Rinda mengenalkan sahabatnya yang bernama Dita dengan Danis, kekasihnya. Sikap dan kebiasaan Danis berubah, setelah Rinda kenalkan pada Dita. Tidak ada lagi Danis yang selalu ada disetiap Rinda membutuhkannya. Karena setiap kali Rinda butuh Danis, pria itu selalu bersama Dita.
Rinda menyesal mengenalkan Dita pada Danis. Rinda tidak menyangka orang terdekatnya akan mengkhianati dirinya seperti ini.
Puncak penyesalan Rinda, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Danis dan Dita masuk ke dalam hotel sambil menautkan jari-jari tangan mereka. Kebetulan Rinda sedang bersama Keenan, pria yang baru saja menjadi temanya. Rinda tidak tahu, jika Keenan adalah calon suami Dita.
Bagaimana sikap Rinda selanjutnya pada Danis dan Dita?
Keputusan apa yang akan dipilih Rinda tentang hubungannya dengan Danis
Bagaimana sikap Rinda pada Keenan, setelah tahu pria itu calon suami Dita?
Yuk simak cerita 'MENYESAL' selengkapnya, hanya di NOVEL TOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Siapkah Untuk Jatuh Cinta Lagi
"Senang bisa lihat kamu baik-baik saja Rin," ucap Keenan.
Rinda membalas dengan senyuman. Gadis itu tidak tahu saja, jika senyum itulah yang membuat Keenan selalu merindukannya. Mereka dipertemukan diwaktu yang tepat, menurut Keenan. Mungkinkah ini jodoh?
"Saya memang baik-baik saja. Terima kasih sudah peduli," balas Rinda.
"Mama kok greget sendiri ya lihat kalian ngobrol. Panggilannya formil banget. Yang mesra sedikit dong, Yang, Honey, Beb, atau panggilan sayang lainnya," ujar mama Mitha.
Rinda sungguh tidak paham maksud ucapan mama Mitha. Dia dan Keenan hanya berteman, dan baru kenal beberapa hari. Wajar jika bicara seperti yang mereka lakukan saat ini. sedikit formil dan juga hati-hati. Bagaimanapun, status Keenan adalah pimpinan utama perusahaan tempat Rinda bekerja.
Selain itu, Rinda juga belum berpikir untuk menjalin hubungan yang baru. Keenan memang baik, sopan dan yang pasti tampan dan punya posisi yang banyak didambakan kaum hawa sebagai calon suami. Tapi Rinda ingin fokus dengan keluarganya saja untuk sementara waktu. Apa lagi kakaknya sedang menghadapi masalah yang tidak mudah. Rinda ingin menemani Riska, mengawal kasus perceraian kakaknya itu.
Itu menurut pikiran Rinda. Bagaimana kalau orang tua sudah memutuskan? Apa Rinda bisa menolak?
Sedangkan Keenan menatap kesal pada mama Mitha. Dia memang punya niat untuk mendekati Rinda, tapi bukan seperti ini caranya. Keenan takut, Rinda justru menjauh darinya. Terlebih lagi, gadis itu baru saja patah hati. Keenan ingin mereka dekat secara alami saja. Tidak perlu terlalu terburu-buru. Kalau jodoh tak kan lari kemana.
Itu pikiran Keenan. Bagaimana kalau dia dipaksa untuk segera menikah dengan Rinda? Apa Keenan masih perlu minta waktu lagi?
Yang ditatap Keenan merasa tidak bersalah. Mama Mitha justru semakin menggoda putranya. Melihat situasi seperti itu, mama Ana akhirnya kembali mengambil alih bicara dengan Rinda.
"Nda, besok Mama pulang," ucap mama Ana.
"Besok kita semua ke Bandung," timpal mama Mitha.
Rinda hanya mengangguk. Dia pikir, mama Mitha dan yang lain ke Bandung untuk mengantar mama Ana pulang. Tidak ada pikiran yang lain yang Rinda pikirkan.
"Kami mau bertemu orang tua kamu," ucap mama Mitha lagi.
Jelas sekali wajah Rinda menunjukkan keterkejutan. Dia yang tadinya tidak berpikir yang macam-macam, jadi salah paham. Sampai akhirnya papa Fardhan yang baru pulang menjelaskan.
"Om dan yang lain ingin menjenguk ayah kamu," ucap papa Fardhan.
"Nanti Rinda sampaikan pada ayah dan bunda, Om," balas Rinda.
"Aduh Rinda sayang, jangan panggil om, tapi papa. Ingat! PAPA," ucap mama Mitha mengaskan.
"Ya sudah Sayang, ini sudah malam. Kamu pasti ingin istirahat. Sampai jumpa besok." Mama Ana mengakhiri pembicaraan mereka.
"Mitha, jangan memaksakan kehendak pada Rinda," ucap papa Fardhan menegur istrinya. Pikiran pria paruh baya itu sama dengan Keenan. Takut Rinda tidak nyaman dan akhirnya menjaga jarak. Kasihan putranya harus kerja keras merebut hati Rinda.
"Mitha bukan memaksakan kehendak. Tidak ada salahnya membiasakan panggilan mama dan papa pada kita. Sebentar lagi Rinda akan jadi menantu kita," jawab mama Mitha.
"Jangan terlalu cepat membicarakan pernikahan. Riza masih sakit." Papa Fardhan beralasan.
"Keenan sudah dewasa Mas. Usianya sudah lebih dari matang untuk menikah. Dari pada pacaran lama-lama, lebih baik langsung nikahkan saja. Pacaran setelah halal itu lebih baik dan lebih menyenangkan. Yang pasti tidak berdosa."
Keenan yang masih berada bersama para orang tua itu menyimak apa yang mama Mitha katakan. Apa yang mama Mitha katakan ada benarnya. Keenan setuju dengan alasan mama Mitha tentang pacaran setelah halal itu lebih baik, dan tidak berdosa. Masalahnya, siapkah Rinda untuk jatuh cinta lagi? Membuka hati kembali untuk Keenan.
"Sudah biar Mitha dan Ana yang urus semuanya besok. Kami akan bicarakan masalah ini dengan teh Nara," ucap mama Mitha lagi.
Di Bandung, Riska baru saja selesai menemani anak-anaknya tidur di kamar Ardian. Bunda Nara memang menyiapkan kamar yang dulu ditempati Rendi, menjadi kamar untuk cucu-cucunya. Sudah disiapkan juga tempat tidur untuk tiga anak. Karena memang, Zia dan Zio sering menginap.
Riska merapikan hordeng yang masih terbuka. Matanya tidak sengaja menangkap Jay yang keluar dari halaman, lalu menuju kediaman keluarga Heru. "Berani sekali kamu, Bang." Riska membatin, mengetahui suaminya itu menemui Dita.
Riska tidak tahu, jika Jay saat ini dalam mode panik takut ketahuan selingkuh. Pasalnya, dia mendapatkan kiriman foto dari Danis. Foto dia dan Dita di depan kamar hotel. Foto yang sama yang dimiliki Rinda.
Jay langsung menelpon Danis untuk minta penjelasan. "Dari mana kamu dapatkan foto itu?" Tanya Jay, begitu Danis. mengangkat panggilannya.
"Siapa lagi, tentu saja Dita yang mengirimkannya."
"Tidak mungkin!" Jay tidak percaya dengan jawaban Danis.
"Abang mau tahu siapa yang jadi selingkuhan ku?" Tanya Danis.
"Aku tidak mau tahu," jawab Jay.
"Bagaimana kalau dia, Dita?" Tanya Danis lagi. Jay pasti tertarik kalau tahu Dita lah yang menjadi selingkuhannya.
"Kamu tidak berbohong?" Jay meragukan jawaban Danis.
"Untuk apa aku bohong. Abang tanyakan saja pada Rinda, atau istri Abang." Jawab Danis.
"Tapi Dita tidak mungkin menyebarkan hubungan kami ke kamu. Untuk apa?"
Danis membenarkan ucapan Jay, untuk apa Dita memberitahu hubungan gadis itu dengan Jay. Seharusnya Dita menyimpan rahasia ini dari dirinya, bukan memberitahunya. Namun mengingat Dita berani melakukan video call dengan Rinda, disaat mereka berhubungan. Tidak menutup kemungkinan Dita yang menyebarkan foto tersebut. Terlepas apa maksudnya, Danis yakin Dita yang melakukannya.
Danis menjelaskan perbuatan Dita kepada Jay. Karena itu, Jay segera mendatangi Dita untuk minta penjelasan. Jangan sampai Dita juga mengirimkan foto tersebut pada Riska. Karena sikap istrinya itu dingin sejak dia pulang kemarin malam.
"Abang kangen Dita ya?" Ucap Dita begitu mengetahui Jay yang datang mengunjunginya.
"Dita, Abang ingin bicara hal yang serius," ucap Jay, sambil menjauh dari Dita yang akan memeluknya.
Diseberang sana rumah mertuanya. Jay tidak ingin orang-orang komplek membicarakan mereka, seandainya ada yang tidak sengaja melihat mereka.
"Kamu yang mengirimkan foto ini pada Danis?" Jay langsung bicara pad pokok masalahnya.
Dita menggeleng. "Untuk apa? Tidak mungkin Dita memberitahu orang lain tentang hubungan kita. Apa lagi orang-orang yang mengenal keluarga Abang," jawab Dita. Gadis itu berpura-pura tidak memiliki hubungan dengan Danis.
"Tapi kamu berani video call dengan Rinda, saat kamu dan Danis ...."
Jay tidak meneruskan ucapannya. Mengapa dia baru sadar, kalau Dita selingkuh darinya, dengan Danis. Dita panik, Jay mengetahui hubungannya dengan Danis. Dasar bodoh! Jika Rinda tahu, tanpa Danis bicara pun, Jay akan tahu dia yang merusak hubungan Danis dan Rinda.
"Abang, Dita hanya main-main sama Danis. Dita hanya ingin menunjukkan pada Rinda, kalau Danis tidak setia." Dita menjelaskan alasannya menggoda Danis.
"Yang Dita cintai hanya Abang. Kalau tidak cinta, tidak mungkin Dita menyerahkan diri pertama kalinya pada Abang," ucap Dita lagi.
Jay tidak tahu harus bersikap apa pada selingkuhannya ini. Dita bukan istrinya, gadis itu bebas ingin berhubungan dengan siapa pun. Tapi mengapa Jay merasa sakit dikhianati. Sebagai pria, dia diduakan. Sayangnya Jay masih butuh Dita untuk melampiaskan nafsunya.
"Abang maafkan. Tapi jangan kamu ulangi lagi. Kamu itu milik Abang!" Jay mengingatkan Dita.
Dita mengangguk. "Dita hanya milik Abang. Bagaimana kalau Dita kasih pelayanan yang membuat Abang senang. Sebagai permintaan maaf."
Jujur Jay tergoda dengan rayuan Dita. Tapi adik kecilnya hari ini sudah dipuaskan oleh Wanda. Dia juga harus segera kembali ke kediaman mertuanya. Jay terpaksa menolak.
"Abang harus segera kembali ke rumah ayah," jawab Jay.
"Abang pasti mau main sama istri Abang," sahut Dita merajuk.
"Kakak kamu sedang datang bulan," jawab Jay.
"Bagaimana kalau besok saja. Ditempat biasa," ucap Jay lagi.
"Baiklah," jawab Dita.
Dasar nakal, Dita memberikan satu kecupan di bibir Jay sebelum pria itu pergi. Riska yang masih berdiri di jendela segera memalingkan wajahnya, melihat adegan yang menjijikkan itu. Malam ini dia harus cari cara, agar tidak tidur satu ranjang dengan Jay. Nama Rinda yang ada dalam otak Riska.
Riska akan tidur di kamar Rinda. Dia bisa beralasan, kalau Dita sedang butuh teman bicara. Karena patah hati, dikhianati Danis. "Ide brilian," gumam Riska.
Riska masuk ke kamar Rinda, bertepatan dengan Rinda yang baru saja menutup panggilan video dari mama Ana. "Teh Ris malam ini tidur di sini, " ucap Riska.
Rinda tidak mungkin menolak permintaan kakaknya. Dia tahu alasan Riska mengungsi ke kamarnya. Dengan senang hati, Rinda mempersilakan Riska tidur di sampingnya.
"Kamu habis teleponan dengan siapa?" Tanya Riska. Mereka sudah sama-sama berbaring.
"Mama Ana," jawab Rinda.
"Tante Ana kenapa?" Tanya Riska lagi.
Rinda memiringkan badannya menghadap Riska. "Mama menyusul papa. Karena sejak kemarin tidak bisa dihubungi."
Lalu, mengalir lah cerita tentang mama Ana dan papa Heru dari mulut Rinda. Riska menyimak dengan seksama. Dalam hatinya dia bersyukur, lebih cepat mengetahui perselingkuhan Jay. Tidak sampai lama seperti yang terjadi pada mama Ana. Pasti rasanya lebih sakit, bertahun-tahun dibohongi.
Sedangkan Riska masih muda. Masih bisa menemukan cinta yang baru. Hanya saja, siapkah dia untuk jatuh cinta lagi?
lanjut thor ttp semangat cetita bagus
lanjut ttp semangat thor💪 ceritanya bagus 👍