Warning 21+ Cerita Dewasa!!!!!!
Bijaklah dalam memilih bacaan, karena novel ini bisa membuat ada jungkir balik, panas dingin, ngakak berkepanjangan dan juga mengandung kebucinan yang hakiki.
Wanita malam julukan segelintir orang disekitar pemukiman tempat tinggal Berlian Ayunda yang memandang rendah pekerjaannya, tapi Berlian tidak pernah menghiraukan perkataan mereka yang terpenting dirinya bisa menjaga diri dan juga kehormatannya.
Hingga suatu hari Berlian harus menikah dengan seseorang karena desakan dan aturan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Alvaro Waradhana seorang cassanova suami Berlian yang menganggap Berlian sama seperti wanita malam yang selalu menemani tidurnya.
Akankah Berlian bisa bertahan dengan Alvaro Waradhana?
Dan apakah Alvaro Waradhana bisa merubah statmen terhadap Berlian setelah dirinya mengenal lebih jauh siapa Berlian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 Merasa Kasihan
"Varo…………." teriak Berlian saat Varo menarik selimut yang menutupi tubuhnya.
"Mau ya………." ujar Varo sambil menatap tubuh Berlian, dengan segera Berlian langsung beranjak dari tempat tidurnya menuju lemari untuk mengambil selimut dan tidur di bawah menggunakan bedcover.
"Varo……..!" teriak Berlian saat Varo turun dari ranjangnya dan ikut tidur bersama Berlian.
"Jangan berteriak nanti bibi Ami mendengar kita, dan dia pasti akan curiga kamu mau?" tanya Varo membuat Berlian langsung menatap ke arah Varo kesal, lagi-lagi Varo membuat dirinya tidak berkutik.
"Ok sekarang apa maumu?" tanya Berlian menantang Varo padahal dirinya merasa takut jika Varo menerkamnya dan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa takut bibi Ami mengetahui keadaan rumah tangga Berlian yang sebenarnya.
"Aku akan memakanmu" ucap Varo dengan tersenyum jahil ke arah Berlian. "Tapi kalau kamu tidak mau aku memakanmu kamu harus mengikuti syarat yang aku ajukan tadi pagi bagaimana?"
"Maksud kamu aku harus berhenti bekerja dari club malam begitu?, kamu tahu bukan, itu pekerjaanku yang menghasilkan uang untuk menghidupi diriku dan juga bibi Ami, kalau aku keluar aku harus menghidupi bibi Ami dengan apa?"
"Dengan melayaniku" ujar Varo membuat Berlian menatap Varo dengan kesal dan beranjak dari tempat duduknya.
"Mau kemana aku belum selesai bicara, duduklah" ujar Varo sambil menarik tangan Berlian yang akan pergi meninggalkannya dengan segara Berlian kembali dan duduk berhadapan di depan Varo.
"Baiklah jangan membuatku menunggu dua kali teruskan bicaramu," ucap Berlian sambil menatap Varo yang juga sedang menatapnya.
"Tenang, tenang, kendalikan dirimu junior kita selesaikan misi terlebih dahulu agar papah percaya pada diriku untuk memegang semua perusahaannya" gumam Varo dalam hati sambil menelan salivanya menatap Berlian di depannya yang membuatnya bergairah.
"Tenang saja papah menyuruhmu untuk membantuku bekerja diperusahaan" jelas Varo membuat Berlian langsung mengangkat kedua alisnya tidak mengerti.
"Kamu tahu pekerjaanku yang selama ini aku kerjakan bukan, mana bisa aku bekerja diperusahaan yang tidak aku mengerti karena pendidikanku hanya sampai sekolah menengah atas"
"Tenang saja nanti sekertarisku akan mengajarimu jadi tenang lah pasti kamu bisa," ujar Varo gelisah.
"Baiklah aku akan mencobanya, tapi sebelum itu aku ingin berbicara pada bosku yang berada di club malam dan berpamitan kepada teman-temanku" ujar Berlian sambil menggeleng-gelengkan kepalanya saat tidak mendapat tanggapan dari Varo yang berlari menuju kamar mandi.
"Aku heran kenapa papah Iskandar begitu baik kepadaku, walaupun dia tahu pekerjaanku selama in" gumam Berlian dalam hati. "ya sudahlah aku tidak peduli aku akan mencoba bekerja di perusahaan bersama Varo, dan aku bisa meninggalkan dunia malam yang selama ini ingin aku tinggalkan" ucap Berlian sambil merebahkan tubuhnya di lantai yang hanya beralaskan bedcover.
"Sial, kenapa kamu tidak bisa berkompromi junior" ucap Varo yang sudah berada di dalam kamar mandi saat juniornya sudah menegang hanya dengan menatap Berlian membuat jiwa cassanova nya meronta-ronta dan puas hanya dengan bermain solo sambil berfantasi liar.
Varo yang baru keluar dari kamar mandi menatap Berlian yang sudah tidur terlelap di lantai yang beralaskan bedcover, membuat Varo langsung mengangkat tubuh Berlian dan memindahkan Berlian ke atas tempat tidurnya, tidak tahu mengapa dirinya merasa kasihan melihat Berlian tidur hanya beralaskan bedcover diatas lantai.
"Aku masih tidak mengerti kenapa kamu sangat berbeda dengan wanita malam pada umumnya Berlian Ayunda" gumam Varo dalam hati sambil menyelimuti tubuh Berlian dengan selimut sambil menyelipkan rambut Berlian yang berantakan di belakang telinga dan membelai lembut pipi Berlian dengan jari-jarinya dan pergi meninggalkan kamar Berlian menuju ruang tamu dan merebahkan tubuhnya diatas sofa sambil bermain ponsel.
"Nak Varo kanapa berada disini?" tanya bibi Ami ketika dirinya keluar dari kamar dan ingin menuju dapur untuk mengambil air minum.
"Aku hanya tidak ingin mengganggu Berlian yang sedang tidur karena aku ingin menelepon seseorang" ujar Varo sambil tersenyum.
"Baiklah kalau begitu bibi ke dapur dulu"
"Sebentar bi duduklah ada yang ingin aku bicarakan dengan bibi" ujar Varo ketika bibi Ami akan pergi menuju dapur.
"Ada apa nak bicaralah" ujar bibi Ami mengurungkan niatnya menuju dapur dan duduk di sofa bersama Varo.
"Sudah berapa lama Berlian bekerja di club malam?, kenapa bibi mengijinkan Berlian?, maaf bila aku menanyakan hal seperti ini" ujar Varo tidak enak.
"Tidak apa-apa nak kamu sebagai suami Berlian perlu tahu siapa Berlian" ujar bibi Ami sambil tersenyum. "Berlian sudah lama bekerja di club malam, bibi mengizinkan Berlian bekerja di club malam karena bibi yakin Berlian mampu menjaga diri dan juga kehormatannya, sebelum peristiwa lalu saat kamu dan juga Berlian tidur bersama" jelas bibi Ami membuat Varo langsung mengangkat kedua alisnya mendengar penjelasan bibi Ami.
Bersambung............