NovelToon NovelToon
KEPALSUAN

KEPALSUAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Misteri / Action / Persahabatan / Romansa
Popularitas:217
Nilai: 5
Nama Author: yersya

ini adalah cerita tentang seorang anak laki-laki yang mencari jawaban atas keberadaannya sendiri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yersya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Di sebuah gedung pencakar langit di tengah kota, seorang pria tua berdiri memandangi hamparan lampu dari lantai 20. Dialah Brahmantya Adikara, kepala keluarga Adikara—seorang penyihir tua yang auranya saja mampu membuat ruangan terasa sempit.

Tok. Tok. Tok.

“Masuk,” perintahnya tanpa menoleh.

Pintu terbuka.

“Apakah Kakek memanggilku?” tanya seorang pria berusia 27 tahun dengan nada sok santai. Julian Adikara, cucu termuda keluarga itu.

Brahmantya tetap menatap keluar jendela. “Pihak markas besar menanyakan kasus pembunuhan warga sipil. Aku sudah menyerahkan satu orang luar yang berpura-pura memakai nama keluarga Adikara sebagai pelakunya.”

Julian tertawa. “Hahaha… memang Kakek yang terbaik. Selanjutnya biar aku yang menghabisi bocah itu. Setelah itu, Adelia akan kubuat—”

“Diam.”

Suara Brahmantya bagai cambuk.

Julian mendadak membeku, tubuhnya merinding.

“Kau diejek karena tidak pernah menyelesaikan misi,” ujar Brahmantya perlahan, tapi setiap katanya seperti pukulan. “Lalu karena kesal, kau menyuruh Ari melakukan pembunuhan dan mengambil misi untuk menyelesaikannya agar namamu naik. Dan apa hasilnya? Ari ketahuan. Kau menyewa penyihir bayaran, menarik perhatian semua pihak, membuat keluarga Adikara dicurigai, dan tetap gagal membunuh seorang bocah yang bahkan bukan penyihir.”

Brahmantya perlahan memutar tubuhnya, menatap Julian dengan sorot dingin yang membuat udara di ruangan seperti membeku. Aura tekanan kekuatan tingkat tinggi itu seakan menusuk kulit.

“Aku sendiri yang harus turun tangan membersihkan kekacauan yang kau buat,” ucapnya rendah, setiap kata terucap seperti vonis. “Semua ini demi menjaga nama keluarga Adikara tetap bersih.”

Aura mencekam meledak, menekan ruangan.

“Dasar bocah tidak berguna!” teriaknya.

Julian jatuh berlutut, tubuhnya gemetar, keringat dingin mengalir di wajahnya.

“Ma-maafkan aku, Kakek… a-aku akan menyelesaikannya. Aku bersumpah!”

Brahmantya menekan kembali auranya, meski tatapannya tetap tajam.

“Aku beri kau satu kesempatan lagi. Hanya satu. Jika kau gagal…”

Ia berhenti sejenak, membuat Julian mengangkat wajah dengan ketakutan.

“…aku sendiri yang akan membunuhmu.”

Julian langsung menunduk dalam-dalam. “Ba-baik!”

“Pergi.”

Julian bergegas keluar sambil gemetaran.

Di luar pintu, ia mencakari rambutnya frustasi.

“Sial… sial… dasar bocah brengsek itu. Aku akan membuatnya menyesal dilahirkan.”

Wajahnya berubah bengis.

“Dan Adelia… hehe.”

Ia menjilat bibir perlahan, seperti melihat hidangan favoritnya.

“Aku pasti menjadikannya milikku.”

...***...

Beberapa hari berlalu sejak penyerangan. Aku menghabiskan waktu dirumah—main game, baca buku, tidur siang. Adelia sempat mengabari kalau keluarga Adikara sudah menyerahkan seseorang kepada markas besar sebagai “pelaku.” Tampaknya, Ari masih dianggap berguna bagi mereka.

Tapi tetap saja terasa aneh.

Tidak ada serangan lagi.

Sunyi.

Terlalu sunyi.

“Mungkin keluarga Adikara tidak seburuk itu?” pikirku… meski diriku sendiri tidak terlalu yakin.

Saat ini aku berjalan-jalan santai di taman kota ketika sebuah suara meneriakkan namaku.

“Arya!”

Aku sontak menoleh.

Dan berdirilah seseorang yang tidak ingin aku lihat dalam waktu dekat ini.

“A-Ari…?” gumamku, terkejut. “Kau… apa yang kau lakukan di sini?”

Ari berdiri beberapa meter dariku, mengenakan seragam sekolah kami yang rapi, seolah-olah tidak pernah terjadi apa pun. Rambutnya tertata lebih baik dari biasanya, tapi wajahnya… kacau. Gelisah. Matanya bergetar.

“Ma-maafkan aku!” serunya sambil membungkuk dalam.

Aku mengerjap bingung.

“Hah?”

“Aku benar-benar menyesal,” ujarnya, mengangkat wajah. “Apa yang kulakukan terakhir kali… itu bodoh. Dan soal penyihir bayaran itu… aku juga minta maaf. Karena diriku, kau jadi ikut terseret.”

Dia mengepalkan tangannya, wajahnya dipenuhi rasa bersalah.

“Tenang saja. Aku sudah bicara dengan keluarga Adikara. Mereka bilang kau aman sekarang. Buktinya, tidak ada yang mengejarmu lagi, kan?”

Dia memang tampak menyesal.

Tubuhnya sedikit gemetar, suara yang keluar juga terdengar tulus. Tapi tetap saja—ada sesuatu yang janggal.

“Kenapa kau melakukan ini?” tanyaku pelan. “Kau sadar berurusan dengan empat keluarga besar itu gila, kan?”

Ari menggigit bibirnya. Wajahnya mulai memerah.

“Itu karena…” Ia menghela nafas, lalu menatapku lurus.

“Aku mencintaimu, Arya.”

Aku terdiam membeku.

“…Tidak. Aku tidak bisa percaya begitu saja.”

Ari tidak menjawab. Ia justru melangkah pelan ke arahku—satu… dua… hingga jarak di antara kami hampir hilang. Dada kami nyaris bersentuhan. Nafasnya hangat menyentuh pipiku, membuatku refleks menegang.

Seragam sekolahnya masih rapi, sedikit terbawa angin. Ada aroma lembut seperti bunga dari tubuhnya—tidak menyengat, justru menenangkan… tapi entah kenapa justru membuatku semakin gugup.

Ari tersenyum kecil. Senyum yang terlalu manis untuk situasi seperti ini.

“Arya…” panggilnya pelan, suaranya lembut.

“Aku akan melakukan apapun yang kau minta.”

Ia menundukkan wajah sedikit, rona merah tampak di pipinya. Jemarinya saling menggenggam di depan dada, sikap yang terlihat malu-malu tapi sengaja ditunjukkan.

“Aku tahu aku sudah keterlaluan sebelumnya,” lanjutnya dalam bisikan.

“Jadi… kali ini biarkan aku menebusnya.”

Ia menatapku dari bawah, mata coklatnya bergetar halus.

“Kau boleh meminta apa saja,” ucapnya sambil tersenyum manis.

“Dan kalau… kalau itu tentang diriku…”

Sebelah tangannya perlahan menyentuh ujung lengan seragamnya sendiri, seolah gugup.

“Aku tidak akan menolak.”

Suaranya mengecil, nyaris seperti gumaman malu.

“Kali ini… aku hanya ingin kau melihatku. Tanpa merasa takut.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!