Karena sudah sangat lelah membuat seorang gadis dengan begitu penuh luka pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Dengan keputusasaan gadis tersebut mulai menaiki pembatas jembatan yang begitu tinggi.
"Semuanya sudah berakhir maaf aku tidak bisa bertahan sampai akhir, ayah ibu tunggu aku di sana ya." lirih wanita tersebut sambil menutup matanya dan bersiap untuk lompat.
Namun siapa sangka dia dipertemukan dengan seseorang yang pernah mengisi hati nya dulu dalam keadaan dirinya sudah ingin menyerahkan.
Bagiamana kelanjutannya????
Yukkk ikuti ceritanyaaaa
FOLLOW IG @Lala_Syalala13
FOLLOW FB @Lala Syalala
FOLLOW FN @Lala_Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3_Belum Mempunyai Kekasih
Pagi harinya Hana kembali ke rumah paman dan bibi nya yang seharusnya itu adalah rumah peninggalan orang tua nya namun malah di kuasai oleh paman dan bibi nya.
"Dari mana aja kamu hm?! Dasar anak gak tahu di untung." teriak sang bibi dengan marah sambil di tangannya terdapat sapu yang dia diayunkan ke tubuh lemah Hana.
BUK BUK
"Ampun bi sakit." lirih Hana saat gagang sapu tersebut terkena punggung nya yang bahkan belum sembuh dari luka yang kemarin di berikan keluarga paman dan bibi nya itu.
Setelah puas menghajar sang ponakan bibi pun pergi dan meninggalkan Hana sendirian di ruang tamu.
"Non Hana." lirih mbok Narti pembantu di rumah tersebut yang sudah bekerja lama dengan keluarga Hana bahkan saat orang tua nya masih hidup.
Mbok Narti saksi bisu dari semua perbuatan saudara dari majikannya itu kepada anak majikannya.
"Aku gak papa kok mbok, mbok bisa bantu Hana ke kamar." pinta Hana karena tubuh nya sakit dan juga kaki nya merasa ngilu karena bibi nya tadi juga memukulnya di area betis Hana.
"Ayo non saya bantu." seru mbok Narti, sampai di kamar mbok Narti juga membantu mengobati luka di punggung dan kaki Hana.
"Non apakah tidak sebaiknya non Hana pergi dari sini, mbok tidak tega jika harus melihat non Hana seperti ini terus." lirih mbok Narti sambil melihat punggung Hana yang di penuhi oleh luka lebam yang bahkan belum sepenuhnya sembuh tapi sudah ada lagi.
"Mbok ini peninggalan satu-satunya milik ibu sama ayah, gak mungkin aku lepas gitu aja." ujar Hana dan mbok Narti hanya bisa pasrah dan berdoa semoga nona nya mendapatkan takdir yang lebih baik.
Di sisi lain Gavin sudah berada di kantor, di sana juga ada Robi yang berada di ruangannya.
"Kata kan." tegas Gavin.
"Hana sekarang yatim piatu Vin, dari yang aku denger kalau sekarang dia tinggal dengan paman dan bibi nya serta anak mereka.........." ucap Robi dan Gavin terus mendengarkan cerita panjang kali lebar dari Robi.
'Apakah kamu baik baik saja selama ini?' tanya Gavin di dalam hatinya.
Dia menerka-nerka kenapa Hana meninggalkan nya.
"Setelah aku cari tahu ternyata Hana melamar di kantor ini Vin di bagian keuangan." ucap Robi membuat Gavin langsung melihat ke arah Robi.
Gavin sangat tahu kalau Hana begitu pintar di matematika, bahkan dulu waktu sekolah selalu mewakili sekolah untuk ikut lomba-lomba nasional.
"Ini berkasnya." Robi sudah membawa berkas tersebut bahkan sebelum bos nya itu meminta nya.
"Thanks bro." balas Gavin.
"Aku harap kali ini kalian bisa menyelesaikan masalah kalian berdua." ucap Robi kemudian pergi dari ruangan Gavin.
"Hana aku harap kita bisa bersama lagi." lirih Gavin melihat biodata Hana yang di kasih oleh Robi.
"Benny segera panggil orang ini untuk interview kerja dan setelah interview langsung terima dibagian sekretariat dan bekerja sebagai sekertaris ku." ucap Gavin memberikan perintah kepada Benny sang asisten.
"Baik pak." balas Benny walau ada kebingungan tapi dia tetap menjalankan tugas nya.
Di sisi lain Hana sedang berbaring mengistirahatkan tubuh nya karena setelah penyiksaan tadi dia tak langsung bisa berleha-leha karena nyatanya tugas nya sebagai babu di rumah tersebut masih harus dia kerjakan.
Sore hari pekerjaan nya baru saja selesai, Hana juga sudah selesai membersihkan diri dan memasak untuk makan malam, tiba-tiba handphone nya berdering menandakan ada telepon masuk dan segera Hana mengangkat telepon tersebut.
^^^Hana: [Halo dengan siapa ya?]^^^
HRD: [Dengan bu Hana Prameswari?]
^^^Hana: [Iya, ada apa ya bu?]^^^
HRD: [Baik bu Hana kami ingin mengundang anda interview di Dimitri grup besok pukul sepuluh pagi, apakah bersedia?]
Ucapan tim HRD tersebut membuat Hana diam mematung karena tidak pernah terpikirkan bos bekerja di Dimitri grup tanpa jalur orang dalam, bahkan perasaan Hana dia baru saja minggu lalu memasukkan lamaran.
^^^Hana: [Baik bu saya akan hadir, terima kasih untuk kesempatan nya.]^^^
Setelah itu sambungan tersebut pun terputus membuat Hana begitu gugup dan masih belum percaya bahwa dia akan menjalankan interview di Dimitri grup yang persaingan nya begitu ketat sekali dan sangat susah masuk di sana tanpa dia sadari bahwa takdir sedang membawanya entah kemana.
Keesokan harinya Hana sudah rapih dengan pakaian kantornya, walau ini hnya interview tapi Hana harus terlihat sopan agar bisa menjadi nilai plus untuk diri nya.
Dia sengaja datang lebih awal agar bisa mempersiapkan semuanya, saat masuk ke dalam kantor yang begitu besar tersebut resepsionis memberitahukan bahwa tempat interview berada di lantai empat tempat ruangan HRD berada.
TOK TOK TOK
"Masuk." seru seseorang dari dalam membuat Hana langsung masuk ke dalam.
"Selamat pagi bu saya Hana, saya mendapatkan panggilan interview hari ini." ucap Hana dengan sopan.
"Silahkan duduk." ucap bu Dina kepala bagian sumberdaya manusia.
Hari ini beliau sendiri yang melakukan interview dengan karyawan padahal biasanya staff nya yang melakukannya, hal ini karena mendapatkan perintah langsung dari atasannya sehingga mau tidak mau bu Dina menjalankan tugas nya.
Hana berada di ruang meeting yang tidak terlalu besar dan di sana juga Gavin memantau sesi interview tersebut, bahkan dia sampai menunda rapat penting karena ingin melihat sesi interview tersebut.
Sesi interview mulai di lakukan, han menjawab semua pertanyaan dengan tenang membuat suasana menjadi lebih santai dan bu Dina merasa saut karena ada calon pelamar yang setidaknya terlihat kompeten dan bisa bekerja dengan baik nanti nya tanpa memandang oleh siapa dia di bawa.
Jangan salah bu Dina begitu penasaran siapa wanita yang berada di depan nya itu, bagaimana bisa bos nya sendiri yang menyuruh nya untuk langsung terjun interview karyawan.
"Baik ini untuk pertanyaan selanjutnya Hana saya ingin bertanya apakah kamu sudah punya kekasih?" tanya bu Dina lebih tepatnya pertanyaan yang di titipkan oleh Gavin sebelum nya.
"Maaf bu saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena begitu privasi." ucap Hana dengan sopan.
"Apakah kamu ada masalah dengan pacar kamu?" tanya bu Dina lagi mencoba memancing jawaban Hana dan benar saja seperti nya pertanyaan nya membuat Hana terpancing.
"Tidak bu, saya belum mempunyai kekasih jadi tidak ada permasalahan apapun." jawab Hana tanpa sadar.
Di ruangan presdir Gavin mengembangkan senyumnya karena sang mantan belum mempunyai kekasih.
'Tidak akan aku lepaskan lagi kamu sayang.' gumam nya dalam hati.
Benny yang melihat sang seperti itu pun merasa ada yng tidak beres, dia sangat kepo sekali sekarang.
.
.
Cerita Belum Selesai.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW FB AUTHOR : @LALA SYALALA
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13