 
                            Area Dewasa
Lanjutan dari kisah Kimy dan Satria dengan berbagai kekocakannya. 
Diharapkan baca seasons pertama yang menguras air mata karena cekikikan sebelum mampir ke sini. 
Kelanjutan tentang cerita Satria-Kimy, tapi didominasi kisah cinta Thomas yang berupaya meraih cinta dari seorang janda cantik bernama Amora. 
Akankah Thomas mampu menaklukkan hati Janda Cantik sekelas Amora??
Ataukah dia akan berpindah haluan meraih hati diriku?? 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resah, Gelisah, Gundah
Sudah 13 jam sejak malam itu, waktu yang cukup singkat jika kita isi dengan kegiatan yang bermanfaat, namun 13 jam bagi Amora adalah waktu yang cukup lama karena selama itu pula ia menunggu kabar dari Thomas.
Biasanya di jam-jam seperti ini Amora mendapatkan chat yang berisi ajakan makan siang dari Thomas, namun sudah berkali-kali ia mengintip ponselnya, chat yang ia tunggu tak kunjung datang.
Hari yang membosankan…
Hari kedua, Amora sudah seperti seorang gadis abege yang sedang dilanda patah hati, sulit berkonsentrasi, tak ada nafsu makan, sulit memejamkan mata saat malam tiba dan dia seperti sulit mengendalikan pikirannya untuk tidak memikirkan Thomas. Ya,100% Amora patah hati oleh keputusan yang akhirnya sangat ia sesali.
Hari kelima, makin aneh saja sikapnya, bahkan beberapa kali dia hampir khilaf karena tanpa sadar dia mengetik pesan kepada Thomas, namun kemudian menghapusnya kembali, dan begitu seterusnya. Hingga beberapa kali sekretarisnya dibuat terkejut mendengar erangan dari dalam ruang kerjanya.
Lalu kemana Thomas?
Apakah Thomas benar-benar telah melupakan dirinya?
Apakah Thomas juga sebenarnya rindu akan kehadirannya?
Ataukah…?
Thomas kembali kepada si Tato Kupu-kupu yang malam itu mengajak Thomas berkunjung?
"Oke, bodoamat. Persetan dengan gengsi," ucapnya sambil mencari nomor Thomas di ponsel. Ternyata rasa rindu mengalahkan gengsinya yang setinggi Himalaya.
Tapi…
Bukan suara Thomas yang menjawab, namun suara lembut seorang wanita yang menyapa indra pendengaran Amora. Dan itu berhasil membuat Amora kecewa.
"Maaf nomor yang Anda tuju, saat ini sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan area, silakan menghubungi beberapa saat lagi!"
Mungkin sedang rapat, atau mungkin ponselnya kehabisan daya, Amora ber positif thinking.
Satu jam kemudian, dia pun kembali mencoba menghubungi Thomas, masih tidak aktif.
Dua jam berlalu, tiga jam berlalu bahkan hingga 26 jam berlalu masih saja wanita menyebalkan itu yang menjawab panggilan telepon darinya.
Resah, gelisah, gundah-gulana dan semua rasa yang membuat hatinya tak nyaman langsung mendominasi diri. Tak ada lagi pikiran positif yang ia tanamkan pada dirinya seperti kemarin.
Saat ini igin sekali Amora mencari teman untuk mencurahkan isi hatinya, berharap bebannya sedikit terbagi dengan seseorang yang bisa ia ajak bicara. Tapi kepada siapa?
Ibunya?
Yang ada Dina akan melakukan pidato kenegaraan yang membuat dirinya semakin tersudut.
Ataukah, Kimy?
Tidak, tidak. Amora langsung mencoret nama Kimy, dia tak mau mengganggu adik tercintanya yang saat ini sedang mempersiapkan acara liburannya. Bisa dibilang Babymoonnya. Tapi anehnya Kimy malah mengajak semua anggota keluarga hingga para pembantu rumah tangga untuk ikut ke acara Babymoon dirinya.
Terserah lah, apa yang mau wanita hamil itu lakukan karena sejak dulu adiknya itu memang selalu melakukan hal-hal yang aneh. Ditambah lagi sekarang dia menikah dengan suaminya yang tak kalah absurd dengan adiknya itu jadi bisa dibayangkan betapa absurdnya kelakuan adiknya itu sekarang.
Kembali ke Thomas. Amora masih bingung kemana perginya Thomas?
Mau bertanya pada Satria Amora yang gengsinya begitu tinggi, tak mungkin sanggup menanyakan hal yang akan membuatnya jadi bulan-bulanan Satria, si Sableng. Tak bertanya, ini yang ia rasakan, kegelisahan yang tak berujung.
🍃
🍃
🍃
🍃
🍃
Saat semua anggota keluarga dan termasuk para pembantu sedang sibuk menyiapkan perlengkapan pribadi mereka dengan sukacita, Amora masih duduk terpaku di atas ranjangnya, dengan koper yang belum satu pun diisi baju atau perlengkapan pribadi miliknya.
Sudah seminggu lewat 3 hari tak ada kabar dari Thomas, pria itu seperti benar-benar menghilang dari kehidupan Amora, dan Amora dibuat kesal bukan kepayang karena seperti orang bodoh yang sering mengecek pesan masuk ke dalam whatsapp-nya.
Sudah tak ada lagi chat yang berisi rayuan-rayuan alay yang Thomas kirimkan untuknya, tak ada lagi pria yang berdiri membukakan pintu mobil dengan senyuman menawan. Sekarang Amora sadar hal-hal kecil yang Thomas lakukan itu ternyata yang membuat Amora merindukan sosok pria yang tak pernah akur dengan sang adik.
Kemana Thomas selama 10 hari ini?
Ya, Amora kini melakukan apa yang Thomas lakukan dulu, menghitung hari demi hari yang membuatnya terlihat bodoh, jika saja ada yang tahu.
"Ontiiiiiiiiii," seru Kimy seraya membuka pintu kamarnya yang tak pernah terkunci. "Kakak lagi ngapain?" tanya Kimy melihatnya bengong sambil melihat ke arah lemari yang sudah terbuka pintunya lebar-lebar.
Kimy menghampiri, karena Amora seperti tak mendengar ucapannya, atau bahkan Amora belum sadar jika Kimy sudah ada dalam kamar tidurnya.
"Kak?" Kimy mengguncang tubuh Amora.
Amora pun terhenyak dan terpaksa kembali pulang setelah berkelana dalam lamunannya. "Eh, kamu Dek." Tepat seperti dugaan Kimy, Amora tak mengetahui kedatangannya.
"Kakak belum packing?" Menyingkirkan koper berwarna biru muda agar dirinya bisa duduk di hadapan Amora.
"Gue gak ikut aja kali ya. Lemes banget gue, kayak mau flu." Amora beralasan.
"Lemes mau flu apa lemes nahan rindu?" ejek Kimy.
"Sok tau nih bocah!" Amora mendorong tubuh berperut buncit itu, namun anehnya wanita hamil itu malah terkekeh.
"Makanya kalau gak sanggup pisah, jangan sok-sokan! Kerasa kan sekarang sedapnya si rindu?" Sejak tahu Amora memilih pisah daripada menikah dengan Thomas, Kimy tak henti-hentinya memanas-manasi dirinya. Ada saja bahan ocehan si cerewet itu untuk mengejeknya. Bahkan beberapa hari lalu saat makan di rumah adiknya, tiba-tiba saja Kimy berseru, 'Onta!' yang berhasil membuat Amora langsung bangun dari kursi makannya dan memalingkan wajahnya ke arah belakang, tubuhnya secara reflek mencari keberadaan Thomas. Namun sialnya yang ada dia malah menjadi bulan-bulanan pasangan Sableng minim akhlak.
"Si Onta cerita gak sih ke Kakak sebelum kalian pisah, kalau dia mau kemana? Soalnya udah seminggu ini dia gak ada kabar. Kata Satria selama itu dia gak masuk kerja." Kimy mulai membantu Amora packing baju dan memilih pakaian apa saja yang pantas dipakai Amora di pantai nanti.
Hati Amora mulai khawatir, namun sebisa mungkin dia menutupi hal itu. "Gak ada cerita apa-apa. Satria pasti tau lah, Thomas kemana."
Adiknya pasti sedang menakut-nakuti dirinya, ya, pastinya. Karena tak mungkin Satria tak tahu keberadaan Thomas.
"Yeee, dikasih taunya. Orang dari kemaren Satria sibuk banget nyariin Thomas, ampe nyuruh detektif swasta segala untuk nyari tau keberadaan Thomas. Di apartemennya gak ada, di rumah mantan-mantannya juga gak ada. Bahkan—"
Mantan?
Amora teringat seseorang. "Coba tanya Satria udah nyari ke rumahnya si Tato Kupu-kupu belum? Soalnya malam dimana aku pisah, Kak Ara sempet dikenalin sama si Tato Kupu-kupu."
Kimy langsung membelalakan mata, dia begitu terkejut. Niat hati ingin memancing emosi kakaknya, namun malah dirinya yang terpancing emosi.
Tato Kupu-kupu?
Bukannya kata Satria wanita itu adalah teman wanita suaminya dan Thomas saat mereka sedang kuliah di London dulu?
Dan apa yang Amora bilang tadi bahwa dia bertemu si Tato Kupu-kupu?
Apakah wanita itu masih warganegara Indonesia?
"Kakak yakin dia ceweknya? Apa Kak Ara liat tato kupu-kupu di pahanya?" selidik Kimy, karena dia harus mengumpulkan bukti yang konkret dulu sebelum meluapkan emosinya pada Satria. Dan jika benar apa yang Amora bilang itu benar, berarti ini adalah kebohongan pertama Satria yang berhasil Kimy bongkar, dan pastinya banyak lagi rahasia yang Satria tutup-tutupi darinya. Kimy mulai galau.
"Gue gak liat sih tato di pahanya. Tapi gue liat ada dua tato Kupu-kupu kecil di punggung tangannya, diantara jempol sama telunjuk." Amora menunjukkan tempat tato yang ia lihat.
"Kata Satria si Tato Kupu-kupu itu temen mereka waktu kuliah dulu. Beda orang kayaknya, gak mungkin Satria bohongin aku." Kimy keukeuh, namun sudut hatinya berkelit.
"Emang elu tanya siapa si Tato Kupu-kupu, ampe tau siapa dia gitu?" Amora penasaran.
"Ya iya lah, kalau gak ditanya gimana aku bisa tau dia itu siapa, dan seperti apa kejadian sebenarnya biar aku gak salah paham kalau suatu hari si Tato Kupu-kupu muncul. Seenggaknya hati aku bisa tenang aja, setelah tahu siapa dia."
Lapang sekali hati Kimy yang mampu menerima baik-buruk Satria di masa lalu. Karena sepertinya Amora tak akan sanggup untuk mendengar apapun yang berkenaan dengan masa lalu Thomas. Terlalu ektrim menurut Amora.
"Kalau gue sih, milih hidup tenang aja Dek dengan cara gak mau mencari tau apa yang gak seharusnya gue tau. Mungkin dengan begitu hidup gue bisa lebih tenang. Belum bisa gue kayak lo gitu."
Kimy mengedikkan bahunya, "terserah itu mah. Gimana nyamannya aja udah gitu mah. Tapi seenggaknya aku tau setelah denger cerita Satria bahwa gak ada masa lalu dia yang setara nilainya dengan gue." Kimy langsung jemawa. Atau lebih tepatnya sombong tingkat dewa.
"Coba sekarang tanya si Satria, siapa Gitsa itu?" tantang Amora, padahal sebetulnya dia yang lebih penasaran tentang siapa wanita cantik itu.
Tanpa menunggu lagi, Kimy langsung menghubungi suaminya yang sebenarnya berada di teras samping sedang duel catur ayahnya.
Setelah tiga kali mendengar bunyi panggilan tunggu akhirnya suara Satria menyapa.
"Apaan?" tanya Satria tergesa, sepertinya sekarang anak-anak pionnya sedang berada dalam ancaman Rahardian.
"Gitsa siapa?" Kimy to the poin, seperti biasa.
"Gitsa, yang mana? Pacar si Gery?" Satria malah balik tanya.
"Lah, kalau aku tau siapa Gitsa gak akan aku tanya, malah balik tanya."
"Aku kira kamu lagi ngajak maen tebak-tebakan."
"Ih ngaco. Mana ada tebak-tebakan kayak gitu?" sentak Kimy. Dia lupa jika dulu dirinya adalah manusia yang memiliki tebak-tebakan yang tak seorang pun bisa menjawabnya, bukan karena sulitnya pertanyaan yang Kimy buat, tapi karena hanya dirinya sendiri lah yang mengetahui jawaban dari tebak-tebakan yang ia produksi. "Jadi Gitsa pacarnya Gery?"
"Yang namanya Gitsa cuma dia doang yang aku kenal. Kenapa emang?" Satria mulai penasaran. "Skak!"
"Kamu nyekak aku?"
"Aku nyekak Ayah. Kan kamu mah udah semalem." Ucapan Satria berhasil membuat Rahardian mendelik, sepertinya si Mesum lupa jika di hadapannya adalah Ayah mertuanya sendiri.
"Aku pegang ya ucapan kamu ya!" Dengan nada mengancam.
"Biasanya juga pegang yang laen."
"Heh, sebenernya kamu lagi sengaja bikin konsentrasi Ayah buyar ya?" bentak Rahardian. Karena tiap kali ia akan menjalankan pionnya, Satria terus membuat konsentrasi Rahardian terpecah.
Kemanakah Thomas pergi???
Apakah dia sedang nangis di pojokan sambil ngorek-ngorek undur-undur?
Apakah ada di antara Encumers yang mengetahui keberadaan Thomas???
Jeng, jeng, jeng lagi... 🤭
Thomas, Thomas…
Dimanakah kau berada?
Thomas, Amora ingin bertemu… (Nyanyi dengan nada lagunya Hachi)
mirip bersin nya🤣🤣🤣🤣🤣🤣
ampe berair mata ku ya Allah gustiiiiiiii 😄😄😄.
bingung mau nulis apa ketawa dari awal ampe ahir udah cukup 😄😄.
si bumil mode kalem 😅😅.
baca doa makanya kalau mau bobo onta 😄😄.