NovelToon NovelToon
Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Zombie / Epik Petualangan / Hari Kiamat
Popularitas:65.8k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.

Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.

Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter ¹² - new hair

Malam itu, udara terasa lembab dan dingin. Angin berhembus lembut membawa aroma tanah basah dari kuburan yang baru saja mereka gali. Di halaman belakang rumah Britney, rerumputan bergoyang pelan tertiup angin. Di sanalah Clay dan Britney beristirahat setelah hari yang begitu panjang dan melelahkan.

Keduanya telentang berdampingan di atas rumput. Langit malam menampakkan dirinya dengan taburan bintang, meski samar tertutup kabut asap dari kebakaran jauh di kota. Mereka sama-sama menjadikan lengan sebagai bantal kepala, menatap ke langit dengan pikiran masing-masing yang masih kacau.

Keheningan malam hanya dipecahkan oleh suara jangkrik. Britney mengembuskan napas panjang sebelum akhirnya bersuara, “Apa kau pernah mengira kalau zombie itu benar-benar ada?”

Clay menoleh sekilas ke arah gadis di sebelahnya. Wajah Britney diterangi cahaya bulan yang pucat. “Tentu saja,” jawab Clay datar. “Aku selalu berpikir pemerintah punya banyak rahasia. Salah satunya... menciptakan bioteknologi yang berbahaya.”

Britney mengerutkan kening. “Lalu kenapa kau tidak pernah memberitahuku?” tanyanya, suaranya sedikit menyalahkan.

Clay terkekeh pelan, menoleh sepenuhnya ke arahnya. “Bagaimana bisa aku memberitahumu, hm? Melirik sedikit ke arahku saja kau tidak mau. Andai invasi zombie ini tidak terjadi, mungkin sampai sekarang kau akan tetap bersikap begitu padaku,” ucapnya panjang, dengan nada campuran antara gurauan dan kenyataan pahit.

Britney diam sejenak, merasa bersalah. “Maaf,” katanya akhirnya. “Ternyata sikapku selama ini... begitu buruk.”

“Kau baru menyadarinya sekarang?” Clay menimpali, separuh bercanda namun juga separuh sungguh-sungguh. Ia memalingkan wajahnya lagi ke langit. “Sebenarnya kenapa kau tiba-tiba berubah saat masuk SMA? Setahuku, dulu kau tidak begitu. Kau berbeda.”

Pertanyaan itu membuat Britney menoleh pelan ke arahnya. “Sebelum SMA? Apa itu berarti... kau sudah mengenalku sebelum masuk SMA?” tanyanya balik, agak terkejut.

Clay tersenyum tipis, matanya memandang jauh. “Iya. Kelas kita bahkan bersebelahan. Tapi sepertinya itu tak terlalu berarti bagimu. Wajar, sih. Aku bukan murid yang menonjol. Banyak orang bahkan tidak tahu namaku.”

Britney terdiam. Ucapan Clay seperti tamparan kecil. “Maaf sekali lagi...” ujarnya lirih. “Sepertinya aku memang egois menjalani masa remajaku. Saat masuk SMA, aku cuma ingin jadi murid populer. Aku pikir dengan begitu aku bisa bahagia. Tapi ternyata, aku malah kehilangan diriku sendiri.”

Ia mendengus pelan, menatap langit yang perlahan dipenuhi awan. Di matanya tersirat penyesalan mendalam. “Mungkin lingkungan pertemanan yang membuatku seperti itu,” tambahnya, suaranya semakin pelan.

Clay menoleh sedikit, memperhatikan ekspresi Britney yang lembut dan jujur. “Aku rasa kau sudah cukup meminta maaf padaku,” katanya tenang. “Kau tidak perlu menyalahkan dirimu terus.”

Tatapan mereka bertemu. Dalam gelapnya malam, mata mereka saling terpaut. Beberapa detik terasa seperti menit panjang. Ada sesuatu yang tak terucap di antara keduanya, sesuatu yang mungkin sudah lama ada tapi baru kini bisa dirasakan.

Britney yang pertama mengalihkan pandangan. Wajahnya memerah, bukan karena dingin, tapi karena salah tingkah. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia menyadari tubuh Clay yang bertelanjang dada di sebelahnya, otot-ototnya berkilat karena sisa keringat. Sungguh tampilan yang terlalu menggoda untuk tidak disadari.

Britney cepat-cepat berdiri, menepuk-nepuk celananya. “Sudah malam,” ujarnya cepat, berusaha menutupi rasa kikuknya. “Sebaiknya kita masuk. Cuacanya semakin dingin.”

Clay ikut menatap ke langit, lalu mengangguk kecil. “Kau duluan saja. Aku akan segera menyusul.”

Britney mengangguk singkat dan melangkah menuju rumah. Suara langkah kakinya di atas rumput perlahan menjauh, menyisakan Clay yang masih terbaring memandangi langit. Cowok itu tersenyum samar, memikirkan kembali percakapan mereka barusan. Ia merasa sesuatu di antara mereka mulai berubah.

Di dalam rumah, Britney masuk ke kamar mandi. Ia berdiri lama di depan cermin, menatap pantulan dirinya sendiri. Wajahnya pucat, rambutnya kusut, dan matanya sembab karena terlalu banyak menangis. Dalam diam, Britney teringat kembali pada semua sikap buruknya di masa lalu, caranya memperlakukan orang lain di sekolah, terutama murid-murid yang dianggap lemah.

“Mungkin ini karma untukku,” gumamnya lirih.

Ia meraih sepasang gunting kecil yang tergantung di dinding. Dengan tangan sedikit gemetar, Britney mulai memotong rambutnya perlahan. Suara gunting beradu dengan helaian rambutnya terdengar jelas di ruang sunyi itu. Satu per satu helai panjang jatuh ke lantai. Hingga akhirnya, rambutnya kini hanya sebahu.

Ada rasa lega aneh yang merambat dalam dadanya. Seolah dengan memotong rambut, ia memutus masa lalunya.

Britney menatap pantulan dirinya sekali lagi. Kali ini ada sorot mata baru, lebih kuat, tapi juga lebih sedih. Ia menarik napas dalam, kemudian menyalakan air mandi. Uap hangat memenuhi ruangan. Britney masuk ke bathup, menenggelamkan tubuhnya perlahan. Air menyentuh kulitnya, menenangkan luka dan rasa lelah yang menumpuk.

Beberapa menit ia hanya terdiam, memandangi langit-langit kamar mandi sambil berpikir. Setelah semuanya selesai, Britney keluar, mengeringkan rambutnya dengan handuk, lalu mengenakan pakaian bersih. Ia berniat membuat makan malam, sekadar sesuatu untuk mengisi perut mereka berdua yang belum makan sejak siang.

Dapur rumah itu masih tampak berantakan. Ada sisa darah dan pecahan kaca di lantai, peninggalan insiden siang tadi. Britney memutuskan untuk merapikannya terlebih dahulu. Ia mengambil kain pel dan ember berisi air, membersihkan lantai dengan telaten. Setiap kali kainnya berubah warna menjadi merah, ia membilasnya dan melanjutkan pekerjaan.

Setelah semuanya cukup bersih, barulah Britney mulai memasak. Ia membuka kulkas, memeriksa bahan makanan yang tersisa. Ada ayam, beberapa sayuran, dan beberapa potong bacon. Dengan cekatan ia menyiapkan semuanya. Tangannya bergerak lincah, seperti menemukan kembali ketenangan lewat kegiatan sederhana ini.

Aroma sup mulai tercium memenuhi dapur. Hangat dan menenangkan. Britney menatap panci di atas kompor sambil sesekali mengaduk pelan. Ia sedikit tersenyum, membayangkan wajah Clay saat mencicipi makanannya nanti.

Tak lama, langkah kaki terdengar dari arah ruang tamu. Clay muncul di ambang pintu dapur, tubuhnya sudah mengenakan kaus bersih. Wajahnya tampak lelah namun tenang.

“Apa kau membuat makan malam?” tanyanya, berjalan mendekat.

Britney menoleh, tersenyum tipis. “Iya. Aku membuat sup ayam dan bacon.” Ia mengangkat tutup panci, memperlihatkan isi sup yang mengepul hangat. Tapi baru saja ia melakukannya, uap panas menyambar wajah dan tangannya.

“Aaakh!” Britney berteriak refleks. Rasa panas yang luar biasa membuatnya menjatuhkan tutup panci.

“Britney!” Clay segera melangkah cepat menghampiri gadis itu. Ia memegang bahu Britney, memastikan gadis tersebut baik-baik saja. “Kau tidak apa-apa? Tangannya bagaimana?”

Britney menggeleng cepat, menahan air mata kecil di ujung matanya karena rasa perih. “Aku baik-baik saja... hanya sedikit panas,” ujarnya, memaksakan senyum.

Clay menatap tangannya yang kemerahan. Tanpa banyak bicara, ia meraih tangan Britney dan membawanya ke bawah kran air. “Dinginkan sebentar,” katanya pelan.

Air dingin mengalir membasuh kulit Britney. Gadis itu menatap Clay dalam diam. Ada sesuatu di matanya, rasa aman yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Mungkin karena di tengah dunia yang hancur, Clay adalah satu-satunya sosok yang masih membuatnya merasa hidup.

1
Okto Mulya D.
perjuangan berat tuhh
Okto Mulya D.
Jenifer sulit ditebak ya?!, semoga tidak membahayakan Clay dan Britney serta janin anak mereka.
Tiara Bella
Jeniffer mw kemana ya
Tiara Bella
wow dijalan kiamat zombie Britney hamil....semoga dpt melaluinya ya clay Britney.....
Rommy Wasini Khumaidi
aduh...masih kepikiran Jenifer ini thor,takut tiba² nyerang,nanti kalau bayinya Britney lahir ari²nya dimakan kaya Suzana,lebih menakutkan lagi bayinya dimakan,ngeri bgt ngebayanginya 🙈🙈atau jangan² bayinya akan menjadi super hero,karena terkontaminasi virus zombie
Cindy
lanjut
Tiara Bella
wow Jenifer akhirnya sadar ya....tp emang butuh proses.....
Rommy Wasini Khumaidi
aku takut Jenifer jadi makhluk yang melebihi zombie
Rommy Wasini Khumaidi
tuh kan hamil britney
Kiki Handoyo
"BUILD THE WORLD A NEW"

SELAMAT DATANG peradaban baru.
Itulah kalimat yang layak diucapkan saat ini.
Manusia ditakdirkan menjadi khalifah, pembawa perubahan dan pembentuk peradaban di muka bumi.
Mengubahnya dan memicu lahirnya peradaban baru bagi umat manusia.

Virus zombie yang mewabah di hampir semua daerah ini telah mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat bahkan sangat tidak siap dengan kehadiran wabah yang mematikan ini.
Manusia hadir untuk bertindak melakukan perubahan dan membangun peradaban yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Dimana semua orang bisa hidup damai, membuat sebuah daerah mampu bangkit dan berkontribusi dalam peta peradaban...🤩🥰
Okto Mulya D.
Britney hamil ngga tuhhh ...bakal repot nihhh
Okto Mulya D.
dunia berjalan lambat..
Okto Mulya D.
ada zombie lagi pasti
Okto Mulya D.
gedung yang tenang ternyata banyak zombie nya..huhh..
Rommy Wasini Khumaidi
Brithney hamil ditengah dunia Zombie,lupa gk pake pengaman ya Clay,gk ada alfamart yang jual Sutra ditengah dunia yang hancur🤣
Tiara Bella
hamil sh kynya Britney...
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semoga jangan dulu hamil Thor
Okto Mulya D.
waduh hot banget yaa...
Okto Mulya D.
wahhhhh sembuh juga si Britney dan Clay pun tidak sendirian..
Okto Mulya D.
Hahahaha mana mungkin, digigit zombie pasti mati kecuali minum obat dan luka segera dialirkan keluar..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!