Karina adalah gadis sederhana yang di besarkan di keluarga yang hangat, namun sesuatu terjadi padanya ketika ia sedang bekerja, kejadian itu tak sengaja mempertemukannya dengan seseorang yang membuatnya terpana, dan jatuh hati. Apakah perjuangan cinta Karina akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22. Don't let this be good bye
Pagi itu Kian bangun dan bersiap untuk pergi bekerja, Tapi dia tidak menemukan sarapan di meja makan.
"Karina?" Panggil Kian. Beberapa saat kemuduan bukan Karina yang keluar melainkan Theo.
"Tadi pagi-pagi sekali dia sudah pergi." Ujar Theo.
"Kemana?" Tanya Kian.
"Pergi ke restorannya." Jawabnya.
Kian hanya terdiam.
"Oh ya, Karina nuna tidak membuatkan sarapan. dia hanya membuatkanmu bekal." ujar Theo
"Bekal?" Gumam Kian
"Emm, selesaikan masalahmu dengannya Hyung, Aku tau Kalian Saling mencintai. hanya saja kalian berdua Terlalu tertutup—“
"Theo!"
"Baiklah, Aku pergi." Ujar Theo lalu pergi.
Kian pun mengambil bekalnya dan pergi.
#Rumah Sakit
Saat Kian datang kerumah sakit tiba-tiba saja seorang Suster berlari kearahnya.
"Dokter Kian, Kita kedatanggan banyak pasien kritis karena kecelakaan" Ujar suster itu terengah-eangah
"Baiklah" Ujar Kian langsung bergegas.
#Restoran
Pagi itu terlihat banyak pelanggan yang membeli sarapan direstoran Keluarga Karina, sampai ia melupakan masalahnya.
Tak berapa lama Karina dan beberapa karyawannya akhirnya bisa beristirahat.
"Semakin hari pelanggan kita semakin meningkat, ya." Ujar Salah satu karyawannya
"Mn, syukurlah itu sangat bagus." Ujar Karina.
.
Sore pun Tiba, Karina bergegas untuk pulang. Saat sampai rumah, Keadaan Rumah begitu sepi karena Theo dan juga Kian belum pulang.
Arin perlahan berjalan menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Ketika Sampai kamar ia melihat Photo besar pernikahannya yang terpasang di dinding, Karina berdiri dan menatapnya dengan mata yang berlinang.
Lalu ia pun berlalu, Karina menyimpan tasnya dan menuju kamar mandi, Ia menyalakan Kran Air dingin untuk mengisi bethub.
Setelah air Bethub penuh, ia pun mulai menginjakkan kakinya dan merendam seluruh tubuhnya, Ia memejamkan matanya beberapa saat untuk menghilangkan Rasa stresnya.
Pukul 22.30
Lampu rumah terlihat mati dan hanya lampu Ruang makan yang menyala, dan kala itu Theo pulang, Ia sangat terkejut ketika melihat Karina sedang berada diruang makan dengan 1 gelas wine dengan Rambut yang basah.
"K-karina Nuna?" Panggil Theo
"Kau mau menemani aku minum?" Tanya Karina dengan mata yang sembab
"E-eo baiklah" Ujar Theo lalu duduk dihadapan Karina.
Kini ada 2 gelas wine dimeja makan, Karina duduk dengan memeluk kedua lututnya, Theo yang melihat itu hanya terdiam.
"Aku akan bercerai dengan Kian."
"APA?!"Ujar Theo syok
"Aku akan memintanya untuk menyiapkan surat perceraiannya." Ujar Karina lalu minum
"Karina, kau tidak boleh seperti ini. Aku yakin Kian hyung sangat mencintaimu, Tapi kau tau Kian Hyung bukan tipe lelaki yang—“
"Aku sudah memutuskannya. Sebelum aku menikah dengannya aku pernah mengatakan, Jika aku tidak ingin Menikah, Aku tidak ingi Jatuh Cinta lagi—“
"Tapi kau sudah jatuh cinta pada Kian hyung" Ujar Theo
Karina pun menatap Theo dengan mata yang berlinang.
"Aku bisa melihatnya dari matamu, Kau mencintainya" Ujar Theo
Karina pun menundukan Kepalanya, menutup mulutnya dan menangis .
Karina Hanya menangis sesegukan, dan Theo hanya terdiam. Tak lama kemudian Karina pun menghapus Air matanya.
"Malam itu Aku berniat menjemput Kian, karena Kian tidak membawa mobil dan payung. Saat aku sampai dihalte depan rumah sakit Aku melihat Wanita itu sedang memeluk Kian. Aku langsung menarik wanita itu, menjauhkannya dari Kian. Tapi Kian malah marah padaku, dan ketika aku mengajaknya untuk pergi dia melepaskan tanganku. Kian menggendong wanita itu menuju Rumah sakit." Ujar Arin
"Wanita itu siapa?" Tanya Theo
"Miya, Dia yang sudah mengambil semua kebahagiaanku, Karirku, Kebahagiaan keluarga ku dan Calon suamiku. Dia sudah mengambil terlalu banyak kebahagiaan dariku. dan aku tidak ingin kehilangan kebahagiaanku untuk kesekian kalinya." Ujar Karina.
.
Pukul 02.30 dini hari
Kian saat itu baru pulang, Wajahnya terlihat sangat lelah, saat ia memasuki kamar ia melihat Karina yang tidur disofa.
Kian menghampiri Karina sambil melonggarkan dasinya dan membuka kancing atasnya. Kian duduk dibawah, Karina masih tidur membelakanginya.
"Karina..." Ujar Kian seraya menempelkan Keningnya dipunggung Karina.
Karina langsung membuka matanya perlahan.
"Hari ini aku sangat lelah. Banyak pasien dengan keadaan kritis, Ketika aku menyelesaikan 1 pasien aku pindah kepasien yang lain, begitu terus. sampai aku tidak sempat memakan bekal yang sudah kau siapkan untukku, Maafkan aku." Ujar Kian
Karina hanya terdiam.
"Karina..."
"Ganti pakaian mu, dan istirahatlah." Ujar Karina tanpa menoleh pada Kian.
"Aku tidak akan tidur Jika kau—“
Karina langsung beranjak dan mengambil piama milik Kian, Lalu Karina membantu Kian berdiri dan membuka kan kancing Kian, Tapi kian menahannya. Karina menatap Mata kian dengan matanya yang sembab.
"Kenapa matamu? Apa yang kau tangisi?" Tanya Kian
"Lepaskan, Aku akan mengganti pakaianmu." ujar Karina
"Kau masih marah padaku tentang kejadian itu?" tanya Kian
Karina melepaskan tangan Kian.
"Aku tidak ingin membahasnya sekarang." Ujar Karina.
"Kau marah karena—“
"HENTIKAN, AKU BILANG TIDAK INGIN MEMBAHASNYA" teriak Karina yang sangat marah
"Karina kenapa kau seperti ini?"
"Jangan katakan apa pun!"Ujar Karina seraya menahan tangisnya
"Jika kau marah padaku, Marahlah padaku. Kau bisa menghukumku" Ujar Kian
Karina hanya Terdiam lalu pergi, Tapi Kian tak membiarkan Karina pergi, Kian menarik tangan Karina.
"JANGAN MENGHINDARIKU." bentak Kian
"LEPASKAN!" teriak Karina seraya menghempaskan tangan Kian.
Kini Amarah Karina sudah meledak.
"AKU SANGAT MARAH DAN KECEWA PADAMU. KAU TIDAK TAU SIAPA DIA, SEMUA YANG DIA LAKUKAN, SEMUA YANG DIA RENCANAKAN HANYA INGIN MEREBUT KEBAHAGIAANKU. KETIKA DIA SUDAH KEHILANGAN SESUATU DIA AKAN MENGAMBIL SESUATU DARIKU YANG SANGAT AKU CINTAI" teriak Karina seraya menangis
"Kenapa prasangka mu sangat Negatif padanya, apa yang sudah dia lakukan padamu?" Tanya Kian
"Dia sudah mengambil semua kerja keras ku dan ayahku, dia mengambil rumahku, Kebahagiaan Keluargaku, kepercayaan keluarga, dan Calon suamiku" ujar Karina dengan penekanan
Mendengar itu Kian hanya terdiam dan menatap Karina.
"Kau tidak akan pernah mengerti perasaanku. Kau tidak akan mengerti Rasa takutku akan kehilangan dirimu, tapi kau malah melepaskan tanganku saat itu dan memilihnya. Kau meninggalkanku sendirian ditengah hujan" Ujar Karina seraya menangis.
Karina pun menghapus Air matanya dengan kasar.
"Kau harus segera menyiapkan Surat perceraian, waktu kita tinggal 1 minggu lagi." Ujar Karina lalu pergi.
Kian masih mematung, ia tak bisa melakukan apa pun.
.
Ke esokan Harinya
Seperti biasa Karina menyiapkan makanan untuk Kian dan Theo, setelah itu Karina pun pergi.
Tak begitu lama Theo dan Kian pun keluar, mereka berdua langsung duduk di kursi makan dan mulai sarapan, tapi Theo merasa ada yang aneh dengan Kian.
"Hyung kau baik-baik saja?" Tanya Theo
"Emmhh" Gumam Kian
"Karina?" tanya Theo
"Dia sudah pergi kerestorannya" Ujar Kian
"ohh begitu" Ujar Theo lalu makan
"Aku akan bercerai dengannya" Ujar Kian
Theo menelan makanannya dengan Kasar.
"Hyung kau bercandakan" Ujar Theo
"Itu memang sudah rencana kita dari awal, Waktu pernikahan kita hanya 6 bulan setelah itu kita bercerai, itu kesepakatan kita dari awal, dan kau saksinya" Ujar Kian
"Tapi hyung—“
"Hari ini mungkin aku akan mengambil jaga malam jadi aku tidak akan pulang" Ujar Kian lalu pergi
Theo hanya terdiam kebingungan.
"Kenapa menjadi seperti ini"Gumam Theo
.
#Rumah Sakit
Saat sampai dirumah sakit Kian langsung bekerja, Ia terlihat Sangat sibuk. Tapi tiba-tiba seorang suster menghampirinya.
"Dok, Pasien bangsal 321 mencari anda" Ujar Suster itu
"Emmhh baiklah" Ujar Kian
Kian pun pergi kebangsal 321, tapi saat Kian menelusuri koridor ia tak sengaja menabrak seorang lelaki.
"Maaf, Anda baik-baik saja" Ujar Kian
"Ahh Nde, maaf. tunggu, Kau suami Karina kan." Ujar Lelaki itu yang tak lain adalah moon jin
Kian terlihat terdiam dan tersenyum pahit.
"Hallo namaku Kwon Moon Jin." Ujar Moon Jin
"Hallo, bagaimana kesehata mu?"
"Sangat baik, berkat dokter" Ujar Moon jin
"Kau menjenguk saudaramu?"Tanya Kian
"Saudara? Saudara siapa?" Tanya Moon Jin kebingungan
"Miya.."Ujar Kian
"Miya? Miya adalah istriku Dok" ujar Moon Jin
"Istrimu?" Tanya Kian terkejut
"Bisa kita bicara sebentar?" Ujar Moon Jin
Moon Jin pun menuju Ruangan Kian dan menceritakan semua permasalahan Karina dan Juga Miya.
Mendengar semua kejelasan dari Moon Jin, Kian Hanya terdiam.
"Aku sudah meminta Karina untuk kembali padaku, Tapi dia menolaknya. Aku dan Miya akan bercerai. tapi setelah mendengar kondisi Miya seperti itu aku akan membicarakannya. Aku ingin Miya berubah" Ujar Moon jin
"Aku juga minta maaf, Karina sudah berburuk sangka pada Miya" Ujar Kian
"Tidak, Karina pasti mengalami trauma setelah kehilangan kebahagiaannya berkali-kali karena Miya, Kau harua bisa mengerti dia. Dia hanya takut Jika Miya akan mengambilmu" Ujar Moon Jin
#Restoran
Malam itu Karina terlihat sedang berbicara dengan seorang pelanggan lelaki, Karina terlihat sangat dekat dengannya.
Kian Yang baru saja Turun dari mobil dengan 1 buket bunga langsung Terbakar Api cemburu ketika melihat Karina sedang bersama seorang lelaki.
Melihat itu Kian pun langsung kembali ke mobil dan pergi.
#Rumah Theo
pukul 22.00
Malam itu Karina pun pulang dengan membawa beberapa makanan. Karina menuangkan beberapa makanan itu kedalam wadah.
"Karina Nuna." Ujar Theo yang beru keluar dari kamarnya
"Kau sudah makan malam?" tanya Karina.
"Aku sudah makan bersama teman-temanku. Kian Hyung yang belum makan, Dia ada diruang kerjanya " Ujar Theo
"Aku akan mengantarkan makanan ini padanya"Ujar Karina Lalu pergi.
#Ruang kerja Kian
Karina pun masuk dengan membawa satu mangkuk makanan.
"Theo bilang kau belum makan malam, Jadi aku bawakan—“
"Terima kasih." Ujar Kian yang masih fokus pada pekerjaannya
"Emmhh" gumam Karina
dan Karina pun pergi.
Setelah Karina pergi, Kian pun berhenti dan menyandarkan punggungnya dikursi, Kian mengepalkan tangannya Lalu beranjak.
Kian pergi kekamarnya dan mendapati Karina sedang mengemasi barang-barangnya.
"Kenapa kau mengemasi barang-barangmu?" tanya Kian
"Besok aku akan kembali kerumah Orang Tuaku." ujar Karina.
"Tidak...tidak...tidak bisa." Ujar Kian seraya menutup Koper Karina.
"Kenapa?"Tanya Karina
"Kau tidak bisa memutuskan semua ini sendirian—“
"Ini bukan masalah kau dengan Miya, tapi ini kesepakatan Kita, Waktu pernikahan ini hanya 6 bulan, setelah itu kita akan bercerai" Ujar Kian
Kian Hanya terdiam menatap Karina.
"Kau lupa dengan kesepakatan kita?" Tanya Karina.
"Aku ingin membatalkan kesepakatan itu" Ujar Kian
"A-apa maksudmu? Jika kau ingin membatalkan Kesepakatan itu—“
"Aku tau, Aku harus membayarmu. Baiklah Aku akan membayar berapa pun itu, apa pun yang kau inginkan aku akan memberikan itu." Ujar Kian
"Kenapa kau menjadi seperti ini?" Tanya Karina.
Kian Hanya terdiam, Kini Air mata Kian menetes untuk pertama kalinya. Karina yang melihat itu Sangat terkejut.
To Be Countinue...