga, kalian gila. Sadar Rumie! Woy! Sadar!)

Benang-benang cinta yang pernah putus tidak mungkin kembali seperti semula, tapi keduanya berani mengambil resiko untuk merajut benang baru, meskipun itu berarti mereka mungkin akan terluka lagi.

Rumie menarik wajahnya sedikit, nafasnya terengah-engah. Kedua tangannya, masih menggenggam tangan Xaviera dengan kuat.

“Aku ingin pulang, maaf.” Rumie melepaskan tangan Xaviera, perlahan jari-jari Xaviera terlepas dari sela-sela jari-jari Rumie.

Rumie menatap Xaviera dengan wajah kebingungan, karena merasa tidak waras melakukan hal yang tidak seharusnya pada Xaviera.

Rumie melangkah keluar ruangan, meninggalkan Xaviera yang masih duduk di sofa dengan wajah bingung.

Saat Rumie berjalan menuju garasi, jantungnya berdegup kencang, seakan-akan akan meledak keluar dari dada.

Keringat dingin membasahi keningnya, dan tangannya gemetar saat mencoba membuka pintu mobil. Ia merasa seperti kehilangan kendali atas dirinya sendiri,

“Apa aku tidak waras?” di dalam mobil, Rumie mengepalkan kedua tangannya dan memukul setir mobil.

Xaviera keluar dari ruangan, dan mencari keberadaan Rumie.

Suara langkah menuruni tangga, terdengar Rumie. Dia bergegas menyalakan mesin mobilnya, dan keluar dari garasi. Mobilnya melaju pergi, meninggalkan tempat dimana penyesalan itu akan memenuhi pikirannya malam ini.

Xaviera yang melihat mobil Rumie pergi, langsung terdiam dan menghentikan langkahnya. Dia juga sangat terkejut dengan apa yang terjadi diantara mereka.

“Ini gila! Kenapa aku dan dia melakukannya?” Xaviera memukul kepalanya perlahan.

Xaviera merasa dirinya terjebak dalam pusaran emosi yang tidak terduga. Awalnya, ia hanya ingin meminta maaf kepada Rumie, tapi pertemuan itu membangkitkan perasaan lama yang ia kira sudah mati. Sekarang, ia merasa ditarik kembali ke dalam kenangan dan perasaan yang dulu pernah mereka jalani bersama, meskipun ia tahu bahwa membangkitkan kembali perasaan itu mungkin bukan keputusan yang tepat.

Disisi lain, saat ini Rumie sampai di hotel. Berjalan cepat masuk ke dalam lift, dengan perasaan kacau yang masih sama.

Begitu tiba di depan pintu kamar hotel, Rumie seperti orang tidak waras mondar-mandir. Merasa, meninggalkan Xaviera sendirian adalah kesalahan, karena dia yang memulai adegan gila itu.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya, dia membuka kunci kamar dan masuk kedalam. Mengambil segelas air dingin untuk menghilangkan kegelisahannya.

“Rumie, kau tidak waras!” Giliran Rumie yang memukul kepalanya, karena bersikap bodoh. Tidak seperti biasanya, dia selalu berhati-hati dalam melangkah.

“Apa tidak ada wanita lain? Sampai kamu melakukan itu pada gadis yang selalu kau katakan gila dan bodoh!” Rumie mengumpat pada dirinya sendiri.

Satu liter air dingin telah habis, namun perasaan gelisah dan malu yang mengaduk pikirannya belum juga selesai.

Rumie melepas pakaiannya, berdiri di bawah shower dengan air hangat yang menyiram tubuhnya. Masih berusaha, menyingkirkan bayang-bayang wajah dan bibir Xaviera dari benaknya.

Namun, meskipun satu jam berada di kamar mandi. Hal itu tidak berubah, begitu menggosok kepalanya dengan shampo, terbesit saat dia mencium Xaviera. Saat menggosok tubuhnya dengan sabun, bayangan bibir Xaviera seakan masih menyatu di bibirnya. Membuatnya benar-benar seperti orang tidak waras, yang hampir menghabiskan 200 ml shampo dan sabun dalam waktu bersamaan.

“Jika mandi masih tidak membuatku berhenti memikirkannya, aku akan coba berolahraga,” ucap Rumie.

Kemudian, melakukan sit-up berulang kali hingga sampai hitungan 100. Namun, bayangan wajah Xaviera masih terbayang di pikirannya.

“Aku harus ganti posisi sepertinya,”

Saat ini Rumie mengangkat barbel di kedua tangannya, berniat mengganti olahraga lain.

Namun, saat tubuhnya berbalik dan melihat ke arah jendela. Bayangan Xaviera masih saja terbesit.

“AKU HARUS APA?!” teriaknya, merasa kesal dengan diri sendiri.

Sementara, Xaviera setelah pulang dari galeri rahasianya. Dia mondar-mandir di dalam kamar, sampai dua pelayannya bingung mengamati nona mudanya yang bersikap aneh.

“Apa bibirku kering saat tadi? Makanya dia terlihat kesal?” Pemikiran lain dari sisi Xaviera. Xavier menjulurkan lidahnya, mengecek kelembapan bibirnya.

“Atau, aku bau mulut?” Xaviera membuka mulutnya dan mengeluarkan nafas dari mulut.

“Harum, kok.”

“Apa, ada yang berubah dari caraku berciuman?” Kurang miring atau kurang mendalami.”

Xaviera tengah disibukkan, memikirkan alasan Rumie yang tiba-tiba berhenti menciumnya lalu berpamitan pergi.

AAaaaAaaa

“Aku jadi bingung, aku salah di bagian mana?” gerutu Xaviera, mengepalkan tangannya dan menepuk dada.

“Nona, apa ada yang salah? Katakan, jangan sakiti diri anda sendiri,” ucap salah seorang pelayan mendekat ke arah Xaviera.

“Diam! Aku sedang berpikir!” gertak Xaviera.

Xaviera melempar tubuhnya di atas ranjang tidur, dan masih menggumam. Mengira jika posisi di sofa adalah kesalahan.

1
Bulanbintang
Kalian ngopi dulu, diomongin pelan-pelan biar ketemu jalan keluar. Tentunya lewat pintu ya, bukan loncat jendela.
Bulanbintang
Nggak usah, Rum. Kamu ikut, yg ada malah makin ruwet.
Bulanbintang
Karena dia masih dikontrak pak Jon.
Bulanbintang
Lempeng banget ya, 😌
Bulanbintang
Cemburu?/CoolGuy/
Bulanbintang
Kalian berdua berhak jadi raja dan ratu drama.
Bulanbintang
Setidaknya nunggu kontrak itu abis, langsung gass. Ya nggak?
Bulanbintang
Jon, kamu dibilang asistennya Sapir. 😭
Rezqhi Amalia
😂😂
Rezqhi Amalia
hadeh
drpiupou
cie sadar/NosePick/
drpiupou
eh si jones/Joyful/ temannya Yasmin /Applaud/
Afriyeni Official
entahlah, coba tanya authornya dulu /Chuckle/
Afriyeni Official
kapan saja kamu lagi pengen intinya Rumie /Sleep/
Muffin
Nah yasudah jones sabar aja pasrah ikhlas udh penting masih bisa sentuh xaviera kan hihi
Muffin
Isssshh sombong kali kau zaraaaaa
Avalee
Jai kamu berdebarnya ama rumie apa ngenes sii? Heran dah
Avalee
Bias bgt dia kesal? 👊🏻 disini istri pengganti, disono suami pengganti, kacau ☺️☺️
Drezzlle: biar bisa pilih selera, mau jadi pria pengganti atau istri pengganti
total 1 replies
Drezzlle
Xaviera, lagi menyelam /Hammer//Hammer/
Athena_25
weleh rum, km mikirin dia ssmpe puyeng, lah dia lg berlayar ke tengah samudra, lanjut naik gunung himalaya, menuruni bukit dan menuju lembah 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!