NovelToon NovelToon
ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Poligami / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Pernikahan rahasia
Popularitas:691
Nilai: 5
Nama Author: Miss Flou

Arshaka Beyazid Aksara, pemuda taat agama yang harus merelakan hatinya melepas Ning Nadheera Adzillatul Ilma, cinta pertamanya, calon istrinya, putri pimpinan pondok pesantren tempat ia menimba ilmu. Mengikhlaskan hati untuk menerima takdir yang digariskan olehNya. Berkali-kali merestock kesabaran yang luar biasa untuk mendidik Sandra, istri nakalnya tersebut yang kerap kali meminta cerai.
Prinsipnya yang berdiri tegak bahwa pernikahan adalah hal yang sakral, sekeras Sandra meminta cerai, sekeras dia mempertahankan pernikahannya.
Namun bagaimana jika Sandra sengaja menyeleweng dengan lelaki lain hanya untuk bercerai dengan Arshaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Flou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LUKA HATI

“Bersabarlah sebentar. Kamu ingin membuat istrimu mengenal Tuhan, bukan ingin membuatnya mengenalmu.”

Tidak ada yang bertahan selamanya. Segala sesuatu di dunia ini sifatnya sementara. Dua hal yang terlintas dalam benak Arshaka, dirinya yang bertahan lalu pada akhirnya menyerah, atau Sandra yang menyerah dengan keegoisannya.

Bercermin, menilik lekat wajah yang selalu diusap lembut oleh keluarganya nan kian memerah. Belum ada secuil pun di hatinya akan nama Sandra. Namun, siapa lah pria yang tidak tergerus harga dirinya jika direndahkan oleh perempuan meski seburuk apapun dirinya.

Kian terluka, hancur kacau, tetapi senyum Arshaka masih sama.

Ia telan mentah seluruh sikap yang Sandra berikan. Andai orang luar ada yang tahu perihal hatinya, maka dia akan mendapatkan olokkan 'kehilangan berlian demi sampah menjijikan.'

Benar adanya jika Sandra dan Nadheera bagaikan langit dan bumi. Laksana matahari dan bulan yang takkan mungkin bersua. Begitu jauh perbedaan keduanya.

Menghela napas, Arshaka lantas membasuh muka sembari berkata dalam hati. “Tidak ada sesuatu yang instan untuk digapai. Mie instan saja tetap butuh direbus.”

Sementara Sandra tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk lepas dari pernikahan tersebut. Dia memang merasa kagum dengan Arshaka karena ketampanannya, tetapi hatinya benar-benar tak terpaut sama sekali. Meminta cerai tak ditanggapi, ucapannya hanyalah angin lalu. Dia goda dengan tubuhnya, Arshaka bersikap layaknya pemuda yang tidak butuh menyalurkan syahwatnya.

Sempat terpikir dalam benaknya bahwa Arshaka adalah lelaki tidak normal alias impoten, sebab selama tiga hari terakhir ia benar-benar bertindak layaknya kupu-kupu malam yang menggoda pria hidung belang. Akan tetapi, Arshaka tidak terusik sama sekali atau paling tidak menunjukkan sinar mata sayu seperti yang Sandra bayangkan.

“Minum dulu vitaminnya.”

Arshaka berjalan mendekati Sandra yang tepar di atas ranjang. Hidupnya yang terlampau bebas, bagai tak pernah mendapatkan tekanan apapun membuat tubuh Sandra shock manakala ia merasa tertekan dengan segala perintah yang Arshaka berikan dan berakhir ia drop.

Demam sejak pagi subuh, tubuhnya panas dingin, seluruh tulang belulangnya terasa sangat sakit dan ngilu. Untung Arshaka masih memberikan perhatian, jika tidak, dia hanya akan terkulai lemas di atas ranjang sebab hanya untuk menyentuh lantai pun Sandra terlihat lemah.

Sandra duduk bersandar pada headboard ranjang dibantu oleh Arshaka. “Akh! Jangan diteken lengannya!” Ia mendesis pelan sembari melemparkan tatapan horor pada Arshaka.

“Sakit sekali?” tanya Arshaka tak enak hati. Dia memegang lengan atas Sandra dengan hati-hati dan tidak memberatkan gadis itu.

“Udah tau malah nanya! Puas bikin aku kayak gini?!”

“Belum. Sampai kamu tidak akan sakit lagi saat beradaptasi dengan hal-hal baru,” balasnya dengan santai.

Seperti salat, tidak apa-apa dikerjakan secara terpaksa, lama-lama akan terbiasa lalu hatinya akan tergerak dengan sendiri untuk senantiasa melakukannya. Anak kecil pun harus dipaksa ke sekolah untuk menimba ilmu, bangun pagi dengan ogah-ogahan, tetapi lama kelamaan otaknya akan tersetting dengan sendirinya.

Sandra mendengus, lalu ia membuka mulut, menerima obat yang Arshaka berikan. Sangat kesal dengan pemuda itu, Sandra gigit kuat ibu jari dan telunjuk Arshaka hingga ia mengaduh. “Rasain!” dengusnya sembari meraih kasar gelas di tangan kiri Arshaka.

Bukan marah, dia hanya tersenyum kecil sembari mengacak-acak rambut Sandra dan matanya memandang Sandra yang tengah meneguk air.

“Tidak apa-apa. Saya lebih suka liat kamu sakit seperti ini. Tidak marah-marah dan ngamuk tidak jelas.”

Sandra malas menjawab, tidak penting juga pikirnya. Dia memilih untuk merebahkan tubuh lagi sambil mengeratkan selimut. “Pergi sana! Aku nggak mau diganggu!” usirnya tanpa menatap wajah As rshaka yang hendak mengompres keningnya.

“Diamlah! Jangan seperti anak kecil, saya cuma mau kompres kamu agar demamnya turun!” Arshaka mendengus pelan. Benar-benar bebal si Sandra.

“Aku bukan anak kecil, nggak usah dikompres segala! Pergi sana.”

“Saya juga mau ke kampus, setelah ini pergi. Tapi saya mau memastikan demam kamu turun lebih dulu,” balas Arshaka lalu meletakkan kain basah di kening Sandra. “Saya sudah masak, nanti ada orang yang ke sini buat bantu kamu. Minta saja masakannya untuk dipanaskan kalau kamu ....”

Sinar mata Arshaka memandang nanar pada lantai, tak selesai dia bicara. Sandra melemparkan kain basah di keningnya ke belakang. Jatuh tak tepat di mangkuk berisi air hangat yang spontan terjatuh ke lantai.

Sempat terkejut mendengar suara peraduan kaca dengan keramik, Sandra tertegun. Dia membalikkan tubuh, tetapi tak mendapati Arshaka di hadapannya. Menengoklah ia ke bawah, pemuda itu berjongkok sembari mengumpulkan kepingan-kepingan kecil dan diletakkan di pecahan mangkuk paling besar. Mangkuk kaca itu pecah, serpihannya menyatu dengan air hangat.

“K-kak, maksud aku nggak gitu ....”

“Katakan, Sandra. Katakan pada saya, mana yang lebih sakit. Jiwa yang tertekan sebab tidak menerima pernikahan, atau lelaki yang menahan diri saat jiwa dan raganya dihinakan oleh istrinya setelah ia berusaha untuk memuliakannya?” Tanpa menatap wajah Sandra, Arshaka melemparkan pertanyaan.

“Tidak ada salah satu dari keluarga saya jika ia telah berbicara lalu menarik kembali ucapannya. Tidak ada salah satu di antara kami yang tidak bersungguh-sungguh melakukan sesuatu jika perkara sudah ditetapkan dalam hatinya. Tidak diizinkan oleh Ayah untuk Ibu mengurus pekerjaan rumah tangga selain mengurus beliau dan mendidik ketiga anaknya, sebab ia mencari teman hidup bukan pembantu. Pada masanya semua orang tau bagaimana Grandpa membenci Grandma. Namun, saat itu juga mereka semua tahu bagaimana tertatihnya Grandpa untuk menggapai cintanya dengan segala kesedihan yang merengkuhnya.” Jeda.

“Mereka rela menekuk lutut demi membahagiakan yang terkasih. Tidak peduli bagaimana orang memandang aneh mereka, kebahagiaan orang terkasih adalah yang utama. Kamu tahu apa artinya itu, Sandra? Rela menjadi budak cinta demi melihat senyum kekasih hatinya tanpa sedikitpun memikirkan kebahagiaanya.”

“Apakah kamu tidak mau bersyukur dengan hadirnya saya yang tidak mencintaimu tapi rela kamu hinakan seperti ini? Tidak kamu ingin bersyukur saat saya merelakan rayuan saya pada Allah untuk memintanya demi ingin membahagiakanmu yang telah menjadi istri saya?”

Arahaka. Pria itu berbicara sembari mengumpulkan serpihan tersebut. Tak hanya serpihan mangkuk, tetapi hatinya juga yang semakin tercerai berai. Gemetar tangannya terlihat sampai-sampai satu jarinya tergores dan berdarah.

“Kamu tahu, jika yang ada di posisi saya saat ini adalah Arkana atau para lelaki dari keluarga besar saya, Demi Allah Sandra, Demi Allah akan deras bercucuran air matamu, akan hancur lebur hatimu melebihi yang kamu buat, akan semakin terdiam kamu di sudut kamar dengan segala tekanan yang kamu rasakan.”

“Lihatlah nanti di masa depan, apakah ada orang yang bisa memperlakukanmu selembut saya kalau sifat dan sikapmu masih terus seperti ini. Demi Allah, hati saya sangat sakit, tapi saya memaafkanmu. Saya ridho kamu perlakukan seperti ini. Tolong balas dengan perubahan adab dan akhlakmu yang semakin baik.”

1
Marlina Selian
haha lucu banget
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat 🥰🥰🥰🥰
Marlina Selian
ikutan hayut dalam cerita ya hati ku teriris jugak
윤기 :3
Gila aja nih cerita, bikin gue baper dan seneng banget!
Miss Flou: Hallo, terima kasih sudah mampir, Kak. Semoga betah ya di sini sampe ending🥰
total 1 replies
Miss Flou
Annyeong, selamat datang😍
Ini novel pertama saya, semoga kalian suka ya. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar, Sayangku🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!